Panduan Membeli Baju Baru Bagi Pemula - Jurnal Darul Azis

Panduan Membeli Baju Baru Bagi Pemula

Panduan Membeli Baju Baru Bagi Pemula


Panduan Membeli Baju Baru
Panduan Membeli Baju Baru/ Ilustrasi via Blankbaby

Membeli baju baru, bagi kebanyakan orang mungkin merupakan perkara mudah dan tak memerlukan panduan karena saking menyenangkannya. Selama uang sudah ada dalam genggaman, tak ada lagi persoalan. 

Namun tidak demikian bagi sebagian orang lainnya. Keputusan untuk membeli baju baru, dalam hidup mereka merupakan suatu hal yang sangat sulit dan rumit serta memerlukan berbagai macam pertimbangan. Mulai dari pertimbangan historis, stratehis, taktis, politis, ideolohi, asmara, ekonomi, sosial, hukum, moral, hati nurani, HAM, hingga pertimbangan isu SARA. 

Karena terlalu banyak pertimbangan, maka akan ada banyak sekali alasan yang mereka munculkan untuk batal membeli baju baru. Dan kadang, alasan-alasan tersebut cenderung remeh temeh seperti misalnya karena nama tokonya mirip dengan nama mantannya, karena merknya menggunakan bahasa asing, karena AC-nya terlalu dingin, karena ia harus dikenai pajak, karena ia harus bayar parkir, karena harganya terlalu murah, ataupun karena di toko tersebut tidak ada toiletnya.


Untuk diketahui, alasan-alasan tersebut sebenarnya hanyalah merupakan buntut dari tidak beresnya niat sejak awal mereka berangkat seperti yang akan kita bicarakan dalam tulisan ini. Anda yang cukup sering mendengar ceramah pemuka agama pasti paham bahwa segala sesuatu itu tergantung pada niatnya. Kalau niatnya sudah baik dan benar, maka kemungkinan besar hasilnya pun berbanding lurus. 


Dan beruntunglah, pada kesempatan yang sempat ini, atas berkat kasih sayang Tuhan, saya berhasil menghadirkan panduan membeli baju baru bagi Anda yang mungkin saat ini sedang membutuhkan. Berikut panduannya!


Pertama, pastikan bahwa Anda memang benar-benar ingin membeli baju baru. Ini penting dan fundamental, sebab jangan sampai niat Anda justru batal saat Anda sedang akan membayar di kasir dengan alasan Anda berubah pikiran karena sebenarnya kurang begitu menginginkannya. Pada proses ini, Anda harus melupakan teori ‘membeli itu berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan’, karena kalau sampai Anda mengingat teori tersebut dan lalu meyakininya, sampai mati pun mungkin tak akan membeli baju baru. 

Ketahuilah, Anda tidak butuh ‘rasa butuh’, melainkan ‘rasa ingin’. Ingatlah sebuah pepatah bijak ini, “di mana ada kemauan di situ ada jalan”. Dan, sekarang hadirkanlah ‘rasa ingin’ itu dalam diri Anda.


Kalau menghadirkan ‘rasa ingin’ saja tidak bisa, maka jangan coba-coba memaksakan diri untuk membeli baju baru, kecuali kalau Anda ingin dihantui rasa penyesalan yang maha berat di sepanjang sisa hidup Anda yang kebetulan mungkin cukup lama itu. Percuma bukan diberi umur panjang tapi dihantui rasa penyesalan? 

Oleh karenanya, sebelum itu terjadi lebih baik diantisipasi dan ingatlah sebuah pepatah bijak lagi, “lebih baik mencegah daripada mengobati”.



Kedua, pastikan Anda tidak sedang ingin membeli apa-apa selain baju baru. Poin ini menurut saya juga tak kalah pentingnya dari poin pertama--selisih derajat urgensinya barangkali jika dipersentasekan hanya berkisar 0, 035 persen saja. Sebab jangan sampai misalnya, Anda sudah sampai di toko baju yang Anda inginkan lalu tiba-tiba Anda malah masuk ke toko buku yang ada di sebelahnya hanya gara-gara melihat buku yang selama ini memang Anda cari-cari dan idam-idamkan tertumpuk lesu di lantai yang berdebu.



Ketiga, pastikan saat itu Anda juga tidak sedang ingin beramal, bahkan kalaupun misalnya ketika di perjalanan Anda bertemu dengan seorang pengemis tua dan miskin yang mengaku sengaja dibuang anaknya dan belum makan selama tiga setengah hari karena tak ada orang yang mengasihinya. 


Beramal memang mulia dan membuat naluri kemanusiaan Anda semakin peka, dan kalau Anda percaya, itu juga akan berimbal surga. Tapi untuk kali ini, ingat dan pikirkanlah diri Anda sendiri dulu berikut kehidupan yang Anda dan orang-orang di dekat Anda jalani. 


Lagi-lagi, saya ingin mengajak Anda untuk mengingat sebuah pepatah bijak, “Penampilan itu adalah hal utama”. Lupakan pepatah “Jangan menilai orang dari luarnya”. Ingat, saat ini Anda sedang hidup dalam kepungan kamera dan tuntutan citra dan strata.



Keempat, pastikan pula saat itu Anda tidak sedang ingin merintis sebuah bisnis di bidang perbajuan. Barangkali ini tergolong dalam perkara mudah, karena tidak semua orang punya pemikiran atau keinginan untuk berbisnis di dunia perbajuan. Namun demikian, tetap saja hal ini perlu dipastikan. Bukan apa-apa, ini hanya mengantisipasi agar Anda tidak membatalkan niat membeli baju hanya gara-gara alasan ‘daripada buat beli di toko orang lain, mendingan beli di toko sendiri”. 



Kelima, pastikan kembali keempat poin sebelum ini sudah Anda pastikan secara berulang-ulang. Sampai Anda benar-benar yakin bahwa sekarang waktunya Anda membeli baju baru di mal-mal yang tinggi-megah, ramai, dan keren itu.



Keenam, sebelum pergi ke mal, pastikan Anda sudah harus membaca panduan berbelanja baju di mal. Anda bisa mencarinya di internet dengan bantuan mesin telusur macam Google. Cobalah cari dengan teliti dan jika Anda sudah menemukannya bacalah dengan saksama. Itu akan sangat berguna nanti.


Tapi, jika Anda tidak berhasil melakukan pencarian, tampaknya Anda harus bersabar selama beberapa waktu. Mungkin panduannya memang belum ditulis, atau bahkan belum dipikir oleh penulisnya.


Berangkat ke sana tanpa panduan sih boleh saja, tapi apakah Anda benar-benar yakin?

Please write your comments