Benarkah Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil? - Jurnal Darul Azis

Benarkah Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil?

Benarkah Usaha Tidak Akan Mengkhianati Hasil?

Usaha tak akan dikhianati hasil
Belakangan ini saya merasa terganggu dengan kalimat "usaha tidak pernah mengkhianati hasil" seperti yang sering ditulis orang-orang di media sosial. 

Kalimat tersebut, memang mudah sekali kita temukan di media sosial. Anda bisa mencoba mencarinya di kolom pencarian Facebook ini dengan mengetik kalimat
"usaha tidak pernah mengkhianati hasil" dan lihatlah sendiri hasilnya. Tak hanya di Facebook, di Instahram, Twitter, WA, atau bahkan mungkin Path juga demikian.

Bahkan nih ya, media massa pun ada yang mempergunakannya. Pada Minggu (26/08) lalu, Kompas juga menulis judul "Usaha Tak Khianati Hasil" pada sebuah ulasan olahraga Asian Games 2018. 

Berkali-kali saya berusaha mencerna kalimat itu, namun hasilnya nihil. Nalar saya benar-benar tidak nyandhak.  

(Perhatikan dua kalimat yang saya tulis barusan)

Lalu pada suatu malam permasalahan ini saya lempar ke publik kontak WA saya melalui sebuah status, rata-rata jawaban yang mereka berikan tidak tertuju pada "usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil" dan lalu mereka pun ikut bingung. 😂

Ya sudah, saya mencoba melupakannya saja. Toh tidak terlalu penting juga, kan? Lalu saya tidur. 

E la dala, setelah bangun tidur saya keingetan lagi. Jadi mau tidak mau saya tetap harus segera berusaha menuntaskannya, agar pikiran menjadi plong.
______

Baiklah, kita mulai lewat sebuah pertanyaan ya. 

Apakah benar usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil?

Ya, benar. Usaha memang tidak akan pernah mengkhianati hasil. 

Mengapa?

Karena memang tidak bisa. Usaha adalah sebab, sedangkan hasil adalah akibat. Adakah sebab yang berkhianat pada akibat? Jawabannya jelas tidak ada. Sebab tidak mungkin mengkhianati akibat. Sebab itu mutlak, sementara hasil itu relatif. 

Dengan demikian, mengucapkan kalimat "usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil" itu, kalau ditimbang, tidak ada bobotnya. Nyaris seperti ketika mengatakan, "masuk ke dalam", "naik ke atas", dan "turun ke bawah". Nyaris seperti ketika kita mengatakan "ini nasi", sambil menunjuk nasi, dan "ini sambal" sambil menunjuk sambal.

Agar lebih mudah, mari kita ilustrasikan.

Usaha= berdagang
Hasil yang diharapkan = untung

Dalam konteks "usaha tidak akan mengkhianati hasil" apakah kemudian, berdagang (usaha) tidak akan mengkhianati untung (hasil)?Jawabannya jelas tidak. Orang berdagang bisa untung, namun juga bisa rugi. Di sini, hasillah yang bisa dikatakan berkhianat atau tidak, bukan usahanya.

Nah, jika pengucapan kalimat itu dimaksudkan agar orang berusaha maksimal dan lalu meyakini bahwa hasilnya tidak akan meleset jauh dari yang telah diusahakan, maka kalimat yang tepat bukan "usaha tidak akan mengkhianati hasil". 

Begitu juga jika penulisan kalimat itu sekadar untuk menjadi penegas keberhasilan atas usaha yang telah dilakukan.

Kalimat yang tepat adalah "hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha" atau "usaha tidak akan dikhianati hasil", bukan "usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil" (sebagai catatan, dalam kedua kalimat itu faktor-faktor di luar usaha dan hasil memang tidak perhitungkan).

Gimana? 

Kalimat pertama lebih mudah dipahami dan logis bukan? 

Ya walaupun, pada kenyataannya, hasil juga sering "mengkhianati" usaha alias tidak sesuai harapan, haha. Namun setidaknya kan kita sudah berusaha dengan sangat maksimal, yakin dengan hasilnya, dan tentu sudah ber(pri)bahasa dengan baik, tepat, dan berbobot.

#SelasaBahasa

Darul Azis
Please write your comments