Ilustrasi via goodchoice |
Pertanyaan itu muncul kemarin pagi, saat saya berbincang dengan Bu Susi di sebuah warung kopi. Ibu rumah tangga yang sehari-hari nyambi berjualan ikan tongkol itu bertanya dengan mimik muka yang sangat serius.
Saya yang sama sekali tidak siap dengan pertanyaan itu keruan saja kelabakan. Nyaris tidak bisa memberikan jawaban yang berarti.
"Pertanyaan kok aneh-aneh saja. Mbok ya yang relevan dan aplikatif gitu lo. Nanti ujung-ujungnya muter-muter nggak jelas. Sok filosofis." Gerutu saya dalam hati.
"Ya karena saya juga ingin dihargai to Bu." Saya akhirnya menjawab sekenanya, "kita harus menghargai orang lain kalau kita ingin dihargai."
"Mengapa harus begitu?" tanyanya, "kalau misalnya kemudian kamu tidak dihargai, sementara kamu sudah merasa menghargainya, apa yang akan kamu lakukan?"
"Ya sikap saya jelas akan berubahlah. Atau minimal penghargaan saya padanya, akan sedikit berkurang."
Bu Susi tertegun, lalu manggut-manggut.
"Menghargai orang lain pada akhirnya memang akan bermuara pada kepentingan diri sendiri." katanya kemudian.
"Betul! Dan bukankah itu wajar to Bu?"
"Iya. Sangat wajar dan manusiawi."
"Lalu apa masalahnya?" Tanya saya agak kesal. Saya menyeruput kopi, mengambil gorengan, menyeruput kopi lagi, tanpa terasa gorengan di tangan sudah habis. Lalu saya mengambil gorengan satu lagi.
"Masalahnya ya itu tadi. Ketika penghargaanmu tidak berbalas, kepentingan pribadi tidak terakomodir, maka kemudian penghargaanmu kepada yang bersangkutan jadi berkurang."
"Terus maunya Bu Susi itu gimana? Sudahlah to the point saja."
"Sekarang saya mau bertanya lagi. Mengapa kamu ingin dihargai?" Katanya dengan tenang.
"Ya karena saya bernilai to Bu. Berharga. B.E.R.H.A.R.G.A."
"Kira-kira itu hanya berlaku padamu atau universal? Artinya orang lain pada dasarnya juga bernilai. B.E.R.H.A.R.G.A."
"Ya jelas to Bu."
"Jelas apa?"
"Jelas berlaku universal."
"Kalau memang begitu, mengapa alasan menghargai orang lain bukan karena itu? Karena orang lain itu berharga."
"Ya mana saya tahu. Orang tadi jawabnya cuma ngasal."
"Ya sudah..ambil lagi sana gorengannya."
Kalau kita menghargai dibalas tidak dihargai, biarkan itu menjadi urusan yang diatas. Menghargai adalah sebuah sikap dimana itu ibarat menanam kebaikan, apa yang ditanam itu yang akan kita panen. Semoga panen kebaikan...maaf pendapat saja
ReplyDeleteYap Mas, betul. Tulisan itu sebenarnya juga mengajak hal serupa.😊
ReplyDelete