Yang Usang Dari Gerakan Menyepikan Tahun Baru - Jurnal Darul Azis

Yang Usang Dari Gerakan Menyepikan Tahun Baru

Yang Usang Dari Gerakan Menyepikan Tahun Baru

Saya kok skeptis dan agak gimana gitu ketika melihat banyak orang di media sosial menyebarkan gerakan menyepikan malam tahun baru hanya dengan menyertakan narasi-narasi keagamaan. 


Saya skeptis dengan efek dan kemangkusannya. Narasi-narasi keagamaan seperti itu, saya yakin tidak akan memberikan efek yang berarti bagi orang yang tidak terlalu fanatik terhadap ajaran agama. 

Metode dakwah semacam itu hanya akan jadi bahan tertawaan, di samping juga tidak memberikan rangsangan berpikir. 

Akibatnya, dampak buruk yang kemudian muncul dari metode dakwah semacam itu adalah hal-hal kontroversial, konflik, pengharaman, dan pembenturan antaragama dan budaya. 

Perihal menentang perayaan malam tahun baru, di abad informasi, sudah selayaknya dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasionalitas. 

Misalnya dengan menyajikan narasi tentang ancaman kesehatan yang diakibatkan oleh polusi kendaraan atau kembang api. 

Bisa juga dengan mengetengahkan ihwal betapa tidak menyenangkannya berada dalam kemacetan yang luar biasa. 

Alternatif lain, boleh pula mengajak masyarakat berpikir tentang dampak lingkungan dari perayaan malam tahun baru. 

Narasi-narasi semacam itu, akan terasa lebih memanusiakan manusia; memancing pikiran alih-alih hanya perasaan. Dampaknya pun akan lebih dapat dirasakan secara sosial dan tidak mengundang konflik.

Baca juga: Beragam Tanggapan Soal Perayaan Malam Tahun Baru

Kita patut percaya, manusia akan lebih mudah diajak berubah ketika kesadarannya telah disentil lewat pemikiran dan hal-hal yang memang tampak nyata. 
Please write your comments