Kalimat Pertama
Melalui perantaraanmu aku berharap mereka mampu memahami maksudku.
Di pundakmu kusandarkan takdir cerita-ceritaku. Akan abadikah atau justru musnah tanpa bekas. Akan sampai ke hatikah, atau justru mental lalu menguar ke alam bebas.
Kau laksana pintu yang akan membawaku memasuki ruang-ruang rahasia di dalam kepala. Kau bagai mantra, yang akan membius kesadaran orang-orang hingga paling dasar.
Kau laksana tongkat. Akan selalu menuntunku yang buta; dalam pengembaraanku di rimba kata, menemukan mereka (yang mungkin sedang) rindu dengan cerita dari orang-orang lebih banyak diam dalam hidupnya.
Maka hari ini anak hatiku, kubangunkan engkau dari tidur panjangmu. Temuilah mereka dengan wajah penuh cinta.
(Darul Azis, 2017)
Ilustrasi: manualwriting