Saya punya kenalan seorang laki-laki muda penyuka burung. Aa Maman namanya. Dia adalah pemilik warung burjo di tempat saya ngekos dulu.
Koleksi burung peliharaannya sangat banyak. Kos-kosan pun menjadi sangat ramai dan meriah karenanya.
Pagi hari menjadi waktu yang paling menyenangkan karena biasanya burung-burung Aa maman aktif berkicau.
Suasana itu mengingatkan saya ketika dulu hidup di desa, di mana suara burung dapat dengan mudah samlai ke telinga.
Saya sudah lama tidak berjumpa dengannya. Tapi alhamdulillah, media sosial tetap menghubungkan kami.
Di laman Fesbuknya, Aa maman sering memosting burung-burungnya. Tampaknya, burung-burungnya semakin banyak dan berprestasi saja.
Saya jadi berpikir, jika soal bagaimana cara memelihara burung yang baik dan benar, Aa Maman kiranya patut dijadikan guru penuntun.
Aa Maman berfoto bersama kolega seperburungannya |
Di tangan dingin pengusaha burjoan asal Kuningan itu, burung yang mulanya biasa saja bisa berubah menjadi luar biasa. Kicauannya merdu. Gerakannya trengginas. Sehat. Dan warna bulunya, indah betul.
Raihan penghargaan burung-burung Aa Maman |
Setiap pekan, burungnya juga selalu menggondol predikat juara dalam ajang lomba kicau dan latihan bersama di Jogja. Piala dan sertifikatnya sudah banyak sekali.
Juara lagi |
Tentulah capaian itu membikin ia bangga. Sebagai seorang laki-laki yang sudah memiliki pasangan, anak laki-laki, bisnis yang mapan, dan kendaraan yang layak, Aa Maman telah menjadi laki-laki paripurna dengan adanya burung-burung peliharaan yang menyenangkan itu.