Senin yang Kesiangan, Aku yang Terlalu Bersemangat - Jurnal Darul Azis

Senin yang Kesiangan, Aku yang Terlalu Bersemangat

Senin yang Kesiangan, Aku yang Terlalu Bersemangat

Upacara Hari Senin [Ilustrasi via http://manado.tribunnews.com]
Hari ini aku bangun pagi-pagi sekali. Karena di kantor aku didaulat untuk jadi petugas upacara.

"Tulat kamu tidak boleh telat." Si Bos berpesan padaku Jumat lalu. Sungguh, pesannya selalu kuingat. Baik di kala sempit maupun di kala sempat.
Maka aku mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Selepas memanaskan motor, kutengok rumah sebelah. Rumahnya Senin. Sampai pukul lima pagi belum tampak ada aktivitas di rumahnya.
Pukul enam pagi aku sudah bertolak dari rumah, menuju kantor. Sebagai buruh yang patuh, aku memang tidak boleh telat. Apalagi nanti aku akan melakukan tugas yang berkaitan dengan kehormatan negara. Aku tak ingin dianggap subversif.
Pukul tujuh aku sampai kantor. Masih sepi. Hanya ada beberapa sekuriti dan tukang taman.
Setelah memarkir motor, aku mengecek gawaiku dan membuka grup WA Kompleks Perkantoran. Itu adalah grup WA para pengontrak rumahnya Bu Haji. Anggotanya adalah Senin, Sabtu, Minggu, dan tentu saja aku sendiri.
"Bedebah! Aku kesiangan. Kok kalian tidak bangunin aku?" Tulis Senin di dalam grup, lima menit yang lalu.
"Sorry, aku tadi buru-buru. Mau jadi petugas upacara." Aku membalas rutukannya. Anggota yang lain dapat kupastikan tidak akan membalas rutukan Senin. Mereka jelas belum bangun, sampai mungkin siang nanti.
"Lah, kamu ini gimana? Kalau aku kesiangan gini, upacaranya memang bakalan jadi?" jawab Senin.
Astaga!
Aku menepuk jidat. Senin benar. Aku terlalu bersemangat.

2 comments

  1. Senin, Lazy monday
    selalu tak bersemangat kalo hari senin, entah mengapa jadi mendarah daging dibuatnya

    ReplyDelete