Yuk Bangkitkan Optimisme, Menuju Indonesia Maju - Jurnal Darul Azis

Yuk Bangkitkan Optimisme, Menuju Indonesia Maju

Yuk Bangkitkan Optimisme, Menuju Indonesia Maju

Pada 2030, Indonesia diprediksi akan menjadi negara  kekuatan ekonomi dunia ke-5


Seperti sebuah kapal yang sedang berlayar di tengah samudera dan kita semua sedang berada di dalam kapal itu. Tentu kita harus memastikan agar jangan sampai kapal yang tengah kita tumpangi itu berlubang. Juga jangan sampai ada orang yang melubangi kapal. Karena jika hal itu sampai terjadi, akan tenggelamlah kita.

Demikianlah Indonesia. Demikianlah kita, manusia Indonesia. Ia saat ini sedang bergerak dan bertransformasi menjadi negara maju. 

Pada 2030 mendatang, menurut laporan PricewaterhouseCoopers (PwC), Indonesia diprediksi akan masuk 5 besar negara kekuatan ekonomi dunia menyusul Cina, Amerika Serikat, India, dan Jepang.

Harus Optimistis

Hal ini seharusnya menjadi salah satu pemicu optimisme kita. Sehingga kemudian kita semakin terdorong untuk bahu-membahu dan bekerja bersama mewujudkannya. Kalau kata orang Jawa, sing penting yakin sik.

Ilustrasi: Bapeda Jabar

Namun kita juga tidak memungkiri kondisi Indonesia saat ini, di tengah pesatnya kemajuan teknologi, yang masih dihadapkan pada banyak persoalan, khususnya di bidang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. 

Hal ini ditandai oleh masih masifnya persebaran informasi-informasi bohong dan bermuatan SARA di media sosial. Setiap hari selalu ada saja kegaduhan-kegaduhan baru. 

Sebagai salah satu akibatnya, segenap sumber daya kita (kuota internet, pikiran, tenaga, waktu, fokus, dan uang) pun kemudian lebih banyak terkuras untuk mengurusi hal-hal tersebut. 

Pada titik paling ekstrim, kondisi tersebut akan membuat banyak orang menjadi pesimistis terhadap kemajuan bangsanya sendiri.

Padahal jika sumber daya itu kita arahkan untuk hal-hal yang lebih positif, mendukung program pembangunan pemerintah misalnya, akan menimbulkan manfaat yang sangat besar bagi negara ini. Sehingga mimpi untuk menjadi negara maju pun, kita yakin akan segera terwujud.

Oleh karena itulah diperlukan partisipasi aktif dari semua pihak untuk menanggulangi persoalan itu. Karena sebenarnya sudah banyak sekali program pemerintah yang telah dilakukan, namun sayangnya hasil-hasil pembangunan itu kurang tersosialisasikan dengan baik.

Ajakan tersebut disampaikan Bapak Dedet Surya Nandika, Direktur dari Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam acara Flasblogging "Menuju Indonesia Maju" Jumat (6/4) di Yogyakarta.

"Para blogger dapat berkontribusi dalam menyosialisasikan program-program pemerintah." ujarnya kepada 75 blogger yang hadir dalam acara tersebut.

Di Yogyakarta sendiri menurut Kabid Informasi dan Komunikasi Dinas Kominfo DIY, Bapak Bayu Februarino Putro, terdapat sumber daya yang berlimpah dalam kaitannya dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. 

Selama ini pun, Dinas Kominfo DIY sangat aktif melibatkan netizen dalam berbagai kegiatan dan sosialisasi program pemerintah.

"Tahun ini kami akan membangun Co-Working Space yang ramah difabel. Nanti di dalamnya juga terdapat 2 ruang pertemuan berkapasitas 20-30 orang, ruang studio untuk pembuatan animasi, dan ruang pertunjukan seni." paparnya.

Menuju Indonesia Maju: Dimulai Dari Membangun Infrastruktur dan SDM

Apabila ditelisik lebih jauh, sebenarnya potensi dan peluang Indonesia untuk menjadi negara maju sudah semakin terlihat nyata dan menjanjikan. 

Populasi penduduk yang begitu banyak (261 juta jiwa pada tahun 2016) serta memasuki masa bonus demografi, merupakan modal besar bagi kemajuan negara ini. 

Selain itu, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia saat ini juga semakin terlihat kinerja serta hasilnya.  

Target pembangunan jalan di Indonesia 2015-2019 [katadata.co.id]

Bapak Andoko Darta dari Tim Komunikasi Presiden mengatakan di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo, pembangunan di Indonesia diupayakan untuk dapat lebih adil dan merata. 

Hal tersebut ditunjukkan oleh komitmen pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia, tidak hanya Jawa seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya.


Kebijakan BBM satu harga untuk seluruh wilayah Indonesia merupakan salah satu bukti bahwa pemerataan dan keadilan itu benar-benar diupayakan oleh pemerintah.

"Pak Jokowi selalu bilang untuk menjadi negara maju, infrastruktur dan sumber daya manusianya harus kuat. Tahun 2015 merupakan momen peletakan fondasi pembangunan infrastruktur dan SDM di Indonesia. Tahun 2016, presiden meminta agar pembangunan dipercepat. Sedangkan tahun 2017-2019 adalah tahun pemerataan pembangunan yang berkeadilan." papar Pak Andoko.

Dalam acara tersebut Pak Andoko juga menyampaikan sisi lain kehidupan di istana negara. Di era keterbukaan informasi ini, masyarakat sudah semakin mudah untuk mengetahui bagaimana kondisi istana tanpa harus datang langsung. Melalui saluran Youtube "Sudut Istana", masyarakat dapat melihat apa yang ada dan terjadi di istana negara.



Menyajikan Konten Blog yang Menarik

Agus Mulyadi (kiri) dan moderator

Acara yang diselenggarakan oleh Dirjen Komunikasi dan Informasi Publik ini juga memghadirkan blogger kondang asal Magelang, Agus Mulyadi. 

Kehadiran Agus Mulyadi dalam acara ini selaras dengan upaya penyebaran informasi di internet secara positif yang terus didorong oleh Kemenkominfo. Karena biar bagaimanapun, hanya konten yang menariklah yang akan dilirik pembaca. Sepositif apa pun sebuah konten, jika tidak disajikan secara menarik, maka ia tidak akan menggugah minat pembaca.

Gus Mul, pria muda ini akrab disapa, banyak menceritakan pengalamannya selama bergelut di dunia tulis-menulis di blog.  Redaktur Mojok.co itu juga memberikan beberapa tips seputar penulisan konten blog.

Menurutnya, konten blog yang menarik pembaca Indonesia ialah yang dekat dengan dunia penulis, kontekstual dengan kondisi atau isu-isu terkini, memiliki gaya bahasa yang khas, serta disisipi kutipan-kutipan menarik.
"Ada banyak hal di sekitar kita yang bisa diangkat menjadi tulisan. Saya sudah membuktikan, hal-hal yang sederhana ketika diangkat menjadi sebuah tulisan ternyata memiliki daya tarik tersendiri bagi pembaca." ujarnya.
Penulis buku Jomblo Tapi Hapal Pancasila, Bergumul dengan Gus Mul, dan Diplomat Kenangan itu juga berpesan agar blogger hendaknya juga realistis dalam menggeluti dunia blog dan tulis-menulis. Terlebih apabila kegiatan ngeblog dan menulis belum mampu menjadi sumber penghasilan utama.
"Jangan terlalu menuruti passion. Porsi passion itu 60 persen saja sudah cukup, selebihnya ya kerja." pesannya.

Darul Azis
Please write your comments