Rumusan Tentang Uang, Waktu, dan Tenaga yang Akan Membuat Anda Berkata “Iya Juga Ya” - Jurnal Darul Azis

Rumusan Tentang Uang, Waktu, dan Tenaga yang Akan Membuat Anda Berkata “Iya Juga Ya”

Rumusan Tentang Uang, Waktu, dan Tenaga yang Akan Membuat Anda Berkata “Iya Juga Ya”

Ingatkah Anda dengan kehidupan masa kecil dulu? Selalu bermain setiap saat tanpa pernah merasa kelelahan hingga tak jarang kemudian membuat Anda sakit dan orangtua pun jadi kelimpungan. Seperti tak ada jeranya, keesokan harinya ketika sudah sembuh Anda pun kembali bermain dengan semangat yang lebih menyala. Bermain lagi dan bermain lagi. Semua waktu yang Anda miliki kala itu, lebih banyak Anda gunakan untuk bermain dan bermain. Di mata Anda, semua terlihat sebagai mainan. Di tangan Anda, semua bisa jadi mainan. Di pikiran Anda, yang terpikir hanyalah 'bagaimana caranya agar bisa puas main bermain bersama teman?'.

Hanya saja saat itu, saya yakin di antara Anda banyak yang mengalaminya, Anda tidak punya cukup banyak uang--kecuali dulu Anda termasuk anak-anak yang dimanja atau terlahir dari rahim orangtua yang kaya-raya. Padahal saat itu Anda sangat membutuhkan uang; untuk membeli mainan, jajan, atau pergi bermain bersama teman. Alhasil, Anda sering merajuk atau harus berhemat dengan cara menyisihkan uang jajan. Anda harus bersahabat dengan kesabaran dan akrab dengan "kemiskinan". Mau bekerja, rasanya tidak mungkin karena usia masih belum memungkinkan. 

Keceriaan masa kanak-kanak/Ilustrasi via www.mattkoenigphotography.com

Demikianlah, sebagian energi dan masa kecil Anda dulu, Anda gunakan untuk bermain meski saat itu tak punya cukup banyak uang. Tak cuma Anda, saya pun juga merasakan hal yang serupa. Dan saya yakin, ada banyak orang yang juga merasakan masa-masa kecil seperti itu.

Sampai kemudian, Anda tumbuh menjadi orang dewasa, seperti sekarang ini.

Sekarang, semuanya telah jauh berbeda. Secara usia Anda sudah bukan lagi anak-anak. Secara kepribadian, Anda sudah sedemikian matang dan dewasa. Anda kini juga sudah punya banyak tanggungjawab mulai dari tanggungjawab terhadap pribadi (sebagai manusia ciptaan Tuhan), tempat Anda bekerja, keluarga hingga tanggungjawab terhadap masyarakat. Di satu sisi Anda harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup (keluarga/pribadi) Anda dan di sisi lain Anda juga harus bermasyarakat. Anda harus membagi tenaga, waktu, dan materi Anda untuk berbagai tanggungjawab itu.

Katakanlah saat ini Anda masih punya cukup energi dan sudah berpenghasilan sehingga Anda punya cukup banyak uang. Namun untuk mendapatkan penghasilan (uang) tersebut, ternyata Anda harus mengorbankan banyak waktu yang miliki, juga tenaga yang Anda miliki. Ada barter tenaga, waktu, dan uang di sana. Saya pun yakin, ada begitu banyak manusia di dunia ini yang mengalami jalan hidup serupa. Anda tidak sendiri. Seakan memang seperti itulah polanya. 

Manusia dan kesibukannya/Ilustrasi via mrperspective.com

Demikian terus sampai kemudian Anda menjadi tua.


Baiklah... saat ini Anda memang masih belum menjadi tua-renta. Tapi bisa Anda tengok di sekiling Anda : ibu/bapak, kakek/nenek, paman/bibi Anda. Mereka sekarang sudah semakin tua. Tidak seperti Anda saat ini, mereka lebih punya banyak waktu untuk berada di rumah bersama pasangan dan anak-cucunya. Mungkin mereka juga punya cukup banyak uang tabungan, akumulasi hasil mereka bekerja selama masih seusia Anda. Mereka terkesan agak lebih santai dibandingkan Anda; dibandingkan saat mereka masih seusia Anda.


Namun lihat, lihat lagi...mereka sudah tidak punya cukup tenaga seperti Anda. Mereka tidak sekuat dulu. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang mengidap penyakit atau mungkin sudah jatuh sakit. Mereka tak benar-benar bisa menikmati hari tuanya.

Demikian pulakah kehidupan (masa tua) Anda kelak? Sepertinya memang iya. Kehidupan Anda, kehidupan kita semua tak akan jauh berbeda dengan mereka. Karena memang seperti itulah pola hidup ketika kita semua telah beranjak tua. Punya cukup waktu dan uang, namun tidak punya cukup energi.

Apa yang bisa kita ambil dari narasi di atas?

Sebuah pelajaran tentu saja. Ya, sebuah pelajaran yang sayangnya saya tak mampu untuk menyimpulkannya. Silakan Anda simpulkan sendiri. Dengan akal (pikiran) dan hati (rasa).
Saya hanya mampu mengajak Anda untuk berdoa semoga kita mampu melewati semua masa-masa itu dengan baik bercurah pertolongan dan kasih sayang-Nya. Aamiin. (DA)


[Tulisan ini diinspirasi oleh gambar di bawah]

Rumusan Tentang Uang, Waktu, dan Tenaga Terhadap Usia/Ilustrasi via www.dreamstime.com
Please write your comments