Ketika disebut-sebut nama “Cimahi” maka yang pertama kali terlintas dalam fikiran saya adalah Air yang cukup, sesuai dengan arti kata “Cimahi”. Seperti halnya nama-nama tempat/wilayah di Jawa Barat, sebagian besar memang mempunyai awalan suku kata “Ci” yang berarti Air. Secara filosofis pemberian suku kata “Ci” di hampir semua nama tempat di Jawa Barat ini memiliki makna yang mendalam dan khas. Dalam kehidupan manusia, air merupakan simbol kerendahan hati, simbol pemadam amarah, simbol kemampuan menyesuaikan diri diberbagai tempat, mungkin hal inilah yang juga mempengaruhi karakter orang-orang Jawa Barat yang terkenal dengan kepiawaiannya menyesuaikan diri dan rendah hati dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun belakangan ini, ternyata semua anggapan saya tentang Cimahi sangatlah dangkal adanya. Kenapa? Saya punya salah seorang rekan mahasiswa berasal dari Kota Cimahi yang saat ini tengah menempuh pendidikan ilmu Sejarah di salah satu Universitas di Yogya, meski tidak satu jurusan namun kami berteman sangat baik. Seringkali dalam setiap pertemuan kami selalu melakukan sharing-sharing tentang sejarah negeri ini, hal ini kami lakukan selain karena begitu menariknya berbicara tentang sejarah, mungkin juga akan menghindarkan generasi muda saat ini dari julukan “generasi lupa sejarah”, minimal untuk kami berdua. Dalam ingatan saya, kami telah berbagi cerita lebih dari 20-an sejarah daerah di Indonesia, namun mungkin karena terlalu asyik membicarakan sejarah daerah lain, teman saya lupa menceritakan sejarah daerahnya sendiri, dan parahnya lagi sayapun tak pernah menanyakan kepadanya perihal kota kelahirannya itu.
Entah siapa yang memulai lebih dulu, namun yang jelas pembicaraan kami malam itu mengalir begitu saja, tepatnya seperti air-air sungai di Jawa Barat. Sampailah kami pada pembicaraan menarik tentang kota Cimahi. Jika dirunut dari sejarah, ternyata kota ini memiliki nilai sejarah nasional sejak awal abad ke 19. Jalan Anyer-Panarukan, jalur kereta api Bandung-Cianjur dan stasiunnya, pusat pendidikan militer dan Rumah Sakit Dustira adalah bukti peninggalan sejarah kota Cimahi yang bernilai tinggi, semakin memperkaya peradaban di Indonesia. Peninggalan sejarah tersebut setidaknya membawa dampak sampai saat ini, yakni predikat Kota Cimahi sebagai Kota Tentara atau Kota Hijau. Saat itulah baru saya sadar, bahwa Kota Cimahi mempunyai sumbangsih yang begitu besar untuk negeri ini, yakni keberhasilannya mencetak tentara-tentara tangguh nasional yang senantiasa menjaga keamanan dan stabilitas pertahanan negara. Tercatat puluhan pusat pendidikan militer, markas besar tentara serta asrama tentara yang kesemuanya berada di Kota ini. Tentu sangat tidak adil jika selama ini kita hanya mengenal TNI saja, tanpa mengenal darimana mereka dididik, yakni Kota Cimahi. Bahkan istimewanya lagi, sebagai wilayah yang banyak digunakan untuk keperluan militer, tentu tempat dan bangunan tersebut tidak dikenakan pajak, sehingga pemerintah setempat harus memutar otak lebih keras guna mendapatkan pendapatan daerah yang lebih banyak, semua itu tak lain adalah untuk Indonesia, untuk kepentingan bersama negeri ini.
Stasiun Cimahi. (properti.kompas.com)
Karena rasa penasaran saya tentang Kota Cimahi kian membesar, maka untuk mengobatinya saya mencoba menggali sendiri secara lebih mendalam pengetahuan tentang Kota Tentara ini. Untuk menemukan lebih banyak literatur dan referensi pengetahuan tentang kota ini, internet adalah solusi terefektifnya, karena sangat disayangkan masih sedikit sekali buku-buku yang mengangkat nama Cimahi. Saya pun mulai mencari website kota Cimahi dan tak butuh waktu lama “rumah online” kota Tentara itu pun berhasil saya temukan. Karena sejarah telah banyak saya ketahui, maka informasi selanjutnya yang ingin saya gali lebih dalam adalah visi misi kota ini di masa kepemerintahan saat ini. Terhenyak dan terdecak kagum, saya menemukan makna pembangunan dunia yang sesunggunya di Kota ini, yakni visi “Menuju Cimahi Cerdas”. Visi tersebut menggambarkan betapa kuatnya komitmen Pemerintah Kota Cimahi terhadap proses pembangunan masa depan yang berkelanjutan serta visioner mengingat aset terpenting dalam pembangunan tak lain adalah Sumber Daya Manusia. Mewujudkan Cimahi Cerdas merupakan sebuah upaya meningkatkan Sumber Daya Manusia Cimahi secara kualitas, bukan kuantitas dan Visi ini merupakan investasi aset luar biasa untuk masa depan. Kerja keras Pemerintah Kota Cimahi pun tampaknya menuai hasil yang memuaskan, terlihat dari 54 penghargaan dari tahun ke tahun sebagian besar merupakan manivestasi atas komitmen pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia di kota Cimahi.
visi misi pemerintah kota Cimahi 2012-2017 (sumber : cimahikota.go.id)
Secara komprehensif, kota Cimahi dapat pula dijadikan referensi bagi daerah maupun kota-kota lain di Indonesia. Setidaknya ada 3 hal penting yang perlu digaribawahi atas kota ini, yakni :
1. Kota Cimahi memiliki komitmen yang begitu tinggi terhadap sejarah peradaban nasional, banyaknya pembangunan pusat pendidikan militer sejak awal abad 19 telah mampu dioptimalkan sampai diperolehnya predikat kota Cimahi sebagai Kota Tentara.
2. Kota Cimahi memiliki komitmen bekerja keras dan tidak bergantung pada Pemerintah Pusat, minimnya pendapatan pajak di Kota Cimahi ternyata justru mampu merangsang pemerintah setempat untuk terus mendulang prestasi.
3. Kota Cimahi menyadari pentingnya pendidikan serta pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai aset pembangunan masa depan.
Ketiga pokok pikiran tersebut tentu tak lepas dari peran Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat kota Cimahi. Prestasi-prestasi yang diperoleh saat ini tak akan terwujud jika 3 elemen tersebut tidak dapat bekerja sama dengan baik. Selamat berkarya Kota Cimahi.