Pagi-pagi mendapatkan pesan dari seorang Profesor. Tapi kali ini bukan profesor di perguruan tinggi, melainkan profesor di sebuah usaha Persablonan Jakartawi.
Kami berkenalan, untuk menjalin keakraban, dan kemudian berlanjut pada kepentingan yang sesungguhnya; membicarakan partisi ruangan dari bambu yang sedang ia idam-idamkan.
Cas cis cus, diskusi soal desain dan ukuran. Dia merasa cocok. Siang nanti, dia akan mengukur ulang ruangan untuk memastikan produk yang ia pesan benar-benar pas.
Saat percakapan berlangsung, saya berkali-kali menyebut namanya. Saya kadang juga pakai kata "njenengan", dan "monggo".
Di dalam percakapan tersebut, saya berupaya untuk tampil sebagai penjual yang memahami kubutuhan dan keinginan pembeli.
Saya juga memberi kebebasan penuh padanya untuk memilih. Itu trik psikologis yang selalu saya gunakan dan seringnya dapat berujung pada transaksi (deal).
Terakhir, tak lupa saya mengucapkan terima kasih dan doa agar aktivitas dia hari ini dapat berjalan lancar.
Walhasil, saya jadi dapat kiriman doa kembali dan pengingat untuk minum kopi.