Diduga Tertular Virus Papa Minta Saham, Tukang Parkir Sekaten Minta Tambahan Tarif - Jurnal Darul Azis

Diduga Tertular Virus Papa Minta Saham, Tukang Parkir Sekaten Minta Tambahan Tarif

Diduga Tertular Virus Papa Minta Saham, Tukang Parkir Sekaten Minta Tambahan Tarif



Pagi-pagi tadi, seorang teman saya menggerutu dan misuh-misuh pada saya. Saya yang tak tahu apa-apa sebab-musababnya tentu saja kuaget. Untung hari ini adalah hari Jum'at. Jadi kemungkinan saya marah sangat kecil sekali. Dengan hati tenang karena penuh cahaya illahi, saya pun lantas berusaha mencari tahu latar belakang, pendahuluan, dan tinjauan pustaka kenapa dia bisa seperti itu.

Jadi ceritanya, semalam dia dan teman-temannya pergi ke Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS). Walaupun cuaca malam tadi gerimis, mereka tetap nekat, semata-mata demi menikmati hiburan rakyat yang hanya ada setahun sekali itu. Karena mereka ingin sekali meluapkan kegembiraan dan menguji adrenalinnya dengan menaiki Kora-Kora dan Ombak Banyu--jeni permainan yang paling diminati pengunjung Sekaten, terutama anak-anak muda.

"Bajigur tenan. Tarif  parkir Sekaten kok limang ewu eram,"
"Lha ana kertas parkire ora? Kowe nang endi parkire?" Tanya saya menyelidik.
"Yo nang gapura sing meh mlebu area alun-alun kae. Ora ana kertas parkire mbarang, makane dadi larang tenan."
"Kowe ora njaluk?"
"Ora je, ora nduwe jare,"
"Yo pantesan. Lha ra ana bukti kertas parkire kok. Tempat laine piye? Padha ora?"
"Padha kabueh. Kompuak."
"Waduh.. gawat tenan negara iki."
"Lha ngapa kok malah ujug-ujug ngomongke negara ki?"
"Lha ya iya, iki jelas tukang parkire ketularan sing neng tipi-tipi kae wingi."
"Papa minta saham?"
"Ya jelas, apa maneh!"
"Waduh.. gawat nek ngunu. Saiki 'Preman' minta jatah, tukang parkire minta tambah. Mbokku yo minta mantu. Yang-ku minta putus. Gawat-gawat...duh Gusti paringana kuat!"

Lagi-lagi.. di pagi yang penuh berkah itu saya harus mendengarkan curhatannya.



Please write your comments