Memperbaiki Radar Air Tandon - Jurnal Darul Azis

Memperbaiki Radar Air Tandon

Memperbaiki Radar Air Tandon

Ilustrasi
Kemarin malam radar otomatis penampungan air di kos mati. Pompa air yang biasanya langsung menyala begitu volume air sudah tinggal sedikit itu tak mau hidup dgn sendirinya. Tak ayal, tabung penampungan pun asat dan kosan sempat kehabisan air untuk beberapa saat.

Layaknya seorang laki-laki yang sedang mbribik wanita idamannya, dengan cepat lagi tanggap saya langsung bertindak atas situasi itu--selain karena tanggungjawab juga sih.
Mencoba untuk membetulkannya meski sebetulnya saya betul-betul buta soal listrik.
Alhasil, kerja malam itu pun ambyar. 
Saya tidak menemukan solusi.
Beberapa penghuni kos menjadi kegagalan saya malam itu. Karena mereka juga menyaksikan saya ngutak-atik kabel.

Akhirnya, dengan sangat terpaksa, pekerjaan menyalakan pompa air dilakukan secara manual. Kalau sudah begitu buntutnya, sayalah yang jadi was-was. Takut kalau tabung penampungan luber, sehingga airnya merembas ke plafon kamar saya. Itu akan sangat merepotkan.

Malam itu juga,  dengan modal sms paketan dari Indosat, saya segera menghubungi ahli pompa air agar dapat membetulkannya keesokan paginya.

Tapi hasilnya mengecewakan saya. Ahli pompa air yang saya sms sedang ada pekerjaan borongan pemasangan listrik di tempat lain. Saya diminta untuk menunggu beberapa hari lagi, tapi saya menolaknya.Tentu karena alasan was-was tadi.

Akhirnya, dengan bermodalkan obeng cengkeh, gunting, korek, dan lakban (yang semalam sebetulnya juga saya pakai), saya mencoba membetulkannya sendiri (lagi). Ya.. benar-benar sendiri. Saat suasana kos sedang sepi. Saya memang lebih suka melakukan  pekerjaan seorang diri karena sering kali tidak PD kalau dilihat orang. Soal pekerjaan yang tidak begitu/belum saya kuasai, saya akan merasa minder habis-habisan. Makanya lebih baik saya melakukannya sendiri, belajar sendiri. Meski butuh waktu cukup lama, saya tetap akan bisa. Dan hasilnya akan membuat saya bangga.

Radar air coba saya utak-atik, saya bersihkan, lalu saya nyalakan. Tetap tidak bisa. Di tabung penampungan itu ada dua radar, yang baru hari ini saya ketahui  bahwa yang satunya tidak berfungsi karena untuk satu tabung satu radar saja sudah cukup. 
Firasat saya langsung berkata kemungkinan besar radarnya mati. Maka saya pun mengalihkan kabel ke radar yang saya selama ini terindikasi nganggur itu. Pemasangan selesai. Lalu saya turun untuk kemudian mengujicoba hasil gawean saya. 

Dengan hati berdebar-debar, saya memberanikan diri untuk menyalakan pompa air. Tak lupa, saya juga membaca basmalah (iya, kalau sedang begini saya memang sering bawa-bawa Tuhan).

Hasilnya...?

Walhamdulillah. Begitu saya spontan berteriak dengan nada cukup kencang, setelah saya mendengar pompa air langsung menyala-- karena air di tabung memang tinggal sedikit. Dugaan saya benar. Radar airnya memang mati. Pekerjaan saya ada hasilnya. Saya sukses. Dan bahagia, sehingga saya langsung menulisnya di sini. 

Pesan moral : air adalah sumber kehidupan. Maka sayangilah air. Jangan boros. *Lah
Please write your comments