Benarkah Harga Makanan di Yogya Lebih Murah Dibanding Kota Lain? - Jurnal Darul Azis

Benarkah Harga Makanan di Yogya Lebih Murah Dibanding Kota Lain?

Benarkah Harga Makanan di Yogya Lebih Murah Dibanding Kota Lain?

Gudeg, makanan khas Yogya yang sangat melegenda. [gambar via www.resepumami.com]

Harga makanan di Yogya itu lebih murah dibanding kota lain. Pernyataan itu, saya yakin sudah pernah Anda dengar. Orang yang pernah berkunjung atau tinggal di Yogya, pasti juga kemudian akan beranggapan seperti itu. 

Namun demikian, agaknya kita perlu menelisik lebih jauh. Benarkah harga makanan di Yogya itu lebih mudah dibandingkan dengan kota lain di Indonesia? Sebagai catatan, kita akan membandingkannya dengan kota-kota yang setara ya. Bukan kota-kota besar semacam DKI Jakarta atau Surabaya.

Saya sudah hampir enam tahun tinggal di Yogyakarta. Jadi, sedikit tahu mengenai benarkah harga makanan di Yogyakarta lebih murah dari di Jakarta, dan jika benar apa penyebabnya?

Sebelum berangkat ke Yogyakarta, saya dulu juga mendapatkan informasi serupa. Makanan di Yogyakarta itu murah-murah dibanding di kota lain. Begitu saya menginjakkan kaki di Yogyakarta, memang benar. Harga makanan di Yogyakarta lebih murah dibandingkan dengan daerah asal saya, Lampung. Pada tahun 2011, harga nasi sayur ditambah ayam masih berkisar Rp7.000,00, nasi sayur ditambah ikan hanya Rp6.000,00, nasi telur di Burjoan masih Rp5.000,00, dan nasi kucing hanya Rp1.000,00.

Sekarang ini, harga nasi padang ditambah lauk ayam masih Rp10.000,00, nasi telur di Burjoan Rp7.000,00 s.d. Rp7.500,00, bakso jumbo Rp10.000,00, soto ayam Rp9.000,00, soto daging sapi Rp10.000,00, sop Rp10.000,00, sate ayam Rp10.000,00, nasi goreng sapi Rp12.000,00, nasi goreng ayam Rp10.000,00, dan nasi ikan Rp10.000,00. Akan tetapi, itu belum termasuk minum. Sebagai informasi, di Yogyakarta setidaknya "harus" memesan minum es teh atau es jeruk. Kalau kamu pesan minumnya cuma air putih, banyak pedagang yang kemudian cemberut.  Es teh Rp2.000,00 dan es jeruk Rp2.500,00 sampai dengan Rp3.000,00.

Jadi, untuk sekali makan di warung makan biasa, kamu hanya perlu menyediakan uang sebanyak Rp15.000,00 karena kamu juga harus memikirkan biaya parkir yang hampir selalu ada di setiap warung makan di Yogyakarta. Besaran biaya parkir juga variatif, ada yang Rp1.000,00 dan ada juga yang Rp2.000,00. Walaupun menurut peraturan biaya parkir motor di Yogyakarta hanya Rp1.000,00 dan mobil Rp2.000,00.

Itu untuk warung makan biasa, seperti padang, burjoan, pecel lele, soto, dan bakso. Saat ini, di Yogyakarta ada banyak sekali rumah makan modern seperti SS, Aldan, Bebakaran, Ayam Penyet Surabaya, Dixie, Waroeng Steak, KFC, PH, Maik Di, dan lain sebagainya. Saya tidak bisa menyebutkan semuanya karena memang saya jarang makan di sana. Nah, di tempat-tempat seperti itu makanan agak lebih mahal dari warung makan biasa. Selisihnya antara Rp5.000,00 sampai dengan Rp15.000,00 karena di sana kita juga harus membeli "gengsi".

Namun, berbeda lagi dengan gudeg. Di Yogyakarta, gudeg adalah makanan mewah dan mahal, terutama bagi anak kos karena sekali makan gudeg, kita harus membayar Rp25.000, 00 sampai dengan Rp30.000,00. Semakin terkenal dengan nama gudegnya, maka harganya jelas lebih mahal. 

Oh ya, saya pernah mendengar perkataan seseorang sesepuh bahwa murahnya makanan di Yogyakarta itu karena berkah keraton. Akan tetapi, saya kurang memercayainya. Secara pribadi, menurut saya harga makanan di Yogyakarta saat ini sudah tidak bisa dikatakan lebih murah. Sudah standar, sama dengan kota-kota lain, atau kadang malah lebih mahal.

Perlu Anda ketahui juga, kendati pun harga makanan di Yogyakarta sering dipersepsikan lebih murah, namun harga lain-lainnya malah justru mahal. Di kota pelajar ini, aktivitas begitu padat. Mulai dari yang rapat organisasi hingga yang cuma kongko-kongko biasa. Terkadang itu yang membuat mahal. 

Atau karena faktor lain, di Yogyakarta itu banyak tempat wisata, yang seringkali begitu menggoda hasrat untuk segera menjelajahinya. Nah, hasrat untuk piknik itu pulalah yang kadang juga membuat dompet tipis.

Belum lagi kalau sering dugem dan minum minuman keras, maka biaya hidup di Yogyakarta akan lebih mahal lagi. 

Well, pada akhirnya semuanya kembali kepada diri masing-masing. Tergantung pada bagaimana caramu memanajemen diri dan uangmu. 


Please write your comments