Saatnya Swasembada Buah - Jurnal Darul Azis

Saatnya Swasembada Buah

Saatnya Swasembada Buah




Sumber : Gudangkesehatan.com

Oleh : Darul Azis*

Di penghujung bulan Januari lalu, Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan mengumumkan larangan impor apel asal Amerika Serikat, khususnya apel yang dikemas di Bidart Bros, Bakersfield, California. Pelarangan ini lantaran apel–apel tersebut terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes.Sebelumnya, tepatnya pada tanggal 9 Januari lalu, Bidart Bros juga telah mengeluarkan rilis yang mengumumkan penarikan semua apel dan melaporkan bahwa pengiriman terakhir perusahaan adalah pada tanggal 2 Desember 2014.
Temuan bakteri mematikan Listeria monocytogenes pada apel impor asal Amerika Serikat ini menimbulkan dampak yang demikian luas. Masyarakat pun dibuat panik karenanya, mengakibatkan penjualan hampir semua jenis apel impor menurun drastis. Sebaliknya, permintaan apel lokal semakin meningkat tajam dan harganya pun mulai merangkak naik. Ini menjadi kabar gembira bagi petani buah di Indonesia, menjadi tamparan keras bagi para pemburu makanan impor, dan menjadi pelecut bagi pemerintah agar tidak hanya mengambil kebijakan praktis mengimpor buah untuk memenuhi kebutuhan buah dalam negeri, namun juga berani mengambil kebijakan jangka panjang dengan meningkatkan produksi dalam negeri.
Ironis memang, tatkala pasokan pasar buah apel di Indonesia justru dipenuhi dengan buah impor, padahal negara kita merupakan negara agraris. Sekitar 70 persen kebutuhan apel di Indonesia dipasok dari luar negeri. Ini lantaran kuantitas produk apel dalam negeri hanya mampu memasok sekitar 30 persen dari total kebutuhan karena berbagai permasalahan klasik seperti keterbatasan lahan, pengemasan, kondisi perubahan iklim global, kesuburan tanah karena tercemar pupuk kimia, dan tingginya serangan hama dan penyakit. Atas permasalahan tersebut, pemerintah bukannya berupaya memberdayakan petani, tetapi lebih memilih untuk mengambil langkah praktis yakni dengan terus menerus mengimpor apel dari luar negeri. Langkah inilah yang kemudian semakin menyudutkan petani dan menurunkan produktivitas buah apel di Indonesia.
Untuk itulah, peristiwa ini hendaknya dijadikan sebagai pelajaran berhaga bagi pemerintah, petani buah, dan konsumen buah  (masyarakat). Bagi pemerintah, hendaknya mulai memberikan perhatian lebih kepada sektor pertanian buah di Indonesia, agar kebutuhan buah dalam negeri dapat dipenuhi secara mandiri dan menjadikan buah lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Pemerintah perlu memperluas lahan, mendampingi petani, memperbaiki infrastruktur, serta lebih hati-hati lagi dalam mengimpor buah agar jangan sampai merugikan petani  dan juga konsumen dalam negeri.
Sedangkan bagi petani buah, hendaknya lebih berkomitmen untuk terus menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas buah dalam negeri. Hal tersebut dapat ditempuh dengan mulai beralih ke pupuk organik misalnya. Ini dimaksudkan agar kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk-produk pertanian dalam negeri dapat senantiasa terjaga.
Tak hanya itu,  peristiwa ini seyogyanya juga dapat memberi pelajaran kepada para konsumen (masyarakat) tentang betapa pentingnya perilaku selektif dalam memilih makanan, terutama buah. Kita mafhum bahwa buah tidak hanya berguna sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai pelindung tubuh dari berbagai sumber penyakit. Dengan demikian, kewaspadaan kita terhadap apa yang kita makan adalah faktor utama untuk mencegah timbulnya penyakit akibat makanan. Karena jangan sampai, buah yang kita makan malah merugikan kesehatan kita.  Selain itu, masyarakat juga harus membuka diri terhadap buah dari dalam negeri demi mendukung terwujudnya swasembada buah di Indonesia.
Please write your comments

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)