Prospek, Peluang, dan Gaji Lulusan Administrasi Negara ~ Tulisan saya kali ini secara khusus akan membahas tentang gaji seorang lulusan administrasi negara. Ini sekaligus dalam rangka menjawab pertanyaan para pembaca blog ini, baik yang disampaikan melalui email maupun pesan media sosial.
Pertanyaan seputar gaji seorang lulusan administrasi negara tidak berhenti dilontarkan, terutama oleh mahasiswa/i administrasi negara yang mungkin sedang butuh penyemangat kuliah sehingga banyak yang mencari berapa sih sebenarnya gaji seorang lulusan Administrasi Negara.
Saya memang telah menjawab setiap pertanyaan yang masuk, namun saya rasa penting untuk saya tuliskan ulang di sini tentang berapa gaji seorang lulusan administrasi negara.
Pertanyaan seputar gaji seorang lulusan administrasi negara tidak berhenti dilontarkan, terutama oleh mahasiswa/i administrasi negara yang mungkin sedang butuh penyemangat kuliah sehingga banyak yang mencari berapa sih sebenarnya gaji seorang lulusan Administrasi Negara.
Saya memang telah menjawab setiap pertanyaan yang masuk, namun saya rasa penting untuk saya tuliskan ulang di sini tentang berapa gaji seorang lulusan administrasi negara.
Berbicara soal gaji seorang lulusan sarjana, tentu tidak bisa lepas dari kenyataan di mana ia bekerja. Secara umum, ada dua tempat yang bisa diisi oleh seorang lulusan sarjana, yakni instansi pemerintah dan perusahaan swasta atau milik pemerintah.
Untuk bekerja di instansi pemerintahan, seseorang harus terlebih dahulu melewati serangkaian proses rekrutmen tenaga ahli ataupun rekrutmen CPNS. Begitu juga dengan perusahaan swasta, proses yang nyaris sama dan cenderung lebih ketat, harus dilewati oleh pelamar untuk bisa sampai di posisi yang diinginkan.
Tak terkecuali dengan sarjana lulusan Administrasi Negara, mereka bisa bekerja di dua tempat tersebut, instansi pemerintahan dan perusahaan swasta atau milik pemerintah. Di perusahaan, seorang lulusan Administrasi Negara dapat menempati posisi penting seperti layanan pelanggan, analis jabatan, manajer SDM, manajer pemasaran, sekretaris, dan bahkan komisaris perusahaan.
Sedangkan di instansi pemerintah, lulusan Administrasi Negara lebih banyak dibutuhkan karena memang di sinilah lokasi ideal bagi seorang lulusan Administrasi Negara. Idealnya, lulusan Administrasi Negara bisa bekerja melayani masyarakat mulai dari tingkatan desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan pemerintahan pusat.
Lulusan Administrasi Negara kelak juga diharapkan dapat menjadi aktor pengambil keputusan/kebijakan untuk masyarakat luas (pejabat publik/politik), menjadi pelayan masyarakat (PNS/ASN/honorer), atau menjadi pendamping masyarakat di tingkat lokal (pekerja sosial).
Dengan demikian, maka gaji yang akan diterima oleh lulusan Administrasi Negara tentu akan berbeda-beda pula. Ada banyak faktor yang akan memengaruhi tinggi rendahnya gaji seorang sarjana Administrasi Negara.
Faktor-faktor tersebut seperti : di mana ia bekerja, apa jabatannya, bagaimana kebijakan perusahaan, peraturan pemerintah, beban kerja yang ditanggung, status kepegawaian yang melekat padanya, bergerak di bidang apakah perusahaan tempat ia bekerja, sudah berapa lama ia bekerja, dan lain sebagainya.
Mereka yang bekerja di perusahaan swasta yang bonafide seperti di Kalimantan, Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, atau kota-kota besar lainnya, tentu akan mendapatkan gaji di atas 2-3 juta rupiah per bulannya.
Bahkan ada yang bisa lebih dari itu, karena tidak sedikit pula lulusan Administrasi Negara yang memperoleh gaji hingga di atas 10 juta rupiah per bulannya, seperti mereka telah bekerja di perusahaan swasta bidang pertambangan energi dan gas.
Akan berbeda lagi dengan mereka yang bekerja secara honorer di kantor pemerintah, paling-paling hanya akan menerima gaji sesuai dengan besaran tarif UMR di masing-masing wilayah tempatnya bekerja.
Sedangkan bagi mereka yang telah diterima sebagai Aparatur Sipil Negara, gaji yang akan diterima tergantung dengan pangkat dan golongannya. Selain itu, ada banyak lulusan Administrasi Negara yang nyaris tidak mendapatkan gaji karena bekerja di organisasi sosial nirlaba, atau dengan kata lain ia menjadi pekerja sosial.
Mereka bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan uang/gaji, melainkan untuk memberi manfaat bagi masyarakat sekitar melalui pemberian pendampingan, pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan bagi masyarakat luas.
Dari penjelasan di atas, selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya besaran gaji seorang lulusan Administrasi Negara tidak dapat disamaratakan mengingat ada banyak sekali variabel-variabel yang memengaruhinya.
Lulusan Administrasi Negara, menurut saya tidak bisa disamakan dengan misalnya lulusan perminyakan, geologi, kedokteran, farmasi, keperawatan, atau program studi lainnya.
Faktor-faktor tersebut seperti : di mana ia bekerja, apa jabatannya, bagaimana kebijakan perusahaan, peraturan pemerintah, beban kerja yang ditanggung, status kepegawaian yang melekat padanya, bergerak di bidang apakah perusahaan tempat ia bekerja, sudah berapa lama ia bekerja, dan lain sebagainya.
Mereka yang bekerja di perusahaan swasta yang bonafide seperti di Kalimantan, Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, atau kota-kota besar lainnya, tentu akan mendapatkan gaji di atas 2-3 juta rupiah per bulannya.
Bahkan ada yang bisa lebih dari itu, karena tidak sedikit pula lulusan Administrasi Negara yang memperoleh gaji hingga di atas 10 juta rupiah per bulannya, seperti mereka telah bekerja di perusahaan swasta bidang pertambangan energi dan gas.
Akan berbeda lagi dengan mereka yang bekerja secara honorer di kantor pemerintah, paling-paling hanya akan menerima gaji sesuai dengan besaran tarif UMR di masing-masing wilayah tempatnya bekerja.
Sedangkan bagi mereka yang telah diterima sebagai Aparatur Sipil Negara, gaji yang akan diterima tergantung dengan pangkat dan golongannya. Selain itu, ada banyak lulusan Administrasi Negara yang nyaris tidak mendapatkan gaji karena bekerja di organisasi sosial nirlaba, atau dengan kata lain ia menjadi pekerja sosial.
Mereka bekerja tidak semata-mata untuk mendapatkan uang/gaji, melainkan untuk memberi manfaat bagi masyarakat sekitar melalui pemberian pendampingan, pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan bagi masyarakat luas.
Dari penjelasan di atas, selanjutnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya besaran gaji seorang lulusan Administrasi Negara tidak dapat disamaratakan mengingat ada banyak sekali variabel-variabel yang memengaruhinya.
Lulusan Administrasi Negara, menurut saya tidak bisa disamakan dengan misalnya lulusan perminyakan, geologi, kedokteran, farmasi, keperawatan, atau program studi lainnya.
Saran saya, daripada banyak berpikir tentang besaran gaji lulusan Administrasi Negara, lebih baik mahasiswa/i Administrasi Negara yang ada sekarang ini mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja.
Karena pada akhirnya, besarnya gaji akan diukur berdasarkan kepantasan, kapabilitas, kinerja, dan kebermanfaatan.
Sebelum berpikir soal gaji, sebaiknya seorang lulusan Administrasi Negara harus terlebih dahulu berpikir sudah pantaskah jika ia menerima gaji sebesar itu? Apakah ia cukup kapabel untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sehingga layak menerima gaji senilai itu?
Di dunia kerja nanti, seorang lulusan Administrasi Negara harus terlebih dahulu menunjukkan kinerja dengan sebaik-baiknya, soal besaran gaji pasti akan mengikuti, sesuai dengan kinerja yang telah ia capai.
Pesan saya buat para (calon) lulusan Administrasi Negara adalah : jangan melulu berpikir soal gaji, melainkan berpikirlah untuk memantaskan diri, berkinerja baik, dan bermanfaat untuk orang lain.
Apa jadinya kalau seorang lulusan Administrasi Negara yang notabene para aktor pengelola negara itu bersifat materialistis? Besar kemungkinan akan hancur negara tersebut. So.. woles saja ya.
Karena pada akhirnya, besarnya gaji akan diukur berdasarkan kepantasan, kapabilitas, kinerja, dan kebermanfaatan.
Sebelum berpikir soal gaji, sebaiknya seorang lulusan Administrasi Negara harus terlebih dahulu berpikir sudah pantaskah jika ia menerima gaji sebesar itu? Apakah ia cukup kapabel untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sehingga layak menerima gaji senilai itu?
Di dunia kerja nanti, seorang lulusan Administrasi Negara harus terlebih dahulu menunjukkan kinerja dengan sebaik-baiknya, soal besaran gaji pasti akan mengikuti, sesuai dengan kinerja yang telah ia capai.
Pesan saya buat para (calon) lulusan Administrasi Negara adalah : jangan melulu berpikir soal gaji, melainkan berpikirlah untuk memantaskan diri, berkinerja baik, dan bermanfaat untuk orang lain.
Apa jadinya kalau seorang lulusan Administrasi Negara yang notabene para aktor pengelola negara itu bersifat materialistis? Besar kemungkinan akan hancur negara tersebut. So.. woles saja ya.
Demikian penjelasan singkat saya mengenai gaji sarjana lulusan Administrasi Negara. Semoga dapat membuka wawasan baru bagi Anda. Salam.
postingnya bagus,motivasi bagi sya yg termasuk mahasiswa jurusan administrasi negara semester 7,,untuk mepprediksi peluang kerja di masa depan,tks.
ReplyDeleteTerimakasih sudah berkrnan membaca Bung. Tetap semangat, lulusan Administrasi Negara masih sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Deleteok terimaksih jga atas motivasinya,,
ReplyDeletemau ambil AN tapi benar'' takut pas lulus jadi penganguran
ReplyDeleteUsahakan kalau mau ngambil jurusan disesuaikan dengan bakat dan minat aja Mbak.
Deletesaya baru lulus SMA dan berniat untuk masuk jurusan administrasi negara . bismillah semoga berkah .. terimakasih atas motivasinya .. semangat kaka kaka adm negara
ReplyDeleteAamiin.....semoga sukses ya!
Deletealhamdulillah rasanya termotivasi untuk ngambil Administrasi Negara, bismillah semoga sukses
ReplyDeleteAamiin. Semangat!
Deleteboleh tanya ga kak, bedanya AN sama MPK sama Ilmu Pemerintahan apa:" aku search masih bingung ga ngerti ngerti:( Terima kasih!
ReplyDeleteeh MKP
DeleteAdministrasi Negara/Publik dan Manajemen dan Kebijakan Publik itu secara umum hampir sama dek. Hanya beda nomenklatur saja.
DeleteTapi memang ada beberapa perbedaan. Sederhananya begini: kalau kamu jadi administrator publik itu ibaratnya kamu adalah pelaksana sebuah kebijakan (aturan) atau kegiatan. Sedangkan kalau MKP, ibaratnya kamu adalah perencana, perumus, penyelenggara, dan pengawas kebijakan (aturan) atau kegiatan2 publik.
Jadi MKP kalau menurutku cenderung lebih luas cakupan ilmunya dibanding Administrasi Publik (AP). Baik AP ataupun MKP, semuanya mendidik kita untuk menjadi seorang birokrat, aparat, atau penggerak organisasi publik yang baik.
Sedangkan kalau Ilmu Pemerintahan, itu adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kamu bisa menjadi pelaku pemerintahan, baik sebagai pimpinan maupun sebagai aparatnya. Dalam Ilmu Pemerintahan, kamu juga akan belajar bagaimana menjadi seorang manajer, administratur, dan pembuat kebijakan.
Jadi, Ilmu pemerintahan cakupannya lebih luas ketimbang AP dan MKP.
Demikian, semoga bisa membantu.