Poster Kakus (Dok.Pri) |
Terkadang poster tersebut juga memuat kalimat agak panjang. Seperti peringatan agar pengguna kakus tidak membuang tisu, punting rokok, dan bekas pembalut secara sembaranga-termasuk membuangnya ke dalam lubang kakus-, melainkan ke tempat sampah yang telah disediakan. Jika sudah demikian, maka kita akan segera bisa mengerti berarti kadar permasalahan di kakus tersebut telah sangat keterlaluan dan akut.
Namun hanya melihat dari satu sisi saja, saya rasa kurang adil juga. Karena saya yakin, kelalaian pengguna kakus bisa juga disebabkan oleh faktor lain, seperti pemasangan poster yang kurang tepat. Seperti yang akan kita bahas kali ini.
Setelah sekian lama menjadi pengamat poster perkakusan, saya menemukan ada banyak sekali poster kakus yang cara memasangannya kurang sangkil dan mangkus. Misalnya ditempel pada sisi samping gantungan tas, di atas ember atau bak air, atau di tempel di belakang pintu. Tentu itu sebuah kesalahan, karena kemungkinan untuk terbaca akan menjadi sangat kecil. Mungkin karena hal itulah, pengguna kakus menjadi sering lalai.
Agar lebih tepat sasaran, poster hendaknya dipasang menghadap tongkrongan kakus, sehingga dapat terlihat dengan jelas oleh pengguna ketika mereka sedang melancarkan aksi.
Namun itu saja saya rasa belum ideal. Terutama jika dikaitkan dengan kebiasaan kencing berdiri kaum laki-laki. Sehingga sebagai penyempurnaan, dalam satu ruangan kakus perlu dipasang dua poster. Satu di depan tongkrongan, satu lagi di belakangnya.
Sudah cukup?
Belum. Selain itu, kita juga masih harus benar-benar mengepaskan tinggi rendahnya titik pemasangan. Untuk poster di depan tongkrongan, hendaknya dipasang setinggi 1 (satu) meter dari lantai kakus. Karena biasanya saat membuang hajat, pandangan mata akan naik sekitar 30 derajat dari garis lurus (ya, walaupun saat hajat keluar, sesekali pasti mata akan tertarik untuk melihatnya sih. Tenanglah, itu bukan bagian dari masalah.). Sedangkan untuk poster yang dipasang di belakang tongkrongan, hendaknya dipasang tidak lebih dari 1,5 meter dari lantai. Atau perkirakan saja poster tersebut setinggi dada orang dewasa. Karena biasanya, sesaat setelah menyaksikan keluarnya hajat dan lalu bergidik, kebanyakan orang akan mengangkat pandangan dan menatap ke depan. Saat itulah, poster akan terlihat dan terbaca jelas oleh mata.
Nah, jika kebetulan saat ini Anda sedang (berencana) ingin membuat poster semacam itu, saya harap Anda sudi memerhatikan hal-hal berikut.
Pertama, ketiklah tulisan pada kertas dengan orientasi tidur (landscape), agar tersedia ruang yang cukup lebar untuk Anda menuangkan tulisan. Untuk pemilihan ukuran kertas sih bebas. Mau A4 atau F4 terserah Anda. Asal jangan B5. Apalagi 36 C. Kegedean nanti.
Kedua, untuk judul, gunakan huruf jenis Cooper Std Black ukuran 48. Jangan lupa, bubuhkan dua tanda seru di belakang kata “Perhatian” sebagai penegas.
Ketiga, untuk poin-poin detilnya, gunakan huruf jenis Cooper Black ukuran 20, agar tulisan dapat terbaca dengan jelas oleh pengguna kakus. Penggunaan huruf jenis Piaybill, Lucida Calligraphy, Agency FB dan Calibri (seperti yang sudah otomatis di komputer/laptop Anda) sangat tidak disarankan. Karena jenis huruf tersebut terlalu mepet dan nggak eye catchy. Serta sangat membosankan!
Keempat, sebagai pengarah, gunakan bullet ceklis (hindari penggunaan bullet kotak, bulat, atau panah!), agar alam bawah sadar pengguna dapat langsung merespon perintah bahwa poin-poin tersebut harus benar-benar dilakukan, dengan sebenar-benarnya.
Kelima, tulisan tidak perlu dibingkai. Biarkan mereka bebas. Agar poster terkesan gede dan memancing mata untuk terus melihat.
Jika kelima hal di atas sudah Anda selesaikan, selanjutnya, Anda bisa segera mencetaknya. Oh iya, agar poster bisa lebih awet jangan lupa untuk melaminating/mengepresnya.
Setelah poster jadi dan siap untuk dipasang, perhatikanlah kembali poster tersebut. Bacalah kembali kalimat-kalimatnya. Jangan sampai ada yang salah. Bukan apa-apa, ini hanya untuk berjaga-jaga saja kalau-kalau ada polisi Ejaan Bahasa Indonesia yang kebetulan sedang kebelet dan buang hajat di sana.
Sebelum memasang, jangan lupa berdoalah semoga poster tersebut bermanfaat adanya.
Dan sebagai penutup, saya ingin mengucapkan kata "SELAMAT!" untuk Anda, karena telah berhasil mengukur sejauh mana perjalanan peradaban kita. Ya, melalui poster itu secara tidak langsung Anda sudah mendapatkan jawabannya.
Bahkan untuk menyiram kotorannya sendiri pun, masih harus diingatkan. Dan parahnya, itu belum mampu menjamin kakus akan bebas dari aroma kencing dan tahi serta puntung rokok, tisu, dan pembalut.