Menjadi Orang Yang Bahagia/Ilustrasi |
Menjadi bahagia adalah cita-cita setiap orang. Termasuk saya, juga Anda. Apa pun yang saat ini sedang Anda lakukan, di mana pun saat ini Anda berada, dan bagaimanapun kondisi Anda sekarang, saya yakin itu merupakan bagian dari upaya Anda untuk meraih kebahagiaan di masa depan. Karena kebahagiaan adalah akumulasi dari semua itu. Kebahagiaan ibarat rumah, yang terdiri dari pondasi, pilar, dinding, atap, dan perabot lainnya.
Karena itu, perlu kiranya bagi kita untuk memahami terlebih dahulu setiap komponen bangunan bernama kebahagiaan itu.
Sebagai langkah awal, kita akan berbicara ihwal hal-hal mendasar untuk dapat merasakan kebahagiaan dalam hidup.
Apa sajakah itu? Berikut ulasannya.
1. Murah Senyum
Hal mendasar untuk dapat merasakan kebahagiaan adalah dengan menjadi orang yang murah senyum. Mengapa? Karena senyum adalah ekspresi kebahagiaan itu sendiri. Senyum mencerminkan rasa bahagia yang sedang dirasakan oleh seseorang.
Dengan demikian, menjadi orang yang murah senyum adalah upaya utama yang harus ditempuh oleh seseorang yang ingin merasakan kebahagiaan di dalam hidupnya. Sebab bukankah dengan begitu orang di sekeliling kita jadi akan lebih nyaman dengan kita?
Bisa Anda bayangkan sendiri, jika Anda diminta untuk memilih berhadapan dengan orang yang murah senyum atau yang pelit senyum, manakah yang akan Anda pilih?
2. Selalu Terhubung Dengan Tuhan
Sebagai ciptaan-Nya, sudah barang tentu kita harus terhubung dengan Tuhan setiap saat. Bisa melalui ritual ibadah, sehingga bisa memberikan ketenangan batin. Bisa juga dengan selalu berdoa dalam setiap aktivitas, sehingga bisa lebih maksimal hasilnya. Atau dengan senantiasa mengingat nikmat dan anugerah yang telah diberikannya kepada kita, sehingga menimbulkan rasa syukur dalam diri.
Tuhan itu dekat dan mudah sekali dijangkau. Hanya saja terkadang kitalah yang tanpa sadar berusaha menjauhinya.
3. Tidak Terlalu Khawatir
Senantiasa dirundung rasa khawatir terhadap sesuatu adalah bentuk lain dari ketidakbahagiaan. Apalagi mengkhawatirkan sesuatu hal yang belum atau tidak akan pernah terjadi. Seperti misal, khawatir suatu saat akan kehilangan orang yang Anda cintai. Khawatir akan gagal. Khawatir akan kejatuhan dan hal-hal lain yang hanya akan menguras emosi dan pikiran kita.
Pertanyaannya kemudian adalah : mengapa harus khawatir? Sementara hari ini kita telah melakukan yang terbaik.
Esok adalah esok. Hari ini adalah hari ini. Hiduplah untuk hari ini, dengan sebaik-baiknya. Setenang-tenangnya.
4. Jangan Terlalu Berharap
Selain dianjurkan untuk tidak terlalu khawatir, Anda juga dianjurkan untuk tidak terlalu berharap. Sebab terlalu berharap hanya akan menyisakan luka dan kekecewaan di kemudian hari, jika yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Yang terpenting adalah : lakukan yang terbaik untuk hari ini. Jangan cemaskan dan jangan terlalu berharap hasilnya esok.
Lupakan dan lakukanlah hal lain dengan sebaikmungkin. Seperti hari ini dan kemarin-kemarin.
5. Hidup Sederhana
Anda tak akan bisa hidup bahagia selama masih menuruti keinginan dan menghendaki kepuasan. Dunia ini luas, tak akan bisa kita menjangkau seluruhnya. Keinginan itu seperti air laut, semakin kita meminumnya, semakin hauslah kita. Keinginan itu seperti rimba, sekali tersesat, sangat sulit untuk bisa keluar.
Karena itu, berlatih untuk tidak menuruti segala keinginan dan godaan, adalah satu-satunya cara untuk menjadikan hidup lebih bahagia (tenang).
Hiduplah sederhana, sejak dalam pikiran.
6. Banyak Memberi
Mulailah 'walau hanya' dengan senyum. Berilah senyum untuk semua orang karena itu sama artinya Anda sedang mengirimkan pesan-pesan kebahagian kepada orang lain.
Lalu setelah itu, bisa Anda lanjutkan dengan melibatkan Tuhan; memunculkan rasa syukur. Kemudian, dengan berbekal rasa tidak terlalu khawatir terhadap segala sesuatu (kemiskinan, kejatuhan, dll sebagaimana poin ketiga berbicara), maka tangan akan begitu ringan untuk berbagi kepada sesama, untuk memberi kepada yang membutuhkannya.
Dan....setelah itu lupakan. Jangan pernah berharap balasan (meski pasti balasan kebaikan itu akan datang).
Sebab pada dasarnya kita hanyalah perantara tangan-Nya. Semua dari-Nya.
7. Tidak Membenci
Rasa benci mengakibatkan ketidaktenangan. Rasa benci itu mengotori hati, menyita pikiran, dan menguras tenaga. Kita tidak akan bisa hidup tenteram selama rasa benci (lebih-lebih kepada sesama) masih bersemayam dalam hati.
Mengapa harus membenci, jika bisa melakukan hal di bawah ini? 👇
8. Menjadi Pemaaf
Ya, memaafkan. Menjadi pemaaf jauh lebih menenteramkan hati ketimbang menjadi pembenci atau pendendam.
Maafkanlah bahkan sebelum yang bersangkutan meminta maaf. Sebab memaafkan itu lahir tanpa syarat apa pun. Agar rasa damai senantiasa menyelimuti hati Anda, tanpa rasa benci, dengki, ataupun dendam.
Sayangilah diri Anda, dengan menjadi pemaaf untuk orang lain.
Jadi diri sendiri adalah salah satu untuk hidup bahagia. Dr Oz Indonesia
ReplyDeleteIya, tapi itu tidak masuk ke dasar2 ini.
Delete