Membangun Infrastruktur Untuk Investasi Masa Depan - Jurnal Darul Azis

Membangun Infrastruktur Untuk Investasi Masa Depan

Membangun Infrastruktur Untuk Investasi Masa Depan

Tol Trans Sumatera yang akan menghubungkan kota-kota di Sumatera, dari Banda Aceh sampai Lampung, yang sebagian ruasnya sudah dapat dilalui pemudik Lebaran 2017 nanti.
[Sumber gambar : Facebook]

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Demikianlah bunyi salah satu poin dari 9 program prioritas (Nawacita) presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Masih berkait dengan itu, dalam poin yang lain tersebut pula bahwa pemerintahan yang dipimpinnya akan mendorong terwujudnya reforma agraria (land reform) dan program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi.

Semangat Membangun Infrastruktur Secara Merata

Menyelia Nawacita, maka kita akan bisa menangkap semangat apa yang sebenarnya dipegang teguh oleh pemerintahan Jokowi; yang tak lain adalah semangat membangun infrastruktur. Menariknya, pembangunan infrastruktur kini tidak lagi bersifat Jawa sentris, melainkan Indonesia sentris. Artinya, distribusi pembangunan benar-benar diupayakan dapat disebar secara lebih merata ke seluruh wilayah Indonesia.


Tentu hal tersebut menjadi sebuah kabar baik, karena selain merupakan perwujudan dari asas keadilan antarsesama anak bangsa, pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Indonesia, terutama  bagi wilayah yang selama ini jarang atau bahkan tak pernah tersentuh pembangunan, akan membangkitkan rasa semangat, optimisme, dan nasionalisme. Sehingga pembangunan nasional pun akan menjadi lebih partisipatif, merata, dan optimal.

Semangat membangun infrastruktur seperti yang telah kita sebutkan di muka bisa terlihat dari kebijakan anggaran yang tertuang dalam APBN. Dari tahun ke tahun, anggaran infrastruktur terus ditingkatkan, walau harus dengan memangkas subsidi energi yang berakibat pada naiknya harga bahan bakar minyak di awal presiden Jokowi menjabat dan menimbulkan protes yang cukup keras.

Sebagai hasilnya, anggaran infrastruktur meningkat dengan sangat progresif dan berani. Terlihat dari yang sebelumnya hanya berjumlah Rp177,9 triliun pada 2014, anggaran pembangunan infrastruktur tahun 2015 melonjak hingga mencapai Rp290,3 triliun atau naik sekitar 63,2 persen dari tahun sebelumnya.

Tidak berhenti sampai di situ, ternyata pada 2016, anggaran infrastruktur kembali meningkat menjadi sebesar Rp 317,1 triliun. Dilanjutkan pada 2017, pemerintah menggelontorkan dana Rp387,3 triliun untuk infrastruktur atau setara 18,6 persen dari PDB. Untuk lebih mudah memahami anggaran infrastruktur Indonesia dalam angka, bisa dilihat melalui data statistik berikut :

Sumber data : http://databoks.katadata.co.id/
Namun untuk sementara ini, statistik Indonesia menunjukkan bahwa pembiayaan infrastruktur masih sangat bergantung pada APBN. Sehingga kemudian mau tak mau pemerintah harus mencari alternatif pembiayaan dengan menggandeng BUMN dan swasta. Itu pun masih belum menjadi jaminan terhadap lancarnya pembangunan infrastruktur, karena Indonesia sendiri masih banyak dihadapkan pada persoalan pembebasan lahan.

Sementara di sisi lain, kebutuhan pembiayaan infrastruktur Indonesia hingga tahun 13 ke depan masih sangat tinggi jika ingin mengejar ketertinggalannya dengan negara-negara Asia Tenggara.

Hingga 2030, kebutuhan dana infrastruktur di Indonesia menurut HSBC diperkirakan mencapai US$ 1,16 triliun
[sumber : databoks.katadata.co.id
]

Secara lebih rinci terkait rencana pembangunan infrastruktur ini, pemerintah Indonesia dalam periode 2015-2019 akan membangun 65 waduk (29 waduk pada 2015, 8 waduk pada 2016,  10 waduk pada 2017 dan 2018, dan 8 waduk pada 2019). Adapun persebarannya bisa ditelisik melalui gambar di bawah ini.

Titik lokasi pembangunan waduk di seluruh wilayah Indonesia
[sumber : Renstra Kementerian PUPR 2015-2019]
Jumlah pembangunan waduk berdasarkan tahun anggaran [sumber : Renstra Kementerian PUPR 2015-2019]
Selain waduk, pemerintah juga akan melakukan pemeliharaan jalan nasional sepanjang 47.017 Km,, membangun jalan baru sepanjang 2.650 km (Kawasan perbatasan Kalimantan, penuntasan missing link di Aceh, Kalimantan, Papua, dll.), meningkatkan kapasitas jalan nasional sepanjang 3.073 km, membangun jembatan sepanjang 29.859 m, mengganti jembatan sepanjang 19.951 m, dan membangun jalan tol sepanjang 1.000 km.
Rencana pembangunan jalan di Indonesia
[sumber : Renstra Kementerian PUPR 2015-2019]

Investasi Bangsa

Secara hitungan ekonomi, sejatinya pembangunan infrastruktur merupakan sebuah investasi jangka panjang, baik bagi pemerintah daerah setempat maupun bagi pemerintah pusat sebagai penyelenggara pembangunan. Terlebih lagi jika pembangunannya dilakukan secara merata meliputi seluruh wilayah di Indonesia, mengingat betapa besar potensi ekonomi di masing-masing wilayah. 

  • Pentingnya pembangunan infrastruktur bagi masa depan dan kemakmuran bangsa ini, bisa kita istilahkan dengan menyitir sebuah pepatah,“Bangun infrastruktur dahulu, makmurlah kemudian”.


Karena dengan tersedianya infrastruktur yang memadai, aktivitas ekonomi pun menjadi semakin mudah dan murah, masyarakat jadi lebih produktif, dan segenap potensi dapat digali demi menimbulkan dampak ekonomi yang lebih menguntungkan lagi, sehingga kelak dapat membantu mereka untuk mentas dari jerat kemiskinan.

Tanpa didukung infrastruktur yang baik, maka pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial pun akan terhambat; para petani akan terus berjudi dengan musim; rakyat di wilayah tertinggal akan terus menanggung harga yang tinggi; mereka yang tinggi di wilayah terdepan akan terus memakan makanan dari negara lain; dan mereka yang hidup di wilayah terluar akan terus terasing di tanahnya sendiri. Demikian.

Please write your comments