Akhirnya saya tak kuasa untuk menahan jari dari mengetik tulisan tentang politik. Apalagi setelah melihat kejadian-kejadian absurd pascapemilu beberapa hari ini.
Tulisan kali ini adalah tentang cara berpolitik Haji Ahmad Prabowo Subianto, yang saya beri nama politik kasak-kusuk.
Jadi begini,
Bahwa jika pun misalnya hasil perhitungan KPU ternyata tidak memberikan kemenangan pada Prabowo, itu lain soal. Tidak penting. Karena yang terpenting adalah bahwa di dalam pikiran pendukungnya, Prabowo adalah presiden terpilih dalam Pilpres 2019.
Tulisan kali ini adalah tentang cara berpolitik Haji Ahmad Prabowo Subianto, yang saya beri nama politik kasak-kusuk.
Jadi begini,
Bahwa jika pun misalnya hasil perhitungan KPU ternyata tidak memberikan kemenangan pada Prabowo, itu lain soal. Tidak penting. Karena yang terpenting adalah bahwa di dalam pikiran pendukungnya, Prabowo adalah presiden terpilih dalam Pilpres 2019.
Bahwa ternyata sebuah survei telah dilakukan secara benar sesuai dengan prosedur ilmiah, itu lain soal. Sebab yang terpenting adalah pendukung Prabowo percaya bahwa lembaga/hasil survei itu abal-abal, pesanan, dan dilakukan tidak ada tujuan lain selain untuk penggiringan opini.
Bahwa jika ternyata proses penyelenggaraan pemilu telah diupayakan seindependen, seprofesional, sejujur, dan seadil mungkin, itu lain soal. Itu tidak penting. Karena yang terpenting adalah di dalam pikiran pendukungnya, Prabowo, dalam Pilpres 2014 dan 2019 telah dicurangi.
Perkara nanti tidak akan ada gerakan People Power, itu tidak penting. Sebab yang terpenting adalah koar-koar dulu. Sehingga People Power akan dianggap sebagai gerakan yang sudah pasti akan ada.
Perkara bahwa ternyata kabar tentang delapan puluh juta surat suara sudah tercoblos tidak terbukti, itu lain soal. Tidak penting. Karena yang terpenting adalah pendukung Prabowo percaya bahwa ada surat suara yang sudah tercoblos.
Perkara bahwa ada surat suara yang tercoblos, dan lalu diviralkan, tidak penting siapa yang berbuat demikian itu. Tidak penting ada pelaporan kepada pihak berwajib. Tidak penting ada penyelidikan dan pembuktian. Karena yang terpenting adalah kabar itu sudah viral dan ada sebagian masyarakat yang meyakini bahwa perbuatan itu dilakukan oleh kubu 01.
Perkara bahwa sesungguhnya Jokowi tidak anti terhadap Islam, tidak pernah mengkriminalisasikan ulama, bukan PKI, itu lain soal. Sebab yang terpenting adalah di mata pendukung Prabowo, Jokowi itu antiIslam, tukang mengkriminalisasi ulama, dan PKI.
Perkara bahwa sesungguhnya Indonesia masih baik-baik saja dan masih punya masa depan yang juga baik dengan segenap indikator yang ada, itu lain soal. Sebab yang terpenting adalah di mata pendukung Prabowo, Indonesia kalau Presidennya bukan Prabowo, akan semakin kacau, bubar dan takterselamatkan.
Kalau kita amati, polanya selalu seperti itu. Sebuah kasus/isu, sengaja dilempar ke permukaan tidak dipedulikan benar tidaknya. Sebab yang terpenting adalah kasus/isu tersebut sudah tersebar luas dan sebagian orang sudah percaya bahwa kasus tersebut adalah benar adanya. Isu-isu dilempar secara berulang-ulang dan masif, sampai benar-benar tertancap dalam alam bawah sadar para target.
Tujuannya beragam. Namun satu hal yang paling ketara adalah itu mampu mengikat yang sudah berada dalam genggaman agar senantiasa setia. Yang di dalam genggaman itu adalah massa. Agar yang di dalam genggaman itu tidak lepas. Sebab mereka adalah lumbung pangan dan investasi masa depan bagi yang menggenggam.
Dalam kurun waktu 5 tahun ini, Prabowo berhasil menggenggam pendukungnya-yang-alam-bawah-sadarnya-sudah-terinstal-satu-nama-yakni-Prabowo-saja- dengan sangat baik. Sebagai buktinya, perolehan suara Prabowo pada Pilpres 2019 tidak jauh berbeda dengan Pilpres 2014.
Akan tetapi, cara berpolitik seperti itu, sungguh banal. Karena tidak mengajarkan kepada kita tentang berpikir dan bertindak secara adil, baik, dan benar. Tidak mengajarkan pada kita tentang pentingnya bukti dan kebenaran, serta keilmuan.
Cara berpolitik Prabowo selama ini hanya mengajarkan pada pendukungnya tentang rasa taksuka. Cara berpolitik Prabowo hanya mengajarkan tentang kesalahan di pihak lawan dan bukan kebenaran di pihaknya sendiri.
Cara berpolitik Prabowo hanya berbasis kasak-kusuk.
Dan itulah yang saat ini HARUS KITA LAWAN! KITA HENTIKAN!
KARENA TERLALU BERBAHAYA BAGI NEGARA YANG KUALITAS MASYARAKATNYA BELUM SEBERAPA BAIK INI.