Orang-orang boleh menganggap Didi Kempot sebagai Bapak Patah Hati Nasional. Didi Kempot memang banyak menciptakan lagu-lagu patah hati sarat kesedihan.
Tapi, mungkin mereka lupa, bahwa setelah 28 Oktober 1928, bangsa ini menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, sehingga yang nasional-nasional gitu seharusnya ya berbahasa Indonesia.
Mungkin mereka juga lupa, bahwa di negeri ini, ada sebuah lagu (ingat, cuma satu lagu) patah hati yang melampaui lagu-lagu patah hatinya Didi Kempot.
Lagu tersebut sangat pas dalam menggambarkan prosesi melepaskan orang yang paling dicinta.
Lagu itu, sangat pas jika dinyanyikan di acara pernikahan mantan kekasih, yang mana telah dibuktikan sendiri oleh penyanyinya, secara jantan.
Tentu dalam konteks kekinian, lagu tersebut dijamin akan mengundang drama-tangis dan memiliki potensi viral sangat tinggi.
Sebuah lagu itu berjudul Titip Cinta.
Pencipta dan penyanyinya adalah Ona Sutra.
Setidaknya karena dua alasan itulah, bagi saya, Ona Sutra lebih dulu berhak dinobatkan sebagai Bapak Patah Hati Nasional sebelum Didi Kempot.