Bagaimana Seharusnya Kita Memperlakukan Tubuh? Ini Penjelasannya - Jurnal Darul Azis

Bagaimana Seharusnya Kita Memperlakukan Tubuh? Ini Penjelasannya

Bagaimana Seharusnya Kita Memperlakukan Tubuh? Ini Penjelasannya

Konsep Hubungan Antara Roh dan Tubuh? [gambar : www.tbocnow.org]
Salah satu pelajaran penting dari guruku yang senantiasa kuingat adalah soal kewenangan roh atas tubuh. Beliau telah menyampaikan hal itu berkali-kali. Terutama saat aku bertamu padanya untuk keperluan meminta jamu.

Tadi malam aku mengunjunginya. Stok maduku habis dan seingatku bulan kemarin beliau panen madu. Maka segera saja, selepas magrib aku langsung meluncur ke kediamannya yang terletak di sebuah desa pinggiran kota.

Setelah mengambilkan sebotol madu untukku, seperti yang kuduga sebelumnya, beliau kemudian memberi bonus nasihat.

"Kamu itu hakikatnya adalah roh. Bukan seperti yang tampak di cermin atau seperti yang kamu sentuh." Ia membuka pembicaraan. Sambil menyimak, aku meminum teh madu yang beliau suguhkan.

"Itu pemahaman dasarnya. Dan harus senantiasa kamu sadari." Lanjutnya.

Setelah berhenti beberapa saat, beliau melanjutkan, "Sedangkan tubuh adalah materi. Benda."

Aku mengangguk takzim. Memerhatikannya dengan konsentrasi tinggi.

"Kamu yang sekarang ini adalah roh yang hidup di dalam benda, yaitu jasad." Aku segera memandangi tubuhku. Lalu sejenak kemudian memandangi tubuhnya.

"Oleh Tuhan, kamu diberi wewenang untuk mengelolanya. Agar kamu bisa melaksanakan tugas-tugas di dunia dengan baik."

Aku memejam mata, mencoba merasakan keberadaan ruhku. Diriku.

"Maka akan sangat lucu jadinya kalau hidupmu disetir oleh jasad yang seharusnya kamu kelola dan kuasai."

Beliau tertawa. Aku hanya tersenyum.

"Namun kamu juga harus paham, kamu tidak akan bisa berkuasa atas tubuhmu kalau kamu belum mengenalnya secara utuh." Beliau kembali berpesan.

"Cara mengenalnya sebenarnya sangat mudah. Namun sayangnya banyak orang yang tidak menyadarinya." Beliau terus berbicara, dengan sangat antusias.

"Sadar fungsi. Itulah kuncinya. Tubuh itu satu kesatuan, yang di dalamnya terdapat bagian-bagian dengan masing-masing fungsi." Jelasnya seraya menunjuk beberapa bagian tubuhnya.

"Kamu harus benar-benar paham dan sadar akan hal ini. Karena sekali lagi, kamu adalah sang pengendali. Kamu adalah penguasa atas tubuhmu."

"Sebagai pengendali, kamu harus sadar kapan bagian ini digunakan. Kapan bagian ini diistirahatkan. Bagian ini butuh apa. Serta bagaimana seharusnya memperlakukan bagian-bagian tubuhmu itu, sesuai dengan karakteristik masing-masing." jelasnya lebih detil.

"Kalau kamu tidak berhasil mengenalinya, maka perlakuanmu pasti juga tidak akan tepat dan itu akan membuat fungsi bagian-bagian tubuhmu terganggu."

"Ketika itu terus terjadi secara berulang, pada titik tertentu bagian-bagian tubuhmu akan melakukan pemberontakan-pemberontakan. Mereka akan memprotesmu dengan sangat keras."

"Itulah yang oleh orang-orang disebut sakit."

Mendengar hal itu, aku langsung merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhku.

"Ketika hal itu sampai terjadi, maka tak ada pilihan lain untukmu kecuali mengajaknya berdamai. Minta maaflah. Dan berusahalah untuk lebih intim dengannya."

"Kalau itu sudah kamu lakukan, maka aku berani menjamin, tubuhmu tidak akan pernah memberontak padamu dengan cara-cara yang ekstrim."

"Kalau cuma protes ringan ya pasti ada. Wajar. Karena itu merupakan bagian dari caranya berkomunikasi denganmu. Agar kalian lebih intim lagi."

"Orang-orang sekarang tidak banyak yang percaya dengan hal semacam ini. Karena mereka telanjur menganggap bahwa tubuh adalah yang utama. Benda adalah yang terpenting."

"Para pengajar ilmu-ilmu kesehatan modern sayangnya juga tidak pernah mengajarkan hal ini. Entah karena mereka tidak peduli atau karena sengaja menutupi. Karena memang ada nilai materi di baliknya."

"Begitu juga dengan para orang tua. Mereka sering kali lalai membimbing anak-anaknya untuk mengenal tubuhnya sendiri."

"Nah, aku ingin kamu jangan seperti itu. Karena itu adalah bentuk lain dari pengingkaran atas ketentuan Tuhan. Itu kedurhakaan."

"Ingat, kamu itu roh. Roh yang diberi jasad." Tegasnya.

Aku membuka mata. Gelap. Sunyi. Malam telah larut. Hari sudah berganti. Di luar, hanya ada suara gemercik air akuarium milik Bapak kosku.

Masih dalam posisi duduk bersila, aku menghela napas dalam-dalam. Lalu mengembuskannya perlahan.

**
Siang ini aku menerima kiriman sebotol madu dari seorang kurir. Tidak ada nama pengirim dalam bungkusan itu. Tapi aku tahu siapa yang telah mengirimkannya. Aku malu. Aku rindu.

Yogya, 15 April 2017

Darul Azis

2 comments