7 Hal yang Akan Terjadi Jika Sekolah Seharian Penuh Diterapkan di Indonesia - Jurnal Darul Azis

7 Hal yang Akan Terjadi Jika Sekolah Seharian Penuh Diterapkan di Indonesia

7 Hal yang Akan Terjadi Jika Sekolah Seharian Penuh Diterapkan di Indonesia

Sekolah seharian penuh (fullday school)/Foto oleh Sindo

Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan kita yang baru, Prof. Muhadjir Effendy, tampaknya sedang ingin membuat sensasi gebrakan baru. Pada Minggu (7/8) yang lalu, di Universitas Muhammadiyah Malang, beliau menggagas sistem "full day school" untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.  

Komentar pun berdatangan dari masyarakat, khususnya di dunia maya. Banyak pihak yang menolak mentah-mentah gagasan tersebut, terutama dari kalangan orang tua dan guru dengan alasan itu akan merampas hak bermain anak.

Sekolah kok seharian penuh, bermainnya kapan?

Nah...sebagai masyarakat netizen Indonesia yang baik dan budiman serta peduli dengan masa depan pendidikan di Indonesia ((((peduliiii))), maka saya pun ingin ikut berkomentar. Dengan harapan dapat semakin meramaikan khasanah komentar untuk sabdamenteri kita yang baru ini.

Namun seperti biasa, komentar saya kali ini tidak cukup berbobot, karena hanya berupa ramalan hal-hal yang akan terjadi jika full day school diterapkan  di Indonesia. Yaitu sebagai berikut :


1. Bersekolah jadi seharian penuh

Jika full day school diterapkan, maka anak Didik kita akan sekolah seharian penuh. Karena bahasa Indonesianya full day school itu sekolah seharian penuh. Bukan begitu, Prof Menteri?


2. Pendapatan Sekolah Meningkat

Seharian berada di sekolah itu butuh asupan gizi dan energi yang tidak sedikit. Karena itu tentu sekolah harus menyediakan makan siang yang cukup dan bergizi (yang juga berarti si orangtua harus mendelegasikan wewenang 'memberi makan anak' kepada sekolah melalui selembar memo berwujud rupiah). Dengan demikian, sekolah jadi dapet proyek yang pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Sekolah (di luar BOS).

Atau kalaupun jika penyediaan makanan dilakukan oleh pihak ketiga karena sekolah terlalu repot jika harus menjelma jadi rumah makan juga, maka pendapatan kantin pun sudah tentu akan meningkat yang pada akhirnya juga akan meningkatkan PAS (di luar BOS) di sektor 'pajak'.

3. Guru dan Murid Akan Semakin Kompak

Belajar di sekolah seharian itu membosankan, juga melelahkan. Baik bagi si murid maupun guru. Ini baik, sebab akan semakin meningkatkan keharmonisan hubungan guru dan murid yang sama-sama lelah.
"Interupsi Bapa Guru, anak lelah."
"Baik anak. Bapa juga lelah. Kalo begitu kita sama-sama istirahat saja."

Lalu mereka keluar. Sang anak berhamburan. Ada yang bermain, ada yang makan jajan. Sementara para guru ada yang ngopi, ngrumpi, atau ngudut sambil remian di kantor. Bersama kepala sekolah, yang juga lelah dengan kebijakan pak Menteri.


4. Membutuhkan Gedung Baru

Bagi sekolah-sekolah yang punya gedung cukup banyak, barangkali penerapan sekokah seharian penuh tidak akan menimbulkan persoalan baru. Namun akan berbeda bagi sekolah-sekolah yang kekurangan gedung sehingga memaksa mereka harus gantian sekolahnya : pagi dan siang. 

Masalah yang sama juga akan dihadapi oleh sekolah yang gedungnya dipakai gantian untuk jenjang sekolah lain, seperti gedung SMP saya dulu yang siang harinya dipakai untuk SMK.

5. Butuh Lebih Banyak Baju Seragam 

Sekolah seharian penuh dan berseragam, sudah barang tentu akan membuat pakaian cepat kotor. Jika biasanya pakaian bisa dipakai selama 2-3 hari (karena pada siang hari masih bisa dijemur-dan ini pengalaman saya dulu), dengan sekolah seharian maka pakaian seragam hanya akan bisa dipakai untuk sehari saja. Ini tentu membutuhkan baju ganti yang lebih banyak. 

Atau jika kepepet-kepepetnya nggak punya banyak seragam ganti, pakaian harus dicuci dan disetrika. Ini akan membuat pakaian jadi lebih cepat rusak. 

Iya nggak, sih?

6. Mental Anak Jadi Terlatih Untuk Bekerja Keras

Dengan bersekolah seharian penuh, maka anak-anak kita akan terlatih untuk menjadi buruh bekerja keras seharian penuh. 8 jam kerja plus 2 jam lembur. Ini sungguh akan membentuk karakter anak-anak kita di masa depan untuk menjadi generasi buruh yang tangguh pekerja keras. 

Jadi mereka tidak akan kaget lagi jika nantinya berhadapan dengan sistem kerja perusahaan yang memang sudah mirip dengan sistem di sekolahnya.

7.  Masa Depan Bangsa Indonesia Akan Jauh Lebih Baik
Dengan bersekolah seharian penuh, maka anak-anak akan terlatih untuk berpikir dan tidak banyak bermain-main sejak usia dini. Harapannya, karakter ini akan terbawa sampai mereka dewasa dan tua. Ini bagus, mengingat mereka-mereka inilah yang kelak akan mengisi masa depan bangsa dan menjadi aktor utamanya. 

Nah, di tangan orang-orang seperti inilah bangsa Indonesia akan jauh lebih maju; tangan-tangan orang yang berpikir dan serius dalam mengurus negara. 

Tidak seperti sekarang ini.




Please write your comments