Malu Bertanya Gagal Balikan - Jurnal Darul Azis

Malu Bertanya Gagal Balikan

Malu Bertanya Gagal Balikan

Malu bertanya gagal balikan/ Ilustrasi via http://www.ibgm.com.


Bertanya tak akan merendahkan derajatmu. Justru yang membuat derajatmu rendah itu adalah ketika kamu tidak tahu apa-apa tapi malas/gengsi bertanya. Kata laki-laki separuh baya itu seraya mengembuskan asap rokok kreteknya. Sementara itu, orang di depannya tampak duduk takzim selayak murid yang selalu hormat kepada gurunya--untuk selanjutnya kita sebut si murid saja.


"Pertanyaan memang tak selalu memperoleh jawaban." Sambung laki-laki paruh baya itu. "Karena kadang jawabannya sangat tergantung pada  sinyal, kuota data internet, pulsa, pendengaran, pengetahuan, dan mood orang yang kamu tanya."


Si murid masih mendengarkan, berharap orang di depannya itu melanjutkan petuahnya.


Setelah hening beberapa saat, laki-laki itu pun melanjutkan. "Karena kadang kala pertanyaan justru hanya bisa dijawab oleh pertanyaan. Karena kadang pertanyaan dilontarkan tidak untuk mendapatkan jawaban tersebab sebenarnya kamu sudah tahu jawabannya dan pertanyaan itu hanyalah sebentuk basa-basi basi semata untuk kalian bisa berbicara lebih lanjut tanpa jeda. Dan semacamnya."



Kalau begitu, untuk pertanyaan tetap dilontarkan? Tanya si murid.



"Begini, dalam banyak kondisi pertanyaan tetap dibutuhkan dan tetap harus dilontarkan, seberapa pun tidak pentingnya. Seperti kata Romo Magnis Suseno dalam bukunya 'Menalar Tuhan', katanya seraya menyodorkan sebuah buku kepada si murid. Buka halaman 17 dan coba kamu baca!" Perintahnya kemudian.


"Manusia adalah mahluk yang bertanya. Ia selalu bertanya. Apa pun yang berhadapan dengannya dipertanyakan. Manusia adalah mahluk yang tak pernah sampai. Tak ada pengetahuan apa pun yang bisa membuatnya tidak mau bertanya lebih lanjut. Mengapa manusia demikian? Karena manusia memang memerlukan pengetahuan." 


"Cukup!" Potong laki-laki itu. Si murid pun berhenti. Laki-laki itu tampak hendak melanjutkan perkataannya.


"Jadi, tidak perlu gengsi atau malu untuk bertanya. Bertanya tak akan membunuhmu. Bertanya tak akan menghinakan dirimu."


"Sekali lagi, nggak perlu gengsi untuk sekadar bertanya. Termasuk misalnya, bertanya kabar kepada mantan pacarmu. Karena sebagai mantan yang baik, kamu punya tugas yang maha penting. Yakni memastikan dia baik-baik saja --dan kamu tahu itu."


"Siapa tahu, pertanyaan itu merupakan jalan untuk kalian balikan. Iya 'kan?"


Mendapat pertanyaan semacam itu, keruan saja membuat si murid tersenyum.


"Anggaplah itu benar-benar terjadi dan kalian sekarang sudah bersatu dalam ikatan perkawinan. Lalu pada suatu waktu karena kamu ingat momen kamu bertanya kabar pada mantan yang kini telah menjadi pasanganmu itu, kamu pun langsung bergumam : Andai dulu aku malu bertanya, pasti kami tidak mungkin balikan dan menjadi seperti sekarang."


"Seperti kisah cinta guru dulu?" Tanya si murid. Si guru tidak menjawab kecuali dengan sebuah tawa lepas. Si murid pun, tanpa merasa sungkan lagi, turut tertawa.






Please write your comments