#Pilpres2019 adalah momen yang paling tepat bagi para teroris untuk melancarkan aksinya. Aksi terorisme di "prime time" ini tidak memerlukan effort besar dan memiliki potensi dampak luar biasa. Ini karena momennya yang cocok tadi. Bisa Anda cari sendiri contohnya. Mungkin Anda sudah punya pengalaman tentang hal ini. Suatu upaya meskipun sudah dikerahkan semaksimal mungkin, kalau waktunya belum pas, hasilnya juga tidak akan maksimal. Sebaliknya, terkadang kita sering merasa effort yang kita keluarkan tidaklah seberapa, namun karena momennya pas, hasilnya ternyata di luar dugaan.
Keributan yang selama ini terjadi dapat kita jadikan indikator ukur seberapa besar dampak yang akan ditanggung oleh bangsa ini kalau sampai ada aksi terorisme menjelang dan-terutama- setelah Pilpres usai. Pihak dari kubu Prabowo maupun Jokowi sama-sama akan merugi, karena akan menjadi kambing hitam dari aksi terorisme itu. Kalau keduanya sudah saling tuduh, maka kondisinya akan lebih kacau lagi. Saya tak kuasa membayangkannya.
Meski perebutan kursi Presiden-Wakil Presiden tahun ini kian memanas, saya masih yakin bahwa kedua kubu masih memiliki rasa cinta terhadap rumah mereka sendiri. Kedua kubu memang senang mempergunakan keributan-keributan kecil sebagai bagian dari siasat politik mereka, namun saya masih percaya mereka tidak akan mempergunakan aksi terorisme.
Mereka tidak akan membakar rumah yang mereka tinggali, terlebih di sana mereka juga masih punya lumbung padi dari hasil pesta demokrasi tahun ini, yang diwakili oleh para legislator terpilih. Adapun ramai-ramai yang selama ini terjadi, itu ya hanya bagian dari strategi mengeruk suara semata. Tidak perlu terlalu kita khawatirkan.
Lain halnya dengan para teroris. Mereka tidak punya lumbung padi di rumah bernama Indonesia ini, dan sebab itulah mereka harus merebut rumahnya terlebih dahulu, baru kemudian mendapatkan lumbung padinya. Dan saat terbaik bagi mereka untuk merebut rumah itu adalah saat para penghuni rumah sedang bertarung memperebutkan jabatan sebagai kepala rumah tangga.
Apakah kita rela, rumah kita, warisan para orangtua yang dulu telah berkorban nyawa untuk mendirikan rumah yang kita tinggali kini direbut oleh para teroris BANGSAT itu? Tentu saja tidak bukan? Karena kita pun juga masih sama-sama ingin hidup. Karena kita pun juga masih sama-sama punya lumbung padi di rumah ini, hasil dari kerja-kerja kita.
Para teroris itu harus menjadi musuh kita bersama, lepas dari preferensi politik kita.
Para teroris itu seharusnya menjadi musuh kita bagi kedua kubu, karena kedua kubu pun pada dasarnya telah dijadikan musuh oleh para teroris itu. Bagi mereka, siapa pun presidennya, tetaplah thagut! Dan maka dari itu harus diperangi.
Kita berharap kedua kubu lebih proaktif mencegah terjadinya aksi terorisme di rumah bersama kita ini. Jokowi dan Prabowo harus bersatu melawan terorisme, minimal demi mengamankan #Pilpres2019. 😂
Pun demikian para pendukungnya. Untuk urusan terorisme, mereka harus bersatu, seperti ketika dihadapkan para film porno dan selangkangan. Eh, maap.