Ilustrasi Virus Korona |
Peluang desa untuk terserang wabah Covid-19, untuk saat ini, sebenarnya kecil. Apalagi bagi desa yang sangat jauh dari kota, dan masyarakatnya tidak banyak yang punya kegiatan ke luar desa, atau tidak ada perpindahan orang kota ke desa untuk sementara waktu.
Hanya saja, virus ini seperti air yang terus mengalir mencari tempat yang lebih rendah. Orang-orang desa, bisa saja terkena virusnya belakangan, di saat orang-orang kota sudah pada sembuh/sudah banyak yang mati. Oleh karena itu, kita tetap harus hati-hati dan waspada.
Kalau virus ini sudah sampai desa, bahaya sekali. Sebab desa tidak didukung dengan fasilitas kesehatan yang baik. Puskemas tak akan mampu menangani pasien yang terjangkit ini. Sementara RSUD/RSU Swasta akan sudah dipenuhi oleh masyarakat kota.
Karena itu, penyebaran virus ke desa harus benar-benar dicegah. Caranya, ialah dengan:
1. Membatasi pergerakan orang kota ke desa. Yang di perantauan hendaknya tidak mudik dulu, meskipun kondisinya sehat. Di perjalanan tak ada yang tahu.
2. Kalau ternyata yang di perantauan harus mudik (misal karena kehilangan pekerjaan/penghasilan), si perantau itu harus melapor ke Puskesmas dan kemudian mengisolasi diri selama 14 hari, tanpa kontak langsung dengan keluarga. Pihak keluarga atau si perantau harus bertanggungjawab penuh atas hal ini, agar tidak menimbulkan kekhawatiran tetangga. Kalau itu sudah dilakukan, para tetangga ra usah khawatir. Tenang wae. Jangan malah ribut. Di saat-saat seperti ini, kita harus tambah rukun dan saling membantu.
3. Menerapkan budaya hidup sehat. Bagi kita warga desa, ini bisa jadi kesempatan untuk berbenah dan menerapkan budaya hidup sehat. Mulai dari aktivitas fisik, makanan, dan hidup bersih (disiplin mencuci tangan).
Soal aktivitas fisik, kita orang desa jagonya. Kita unya pekerjaan yang hampir kesemuanya mempergunakan kekuatan fisik. Mulai dari membersihkan halaman dan pekarangan yang seluas lapangan bola, ngarit, nyuci baju, nderes, macul, nyapu lantai rumah, dan masih banyak lagi.
Tinggal kita tambah dengan memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang mungkin ada, atau bisa ditanam di pekarangan rumah.
Sayur-sayuran itu misalnya: kembang pepaya, daun kelor, daun bayam, daun kangkung, cepokak, daun katu, kangkung, pepaya muda, dan lain sebagainya.
Untuk buah-buahan misalnya: pisang dan pepaya. Dua jenis buah-buahan ini tak kenal musim. Bisa panen terus. Kandungan gizinya pun luar biasa.
Atau, bisa juga dengan membikin jamu sendiri dari kunir, kencur, dan jahe.
Di saat-saat seperti ini kita akan sadar, ternyata menanam buah dan sayur di pekarangan rumah itu begitu besar manfaatnya.
4. Membersihkan tempat-tempat yang sering disentuh dengan tangan secara rutin. Misalnya: gagang pintu, remot tivi, stang motor. Dibersihkan dengan sabun saja sudah cukup. Asal rutin. Jangan seminggu sekali.
5.Tempat-tempat umum seperti pasar, musala, masjid, gereja, harus lebih diperhatikan kebersihannya. Begitu juga dengan para pengunjungnya. Sediakan tempat cuci tangan lengkap dengan sabunnya. Ini sebaiknya harus melibatkan tenaga kesehatan, aparatur kampung, dan para pemuka agama. Agar pesannya benar-benar sampai ke masyarakat.
Bismillah, semoga dengan cara itu, virus Corona (Covid-19) gak sampai ke desa kita.
Itu ikhtiar kita, selebihnya kita serahkan karo Sing Ngawe Urip.
Tolong bawa pesan ini ke orang-orang terdekatmu.