Kehidupan sehari-hari kita sekarang ini nyaris tak pernah lepas dari berita dan pengetahuan.
Saban waktu, di sekeliling kita berkelindan banyak sekali berita dan artikel baik yang termuat di media massa cetak, elektronik, media sosial, hingga media dalam jaringan (online).
Saban waktu, di sekeliling kita berkelindan banyak sekali berita dan artikel baik yang termuat di media massa cetak, elektronik, media sosial, hingga media dalam jaringan (online).
Bahkan, sekarang ini kita bisa dikatakan telah mengalami surplus berita dan pengetahuan, karena aktivitas keseharian kita yang semakin terintegrasi dengan perangkat teknologi.
Setiap saat, berita dan artikel tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, hingga soal kriminal “datang” menghampiri kita terutama melalui sebaran media sosial dan aplikasi obrolan.
Setiap saat, berita dan artikel tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, hingga soal kriminal “datang” menghampiri kita terutama melalui sebaran media sosial dan aplikasi obrolan.
Dari sekian banyak jenis informasi yang tersiar di media daring dan media sosial, isu politik, SARA, dan gosip tentang artis mendapatkan porsi pemberitaan dan daya sebar lebih banyak dibandingkan informasi jenis lain. Itu pun yang kontennya memuat pro dan kontra serta belum jelas kebenarannya.
Sebagai buntutnya, kemudian muncullah perdebatan-perdebatan antarwarga internet, yang selain dapat membuat keadaan semakin runyam dan melelahkan, juga menjadikan diri kita semakin tidak produktif.
Sebagai buntutnya, kemudian muncullah perdebatan-perdebatan antarwarga internet, yang selain dapat membuat keadaan semakin runyam dan melelahkan, juga menjadikan diri kita semakin tidak produktif.
Perlu diketahui, aktivitas dan kecenderungan kita di media sosial dan dalam mencari informasi pada mesin pencari akan terbaca dan terekam datanya, sehingga kemudian ketika kita membuka media sosial atau mesin pencari, yang akan lebih sering kita lihat adalah kiriman-kiriman serupa dengan yang kita cari sebelumnya.
Itulah mengapa sebagai pengguna perangkat teknologi kita harus pandai-pandai dalam memilah informasi dan berita yang tersebar di media sosial. Agar jangan sampai kita terjebak dalam “jurang hitam informasi digital” yang mengerikan itu.
Sebab apabila lalu lintas sebaran informasi itu tidak kita atur dengan baik, dikhawatirkan hal tersebut akan memengaruhi pikiran, emosi, dan sikap mental kita.
Seperti misalnya kita jadi lebih mudah terprovokasi, kurang apresiatif, selalu berpikiran negatif, dan gampang merasa putus asa terhadap persoalan-persoalan bangsa ini.
Dengan demikian, maka kita perlu menyeimbangkan pola konsumsi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab apabila lalu lintas sebaran informasi itu tidak kita atur dengan baik, dikhawatirkan hal tersebut akan memengaruhi pikiran, emosi, dan sikap mental kita.
Seperti misalnya kita jadi lebih mudah terprovokasi, kurang apresiatif, selalu berpikiran negatif, dan gampang merasa putus asa terhadap persoalan-persoalan bangsa ini.
Dengan demikian, maka kita perlu menyeimbangkan pola konsumsi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Lantas, bagaimana langkah praktisnya?
Upaya memanajemen informasi dapat kita mulai dengan cara yang sangat sederhana. Seperti misalnya dengan memilah-milah akun media sosial yang akan kita sukai atau ikuti.
Sukai dan ikutilah akun media sosial yang dapat memberikan informasi-informasi positif dan apresiatif.
Sukai dan ikutilah pula akun-akun media sosial yang dapat memberikan manfaat praktis seperti tutorial, pendidikan, inspirasi bisnis, dan tips-tips menarik seputar kesehatan. Informasi semacam itu akan membuat pikiran, emosi, dan sikap mental kita jadi semakin lebih baik.
Sukai dan ikutilah akun media sosial yang dapat memberikan informasi-informasi positif dan apresiatif.
Sukai dan ikutilah pula akun-akun media sosial yang dapat memberikan manfaat praktis seperti tutorial, pendidikan, inspirasi bisnis, dan tips-tips menarik seputar kesehatan. Informasi semacam itu akan membuat pikiran, emosi, dan sikap mental kita jadi semakin lebih baik.
Namun itu saja masih belum cukup. Di samping itu, kita masih harus berperan pula dalam menyebarkan berita-berita baik. Karena berita baik pun kemudian juga perlu diproduksi dan didistribusikan secara lebih luas, sebagai penyeimbang “berita buruk” yang juga tersebar luas di media sosial.
Kabar baik dapat merangsang munculnya inspirasi dan aksi dari pembaca, untuk misalnya melakukan hal serupa atau justru lebih dari itu.
Selain itu, kabar baik juga dapat membangun sikap optimisme terhadap keberlangsungan dan masa depan kehidupan kita. Itulah yang sangat kita butuhkan saat ini.
Selain itu, kabar baik juga dapat membangun sikap optimisme terhadap keberlangsungan dan masa depan kehidupan kita. Itulah yang sangat kita butuhkan saat ini.
Ilustrasi: kefron.com