Mendaftar Program #MenyapaNegeriku - Jurnal Darul Azis

Mendaftar Program #MenyapaNegeriku

Mendaftar Program #MenyapaNegeriku


Beberapa waktu lalu, Kementerian Ristek dan DIKTI mengadakan program  #MenyapaNegeriku. Dalam program tersebut, peserta akan diajak berkeliling ke daerah-daerah pinggiran Indonesia untuk melihat secara langsung potret pendidikan di negara kita yang, menurut UUD 1945, 20 % APBN-nya digunakan untuk membiayai pendidikan itu. Program ini juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada publik untuk melihat langsung penyelenggaraan program Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T).
Pendaftar program ini pun kemudian membludak. Mencapai angka 40.000 pendaftar. Sehingga, oleh panitia, batas waktu pendaftaran pun terpaksa dipercepat. Sedianya, pendaftaran akan ditutup sampai pada tanggal 20 November, kemudian dipercepat dan ditutup pada 13 November lalu.  
Saya adalah satu di antara 40-an ribu pendaftar itu, yang alhamdulillahnya tidak terpilih. Haha. Setelah membaca postingan ini sampai selesai, Anda akan tahu kenapa saya tidak dipilih. Saya maklum.
Saya juga memaklumi mengapa pendaftar program #MenyapaNegeriku tersebut kemudian membludak. Karena selain gratis, juga dapet pesangon. Hal tersebut juga saya sampaikan dalam pengantar pendaftaran di badan surel saya. Berikut kutipannya :

Selamat Pagi Pak/Bu/Mas/Mbak Panitia Menyapa Negeriku




Bagaimana kabar Anda  pagi hari ini? Semoga tetap semangat ya dalam menerima dan menyeleksi surel yang masuk, yang saya yakin sangat buanyak sekali, sehingga cukup menguras tenaga, konsentrasi, waktu, dan pikiran Anda.
Bagaimana tidak banyak, gratis kok. Masih dapet pesangon lagi. Iya kan Pak/Bu/Mas/Mbak?

Karena itu jugalah saya mengirimkan surel sepagi ini Pak/Bu/Mas/Mbak. Selain karena ingin menyapa Anda, tentu agar dibaca lebih awal, juga mumpung sinyalnya kenceng. Hehe

Tadi sebelum mengirim email ini, saya juga sudah berdoa kepada Tuhan semoga saya terpilih. Karena konon, jam-jam segini ini Tuhan beserta malaikatnya turun dan mengabulkan doa hambanya. Doa saya tadi, semoga Tuhan memberikan yang terbaik deh buat saya. Aamiin
(Anda boleh ikut mengaminkan loh Pak/Bu/Mas/Mbak..hehe)

Oh iya, saya juga telah melampirkan formulir pendaftarannya. Silakan dibaca dengan hati gembira.
 Tentu saya juga berharap, semoga kita bisa dipertemukan oleh Tuhan melalui acara ini, sehingga  bisa saling bertegur sapa, bercanda ria, dan berbahagia. Aamiin.

Demikian pengantar dari saya,
Salam Semangat Pagi


Selain surat pengantar tersebut, saya juga ingin membagikan kepada Anda sekalian isi formulir yang saya ajukan kepada Panitia. Hingga sekarang, saya tak henti-hentinya berharap dan berdoa semoga saya tidak dikutuk jadi batu, jadi jomblo seumur hidup, atau jadi Nabi, sama panitia gara-gara pengantar dan isi formulir saya itu. Tolong diaminkan ya. Plis.

BAGAIMANA PENDAPAT DAN IMPIANMU TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA?
“Hingga saat ini akses pendidikan di Indonesia masihlah belum merata. Terutama dari aspek kualitas, fasilitas, dan akses (infrastruktur), serta persebaran SDM. Potret pendidikan antara di pulau Jawa dengan pulau luar  Jawa, antara di kota dengan di desa, antara di desa dengan di wilayah pegunungan dan wilayah pesisir, jauh sekali perbedaannya.” (Azis, 2015 : 2)
Pendapat di atas tentu bukan cuma ikut-ikutan berita di tipi dan koran-koran loh ya. Atau pun mengutip pendapat para ahli pendidikan. Pendapat saya ini 95 persen berdasarkan realita (selebihnya berdasarkan ilmu retorika?). Karena ndilalahnya, saya ini dulu juga sekolah di sekolah yang minim fasilitas dan daerah yang tertinggal pula. Sewaktu SMK, saya sekolah di sekolah yang baru saja didirikan. Saya bersama 26 teman menjadi peserta didik pertama sekolah itu yang alhamdulillahsampai sekarang sekolah  tersebut masih hidup dan terus berkembang. Jadi saya rasa pendapat saya ini sudah cukup empiris—untuk tidak disebut Curcol.
Dan ndilalahnya lagi, di Jogja ini saya juga punya banyak teman-teman dari daerah Indonesia bagian Timur, Tengah, dan  Barat. Mereka juga bersaksi bahwa pendidikan di Indonesia masih belum merata. Jadi sejatinya, pendapat saya ini juga dalam rangka menyampaikan aspirasi dari teman-teman yang senasib dan sependapat dengan saya. Mumpung dibaca sama orang-orangnya Pak Menteri. Begitu kira-kira. Hehe
Kembali ke topik!
Saya rasa salah satu penyebab terbesar dari adanya masalah tersebut adalah masih minimnya sinergitas antar pegiat pendidikan (seperti mahasiswa, dosen, alumni) di kedua wilayah yang saling bertolak belakang tersebut. Misalnya, antara pegiat pendidikan di Pulau Jawa dengan yang berada luar Pulau Jawa, antara pegiat pendidikan di perguruan tinggi dengan pegiat pendidikan di tingkat dasar,  antara pegiat  pendidikan yang berada di kota dengan yang di desa, wilayah pegunungan, dan pesisir. Sehingga hal tersebut menjadikan mereka tidak saling mengenal dan kurang peduli satu sama lain. Padahal seyogyanya, jika kita konsekuen terhadap komitmen kemanusiaan dan keindonesiaan, hal itu sepatutnya tidak terjadi. (Sudah sangat diplomatis dan pilih-able belum jawabannya Pak/Bu/Mas/Mbak? Hehe)

JIKA KAMU TERPILIH,  INSPIRASI APA YANG AKAN KAMU BAGIKAN ?

Jika saya terpilih, kepada mereka saya tidak akan berbagi apa-apa selain kasih sayang, kegembiraan, dan buku-buku bacaan. Karena hanya itulah yang bisa saya bagikan—(atau mungkin hanya itulah yang mereka butuhkan?). Karena jujur, saya terlampau takut untuk menganggap mereka yang di sana sebagai orang-orang yang butuh inspirasi dan motivasi. Apalagi menganggap mereka lebih bodoh dan lebih terbelakang dari saya. Saya betul-betul ndak berani dan tak sampai hati.
Saya hanya berani menganggap mereka sebagai salah satu bagian dari diri saya. Mereka adalah saudara dan keluarga saya yang bisa jadi lebih berbudaya, lebih berkarakter, lebih jujur terhadap kehidupan, dan lebih sederhana dalam menjalani hidup ini. Itu saja. Sehingga Pak/Buk/Mas/Mbak, sekali lagi saya merasa tak harus berbagi apa-apa kepada mereka selain sebagaimana yang telah saya sebutkan tadi.
Oh iya, sebagai informasi tambahan (yang mungkin saja bisa menjadi pertimbangan lebih bagi panitia untuk memilih saya), saya sangat menyukai kehidupan anak-anak dan orang-orang desa berikut budayanya. Kehidupan yang jujur, sederhana, dan menyenangkan menurut saya. Sehingga setiap kali bertemu mereka, saya  selalu merasa harus banyak belajar dari mereka.
Jadi Pak/Bu/Mas/Mbak, jika Anda memilih saya sebagai salah satu peserta program menyapa negeriku ini, justru sayalah yang nantinya akan menggali inspirasi, ilmu, dan pengalaman dari mereka untuk kemudian bisa saya tulis dan saya bagikan kembali kepada semua orang. Agar semakin banyak orang yang sadar dan (kembali) ingat bahwa kita memiliki saudara dan keluarga di sana yang dengan segala keterbatasannya terhadap akses pendidikan, mereka tetap dapat survive dan bahkan, bisa jadi mereka  tak kalah cerdas, arif, dan bahagia dari kita yang bisa dibilang jauh lebih beruntung nasibnya dalam hal pendidikan.
Saya sengaja mengatakan hal ini sejak awal, untuk meminimalkan rasa kecewa Anda terhadap saya. Jikalau memang ‘kengototan’ saya ini berpeluang  membuat Anda sekalian repot, sebaiknya saya tidak usah dipilih saja. Saya ikhlas. Mungkin karena memang belum rezeki saya.
Karena lagi-lagi Pak/Bu/Mas/Mbak, setelah acara ini usai saya masih menginginkan satu hal, yakni tetap bisa menyapa mereka. Entah itu melalui surat, sms, atau bahkan dengan tinggal di sana untuk waktu  yang lama. Itu saja. Bagaimana Pak/Bu/Mas/Mbak, sampai sini sudah tertarik untuk memilih saya? Atau malah tertarik untuk mencoret saya sebagai salah satu peserta yang tidak boleh tidak ikut? Keputusan tetap di tangan Anda. Sedangkan saya, harus menerima apapun keputusan yang akan Anda tetapkan. Termasuk jika saya terpilih misalnya. Ehemmm   

CERITAKAN SINGKAT TENTANG PENGALAMAN ANDA MENGUNJUNGI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA!
Jujur ya Pak/Buk/Mas/Mbak, saya ini tidak punya banyak pengalaman mengunjungi berbagai daerah di Indonesia. Karena selama ini saya belum beroleh kesempatan untuk itu. Atau kalau dalam bahasanya anak muda zaman sekarang, saya ini tergolong manusia yang kurang piknik. Padahal, sebenarnya juga nggak gitu-gitu amat kalee. Kalau hanya dilihat dengan mata telanjang dan sekilas memang iya. Saya terlihat seperti anak muda yang kurang piknik. Keseharian saya terkesan monoton. Kalau nggak jualan jamu ya jaga kos, kalau nggak ya nge­blog. Atau kalau nggak lagi ya ‘cuma’ mendatangi acara-acara seni dan sastra di Jogja.  Itupun masih milih-milih yang gratisan.
Namun akan berbeda jika dilihat dengan menggunakan mata batin dan dilakukan dengan cara saksama dan dalam tempo yang selama-lamanya. Sebaliknya, saya akan terlihat sebagai anak muda yang selalu piknik. Karena kehidupan ini, bagi saya ya piknik itu sendiri. Ehem #sokbijaknihyeee 
Tapi okelah, karena panitia meminta saya menceritakan pengalaman mengunjungi berbagai daerah di Indonesia, dengan segenap keterbatasan saya tadi, saya tetap harus bercerita.
 Jadi....tempat-tempat yang selama ini saya kunjungi itu tak lebih dari desa-desa dan tempat bermain bagi anak-anak di Jogja seperti sekolahan dan alun-alun misalnya. Satu pengalaman yang paling berkesan bagi saya  ketika sekali waktu saya dan teman-teman BEM Kampus melaksanakan bakti sosial di dukuh Ngelo, Semin, Gunung Kidul. Waktu itu salah satu agenda kami adalah mengadakan lomba cerdas cermat tingkat SD. Seperti biasa, kami melontarkan pertanyaan untuk dijawab secara cepat, tepat, dan benar. Setibanya kami pada pertanyaan “Siapakah gubernur DIY saat ini?” mereka sama sekali tidak tahu. Tak ada satu pun di antara mereka yang bisa menjawab. Hati saya waktu itu langsung berdesir. Saya ingin menangis, namun air mata tak sanggup mengalir.
Cuma itu Pak/Bu/Mas/Mbak pengalaman saya. Pengalaman saya selanjutnya yang jika Tuhan dan Anda menghendaki, akan saya ceritakan sepulang dari Ende, Nusa Tenggara Timur. 

LAMPIRKAN FOTO ANDA : Baiklah, kalau memang itu yang Anda minta.  Berikut ini foto saya yang terbaru, tertampan (tentu saja menurut saya) dan diambil dengan kualitas kamera hape pintar terbaik yang beredar di pasaran saat ini.
(Foto sengaja tidak saya sertakan dalam postingan ini. Anda bisa melihatnya di halaman profil).
Sekian. Salam cinta dari saya.

Please write your comments