Instagram dan Kuliner - Jurnal Darul Azis

Instagram dan Kuliner

Instagram dan Kuliner



Oleh : Darul Azis*
Foto By Tetra Falensia


Pembaca mungkin pernah diajak teman atau saudara untuk makan/minum di suatu tempat karena tertarik dengan postingan foto di instagram. Atau mungkin pembaca justru mengalaminya sendiri ; ingin makan di suatu tempat karena tergiur dengan postingan foto di instagram. Tulisan ini akan membahas keterkaitan antara popularitas instagram sebagai media sosial dan kemajuan kuliner di Indonesia pada umumnya, dan di DIY pada khususnya.

Popularitas intagram saat ini memang terus menanjak, begitu pun dengan minat masyarakat Indonesia terhadap berbagai jenis kuliner, baik yang tradisional khas daerah, modern, serta makanan unik dan ekstrem. Belum pernah kita kaji secara lebih dalam, kepopuleran instagram sebenarnya telah membawa dampak signifikan bagi kemajuan kuliner di Indonesia.

Kecenderungan untuk mengabarkan segala jenis aktivitas di media sosial tanpa disadari telah menjadikan kita sebagai pengiklan usaha kuliner. Para penikmat kuliner dengan begitu senang dan ikhlasnya turut mempromosikan tempat-tempat makan yang (dianggap) menarik, enak, dan asyik, melalui foto-foto yang diposting di akun instagramnya masing-masing. Meski tujuan mereka sebenarnya bukan untuk mempromosikan, melainkan untuk bernarsis ria, namun toh pada akhirnya hal tersebut sama saja dengan mempromosikan makanan/minuman berikut tempatnya.

Bahkan di DIY sendiri, ada beberapa akun instagram yang secara khusus menyajikan informasi dan foto-foto seputar tempat makan/minum di bilangan DIY. Kehadiran akun-akun semacam ini tentu saja menjadi kabar baik tersendiri, baik bagi para pemburu berbagai jenis masakan, maupun bagi para pelaku bisnis kuliner. Para penikmat kuliner merasa terbantu dalam mendapatkan informasi kuliner di wilayah DIY. Sedangkan bagi pelaku bisnis kuliner merasa semakin terpromosikan oleh kehadiran akun-akun tersebut. Tak jarang pula pelaku bisnis kuliner juga menggandeng akun-akun semacam ini sebagai media promosi mereka, karena biayanya relatif lebih murah dibanding  menggunakan media lain.  

Tak hanya sampai di situ, peningkatan jumlah pengguna akun instagram ini tampaknya juga telah direspon para pelaku bisnis kuliner. Respon tersebut dapat kita lihat dari adanya pemberian diskon bagi konsumen yang mem-follow akun instagram tempat makan tersebut, atau bagi mereka yang memposting foto-foto makanan yang kemudian juga menandai teman-temannya di instagram –yang berarti juga sama dengan merekomendasikan. Sekarang ini rasanya sedikit sekali tempat makan yang tidak memiliki akun instagram sebagai media promosi gratis dan sangat menjanjikan itu.Beranjak dari fenomena ini, kita semua lantas berharap kelak masakan-masakan asli Indonesia dapat semakin memasyarakat, maju, dan mendunia. Terutama masakan-masakan tradisional khas daerah. Dalam hal ini, DIY dapat menjadi barometer kemajuan kuliner Indonesia dengan statusnya sebagai Indonesia mini. Ekspektasi ini akan membawa kita pada pilihan untuk lebih bijak dalam ber-selfie atau pun berfoto ria, yakni dengan tujuan menduniakan kuliner Indonesia.


(Artikel singkat ini pertama kali terbit di kolom Pojok Digital Skh. Kedaulatan Rakyat, 1 Juni 2015)
*Admin

Please write your comments