Kopi yang Kausuguhkan Padaku Sore itu - Jurnal Darul Azis

Kopi yang Kausuguhkan Padaku Sore itu

Kopi yang Kausuguhkan Padaku Sore itu


Sampai sekarang ia masih tertambat lesu di meja beranda rumah kita.

Oooh..Sri. Waktu berjalan begitu cepat dan berlaku pongah kepadamu. Waktu begitu bernafsu untuk mengalahkanmu, tanpa sekali pun kau diberi kesempatan 'tuk membela diri.

Bahkan ia tak pernah mau tahu perihal keinginanmu untuk selalu melihatku menyesap secangkir kopi panas buatanmu, agar lelahku bisa luruh perlahan seiring Mata Hari yang terpejam tenang di ufuk barat, sampai semua pekerjaan kita di bumi ini selesai dan kita bisa bersama-sama berangkat ke langit membangun rumah sederhana nan damai seperti rumah kita di sini.

Sri, waktu berjalan begitu cepat. Sementara kenangan tentangmu malah semakin melekat dalam ingatanku yang semakin menua ini. Sebaliknya, ia bagai melambat dan sengaja meninggalkanku di sini, tanpa pernah mau tahu perihal keinginanku untuk terus bersamamu.

Sri, kopi yang kausuguhkan sore itu, uapnya masih terus-menerus menguarkan aroma kematian; aroma yang telah menculikmu dariku.

Namun tak sekalipun ia mau mendekatiku. Padahal rinduku padamu sudah menggunung, yang pasti kau sudah lihat puncaknya sedang berusaha menjejal langit.

Sri, jika kau sempat, petiklah daunku di atas sana, tentu tanpa sepengetahuan Tuhan, agar kita bisa segera berjumpa, dan rindu ini, bisa segera kita tunaikan.

(Darul Azis, 2017-2018)
Ilustrasi: syg.ma
Please write your comments