Mencari Secercah Kebaikan FPI - Jurnal Darul Azis

Mencari Secercah Kebaikan FPI

Mencari Secercah Kebaikan FPI

Dalam beberapa hari ini, popularitas FPI di jagat dunia maya kembali melejit --yang tentu juga berimbas pada pandangan mata dan pikiran saya sebagai pengguna aktif internet. Ini lantaran beberapa aksi mereka santer menjadi berita populer  di media-media online, baik media abal-abal maupun media arus utama. Dan kesemuanya itu pasti dibingkai dengan sudut pandang FPI vs Ahok

Karena intensitas pemberitaan yang kian padat seperti jumlah kendaraan di Indonesia itulah, saya yang mulanya gemas-gemas kucing dengan FPI pun lama-kelamaan jadi penasaran dan agak simpatik dengannya. Atau lebih tepatnya sih, saya merasa kasihan dengannya karena terus-terusan jadi bulan-bulanan dan bully-bully-an umat manusia. Apalagi jika yang mbully adalah kelompok intelektual, maka semakin besarlah rasa kasihan saya terhadap FPI.

Sebab tahulah kita bagaimana kondisi mereka sekarang, jika dibandingkan jumlah orang yang membenci FPI dan yang mencintai FPI pasti lebih banyakan yang membenci FPI. Ini bisa dibuktikan dengan misalnya, ketika mendengar kata ‘FPI’ apakah yang pertama kali terbayang dalam benak Anda? Pasti tak jauh-jauh dari kerusuhan, penjarahan, kedunguan, dan kelucuan.

Karenanyalah, saya yang merasa kasihan ini kemudian terdorong untuk mencari secercah kebaikan dari dalam diri FPI. Saya percaya, sejalan dengan stempel-stempel buruk yang dilekatkan di jidat FPI, pastilah ada secercah kebaikan di dalamnya. Seiblis-iblisnya iblis saja masih ada kebermanfaatannya kok, masa’ FPI enggak ada? Kan lak yo mustahil.

Alhasil, segenap mesin pencarian pun mulai saya hidupkan, saya panasi demi menjalankan sebuah misi mulia ini. Pertama-tama akses yang saya masuki adalah markas mereka, yang di Yutub. Saluran Yutub Markaz Syariah menjadi yang pertama saya sambangi. Saya ingin menonton aktivitas mereka di luar yang diberitakan media (massa?) arus utama.

Mengapa saya langsung menuju ke markas-markas mereka?

Karena saya sudah merasa kenyang dengan perspektif orang di luar FPI, maka sudah selayaknya saya membaca FPI dari perspektif mereka sendiri, untuk kemudian saya tarik kesimpulan-kesimpulan kecil. Karena inilah salah satu cara untuk saya bisa adil sejak dalam pikiran seperti yang dinasihatkan Pram.

Untuk beberapa waktu lamanya, saya menonton video-video mereka mulai yang berisi dialog, persidangan, dan hingga ceramah Habib Rizieq dengan gaya bicaranya yang sangat fasih seperti orang ngaji itu. Tak cuma menonton video-video mereka, saya juga mengunjungi website resmi dan tulisan-tulisan pro-FPI di beberapa situs. Barulah setelah saya rasa cukup. saya kemudian memberanikan diri untuk menarik kesimpulan berikut.


1.    FPI Punya Pemimpin Orator Ulung (Yang Mungkin Juga Merupakan Penggemar Bung Karno)

Ini adalah kebaikan pertama yang berhasil saya catat mengenai sosok Imam Besar FPI. Bagi Anda yang belum pernah menonton ceramah Habib Rizieq, cobalah sekali-kali untuk menontonnya. Maka Anda akan tahu betapa membaranya semangat Habib Rizieq dalam berdakwah dan memberikan pencerahan kepada umat dan kader-kadernya. Dakwah dan pencerahan itu ia sampaikan dengan berapi-api, laiknya orator ulung macam Bung Karno dan Bung Tomo. Saya menduga, Imam Besar FPI ini sejatinya adalah penggemar sosok Bung Karno dan Bung Tomo.

Oh iya....dalam setiap ceramahnya, Habib Rizieq juga selalu menekankan agar kader mudanya senantiasa berhati-hati dengan paham-paham radikal. Habib Rizieq tampaknya juga sadar betul bahwa pemuda memiliki peran penting bagi keberlangsungan perjuangan FPI dalam membela Islam.

Saya melihat pengaruh Sukarno begitu kuat dalam setiap ceramah sang Habib.


2.    FPI Itu Lebih Nasionalis
Berbeda dengan kelompok lain yang menginginkan tegaknya khilafah islamiyah, FPI justru sebaliknya, kadar nasionalismenya terbilang cukup tinggi. Dan hal tersebut pantas saya catatkan sebagai bagian dari kebaikan FPI.

Mungkin sikap nasionalis itu juga merupakan cipratan dari pemimpin FPI yang (bisa jadi) penggemar Bung Karno itu. Bayangkan, setiap kali berceramah Habib Rizieq selalu menyeru agar para kadernya senantiasa siap melawan musuh bangsa dan negara, seperti Amerika dan bangsa asing yang berusaha merongrong kedaulatan negara.

Saya jelas bangga dengan sikap nasionalis FPI ini, sambil suatu waktu saya ingin juga menambahkan petuah Bung Karno yang menyataken bahwa musuh terberat bangsa Indonesia adalah anaknya sendiri.

Eh..., Habib Rizieq kan penggemar Bung Karno? Pasti tahu lah ya.

Tapi meskipun demikian, agaknya kadar nasionalisme FPI memang masih perlu dipupuk lagi terutama mengenai sejarah perjuangan bangsa berikut tokoh-tokohnya. Tentu salah satu tujuannya adalah agar mereka lebih mengenal Tan Malaka.


3.    FPI Sangat Anti Korupsi

Tampaknya FPI memang sangat konsisten dengan amar ma’ruf nahi munkar-nya. Sebagai organisasi masyarakat yang gemar memerangi kemaksiatan dengan caranya sendiri itu, FPI sangat menentang praktik korupsi di Indonesia, terlebih lagi jika itu terjadi di DKI Jakarta dan menyangkut Ahok.

Dengan adanya FPI ini, saya rasa kekuatan akan menjadi seimbang--di saat hampir kebanyakan orang memuja dan memuji Ahok. Keberadaan kelompok masyarakat macam FPI ini sangat penting, mengingat berdasarkan teori yang saya peroleh selama duduk-ngantuk-teklak-tekluk di bangku kuliah, korupsi itu rawan terjadi tatkala sebuah kekuasaan dijalankan dengan tanpa pengawasan. Dan FPI adalah si pengawas itu, tentu setelah Tuhan, malaikat, KPK, DPRD, dan media massa.

Anda ingat kenapa dulu Soeharto gemar membungkam pihak-pihak yang mengawasinya? Karena Soeharto tahu betul bahwa semakin banyak pihak yang mengawasinya, maka praktik-praktik menyimpang dalam kekuasaannya akan terkuak, sehingga membuat masyarakat ‘resah’ dan itu bisa ‘mengancam stabilitas negara’. 

Itulah saya rasa, urgensi eksistensi FPI di Indonesia. 


4.    FPI adalah Front Pembela Islam

Biar bagaimanapun juga, mulai sekarang kita semua juga harus mulai belajar untuk memahami niat baik FPI yang ingin berjuang membela Islam. Setiap manusia di dunia ini, saya rasa tidak boleh kita larang untuk ikut berjuang membela Islam, baik mereka yang beragam Islam maupun yang bukan. Yang paham Islam maupun yang belum begitu paham. Tentu dengan interpretasi dan caranya masing-masing. Dan FPI sedang menjalankan misi itu.  Kita doakan saja.
Please write your comments