Helatan Pilpres 2019 yang mempertandingkan dua pasangan tokoh bangsa Indonesia, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, sangat menarik untuk terus diikuti perkembangannya.
Pertandingan antara keduanya semakin ke sini semakin terlihat seru, sengit, dan terkadang juga menghibur. Kita, warga negara yang punya nalar politik cukup mapan, akan melihat Pilpres 2019 dengan penuh kegembiraan. Tidak akan terbawa arus dan tentu saja akan tetap waras nalarnya.
Untuk turut meramaikan helatan Pilpres 2019, saya mencoba membuat sejumlah analisis--kalau bisa disebut begitu. Saya bukan simpatisan, juga tidak partisan. Sehingga paparan saya di sini akan diupayakan untuk seobjektif mungkin.
Dan kali ini, saya akan membahas tentang hal-hal yang membuat Prabowo-Sandi kalah dalam Pilpres 2019.
Saya memilih topik ini karena saya melihat masih timpangnya posisi klasemen antara kedua pasangan calon. Prabowo-Sandi masih tertinggal posisinya dari Jokowi-Ma'ruf Amin. Sejumlah lembaga survei telah mengonfirmasi hal itu. Jika ini dibiarkan, maka tidak perlu menunggu hari pencoblosan, pasangan Prabowo-Sandi telah kita ketahui kekalahannya.
Lantas, apakah sebenarnya hal-hal yang membuat Prabowo-Sandi kalah dalam Pilpres 2019? Berikut paparannya.
Minim Gagasan, Menyerang Secara Membabibuta
Saya menilai, sampai sejauh ini pasangan Prabowo-Sandi sama sekali belum menunjukkan gagasan besarnya sebagai pemimpin negara ini. Akan dibawa ke manakah negara ini jika mereka terpilih sebagai nahkoda kapal bernama Indonesia ini?
Kita belum tahu, karena memang belum diberitahu.
Oke. Katakanlah, kita bisa menilai dari visi dan misi pasangan Prabowo-Sandi, yang termuat dalam gambar berikut.
Kita belum tahu, karena memang belum diberitahu.
Oke. Katakanlah, kita bisa menilai dari visi dan misi pasangan Prabowo-Sandi, yang termuat dalam gambar berikut.
Prabowo-Sandi bercita-cita mengajak kita membangun Indonesia yang adil dan makmur.
Tetapi, yang menjadi pertanyaan kita selanjutnya adalah dengan cara apa Prabowo-Sandi mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil, makmur, bermartabat, religius dan seterusnya itu?
Baik, visi akan dijelaskan oleh misi. Namun apabila kita pindai misi pasangan Prabowo-Sandi, maka kita belum akan memperoleh banyak gambaran karena memang masih abstrak dan mengawang-awang. Dari segi bahasa visi-misi saja, pasangan Prabowo-Sandi terlihat lebih boros dan retorik, dibanding petahana.
Sebenarnya Prabowo-Sandi, berikut tim kampanyenya, dapat menjelaskan visi-misinya yang panjang dan menawang-awang itu melalui kampanye.
Namun yang kita lihat?
Selama ini, yang mereka lakukan hanya menyerang dan menyerang. Strategi penyerangannya pun banyak yang mengalami kegagalan, dan lalu blunder.
Serangan mereka sangat mudah untuk dipatahkan sang lawan. Politik identitas, isu-isu kriminalisasi ulama, dan taktik politik murahan lain hanya akan menjadikan pasangan Capres-Cawapres antagonis, pesimistik, dan haus kuasa, bukan pasangan pemimpin yang akan menyelamatkan nasib bangsa.
Strategi politik Prabowo-Sandi hanya efektif untuk mengikat pendukung setia Prabowo dari tahun 2014 lalu, tapi tidak akan mengubah persepsi pendukung Jokowi dan orang-orang yang masih belum menentukan pilihan.
Serangan mereka sangat mudah untuk dipatahkan sang lawan. Politik identitas, isu-isu kriminalisasi ulama, dan taktik politik murahan lain hanya akan menjadikan pasangan Capres-Cawapres antagonis, pesimistik, dan haus kuasa, bukan pasangan pemimpin yang akan menyelamatkan nasib bangsa.
Strategi politik Prabowo-Sandi hanya efektif untuk mengikat pendukung setia Prabowo dari tahun 2014 lalu, tapi tidak akan mengubah persepsi pendukung Jokowi dan orang-orang yang masih belum menentukan pilihan.
Jadi jika strategi politik Prabowo-Sandi tidak diubah, perolehan suara mereka tidak akan jauh berbeda dengan pilpres 2014 lalu.
Maka, kini tak ada pilihan lain bagi Prabowo-Sandi selain membangun kekuatan yang setara dengan petahana.
Prabowo-Sandi juga harus melakukan apa yang selama ini dilakukan petahana. Membangun optimisme, antipolitik identitas, lembut, dan memainkan politik secara elegan dan cerdas. Dengan begitu, pasangan ini akan memperoleh simpati.
Yogyakarta, 3 Januari 2019