Bakso Cinta siap dilahap |
Di Jalan Magelang-Jogja KM 18 warung bakso itu berada, sebuah banner besar bertuliskan "Warung Bakso Cinta" dapat Anda jadikan petunjuknya. Warung tersebut akan dengan mudah Anda temukan karena banner yang dipasang di atas warung tersebut didukung dengan penerangan lampu yang berpendar terang.
Sebelum mampir ke warung bakso ini sebaiknya pastikan beberapa hal berikut, yakni warung bakso sedang buka, baksonya masih, dan Anda doyan makan bakso. Sebab kalau ketiga syarat itu tidak terpenuhi, maka batallah hajat makan bakso Anda.
Saat itu saya dan seorang teman piknik yang asyik, baik, dan ceria, Tetra Falensia mampir di warung tersebut menjelang waktu magrib. Kami berdua memang penggemar bakso kelas wahid, baik soal selera maupun soal ukuran.
Selama menjadi food-traveller-blogger kami selalu memiilih bakso sebagai menu makan saat piknik, dan itu pun masih harus mencari warung yang menyediakan ukuran jumbo. Saya kadang jadi ragu, kami ini memang doyan, hobi, atau laper ya?
Area warung cukup luas, cocok untuk rombongan. Dan tersedia banyak meja di sana. Atau bagi Anda yang ingin lesehan, juga tersedia tempat lesehan dengan banyak meja.
Soal arsitektur, warung bakso ini cukup natural menurut saya, pasalnya dinding warung sebagian besar terbuat dari bambu yang ditata sedemikian apik hingga membentuk dinding setinggi dada orang dewasa.
Selain itu, di tengah-tengah warung juga terdapat sebuah kolam dan jembatan berukuran kecil. Bagi Anda yang gemar dengan suasana nan alami, tentu ini akan menjadi daya tarik tersendiri.
Pada mulanya, saya menduga rasa bakso Cinta ini tak jauh berbeda dengan bakso-bakso lain yang pernah saya cicipi. Tapi begitu menikmati sesendok demi sesendok kuah dan secuil demi secuil pentol bakso Cinta yang berukuran sekepalan tangan orang dewasa itu, saya langsung meralat dugaan saya.
Bakso ini beda. Benar-benar beda. Bukan cuma sajiannya yang tidak dibelah-belah menjadi sebentuk bunga, tapi soal rasa, bakso Cinta memiliki ciri dan cara khas untuk memikat lidah para penikmatnya.
Sebelum mampir ke warung bakso ini sebaiknya pastikan beberapa hal berikut, yakni warung bakso sedang buka, baksonya masih, dan Anda doyan makan bakso. Sebab kalau ketiga syarat itu tidak terpenuhi, maka batallah hajat makan bakso Anda.
Saat itu saya dan seorang teman piknik yang asyik, baik, dan ceria, Tetra Falensia mampir di warung tersebut menjelang waktu magrib. Kami berdua memang penggemar bakso kelas wahid, baik soal selera maupun soal ukuran.
Selama menjadi food-traveller-blogger kami selalu memiilih bakso sebagai menu makan saat piknik, dan itu pun masih harus mencari warung yang menyediakan ukuran jumbo. Saya kadang jadi ragu, kami ini memang doyan, hobi, atau laper ya?
Area warung cukup luas, cocok untuk rombongan. Dan tersedia banyak meja di sana. Atau bagi Anda yang ingin lesehan, juga tersedia tempat lesehan dengan banyak meja.
Soal arsitektur, warung bakso ini cukup natural menurut saya, pasalnya dinding warung sebagian besar terbuat dari bambu yang ditata sedemikian apik hingga membentuk dinding setinggi dada orang dewasa.
Selain itu, di tengah-tengah warung juga terdapat sebuah kolam dan jembatan berukuran kecil. Bagi Anda yang gemar dengan suasana nan alami, tentu ini akan menjadi daya tarik tersendiri.
Pada mulanya, saya menduga rasa bakso Cinta ini tak jauh berbeda dengan bakso-bakso lain yang pernah saya cicipi. Tapi begitu menikmati sesendok demi sesendok kuah dan secuil demi secuil pentol bakso Cinta yang berukuran sekepalan tangan orang dewasa itu, saya langsung meralat dugaan saya.
Bakso ini beda. Benar-benar beda. Bukan cuma sajiannya yang tidak dibelah-belah menjadi sebentuk bunga, tapi soal rasa, bakso Cinta memiliki ciri dan cara khas untuk memikat lidah para penikmatnya.
Adalah urat dan daging cincang yang terdapat dalam butiran bakso yang membuat lidah saya terpikat dengan bakso Cinta ini. Saya rasa inilah salah satu alasan kenapa tekstur penyajian bakso tidak dibelah, melainkan dibiarkan berbentuk bulat.
Karena jika dibelah, tentu daging cincang nan nikmat itu akan bertaburan. Bakso Cinta, menurut saya telah berhasil membranding dirinya sebagai bakso dengan daging sapi cincang yang sangat berbeda dengan bakso lainnya.
Karena jika dibelah, tentu daging cincang nan nikmat itu akan bertaburan. Bakso Cinta, menurut saya telah berhasil membranding dirinya sebagai bakso dengan daging sapi cincang yang sangat berbeda dengan bakso lainnya.
Soal harga bagaimana? Tenang, masih sangat bersahabat kok. Satu porsi bakso Cinta ukuran jumbo hanya dibandrol dengan harga Rp 10.000 saja. Untuk ukuran bakso jumbo, harga tersebut tentu dapat dikatakan masih cukup terjangkau dan lazim.
Tidak hanya menyediakan menu bakso, di sini Anda juga dapat memesan menu makanan lain seperti mi ayam atau soto, atau dapat juga mengombinasikannya. Tentu dengan catatan jika Anda sanggup menghabiskannya. Hehe. Karena jujur, hanya dengan seporsi saja kami sudah merasa sangat kenyang kala itu.
Untuk itu, bagi Anda yang kebetulan sedang melakukan perjalanan dari Magelang menuju Jogja, silakan mampir di warung bakso ini. Dan rasakan sensasi makan bakso urat dan daging cincang yang nikmat itu.
Tapi... tolong jangan salahkan saya kalau Anda sampai ketagihan.
Oh iya...warung bakso ini buka dari jam 07.00 sampai dengan pukul 10 malam, jadi pastikan pula Anda tidak salah jam berkunjung.