Korban pelecehan seksual/Ilustrasi |
Andai saja kalian mau sejenak saja merenungkan, mengapa akhirnya Tuhan menciptakan Hawa, pastilah kalian akan memperlakukan kami dengan sebaik-baiknya. Tanpa Hawa, dulu hidup Adam terasa sangat hampa walau ia telah bergelimang kenikmatan surga. Tanpa Hawa, Adam sangat kesepian dan merana. Hingga akhirnya Tuhan menciptakan Hawa untuk Adam yang tak lain adalah tulang rusuknya. Untuk Adam, Tuhan menciptakan sesosok manusia sempurna itu ; perempuan. Melalui Hawa, Tuhan seolah ingin menunjukkan bahwa demikianlah kesempurnaan hidup manusia. Saling mengasihi, saling menguatkan, saling melindungi dan saling menjaga.
Tapi apa yang terjadi kini? Kalian kaum lelaki banyak yang mengingkari takdir kalian sendiri. Takdir bahwa perempuan adalah diri kalian juga. Tulang rusuk kalian.
Kalian seharusnya paham, tulang rusuk yang hilang itu tidak kemudian diubah oleh Tuhan menjadi jodoh kalian, melainkan diciptakan untuk dijadikan sebagai seorang perempuan. Yang itu artinya kalian harus melindunginya, karena itu merupakan organ tubuh kalian sendiri. Melindungi martabatnya, karena ia begitu berharga. Menjaga kehormatannya, karena ia begitu istimewa. Hawa diciptakan Tuhan bukan hanya sebagai pemuas hasrat Adam belaka. Tapi lebih dari itu, ia diciptakan untuk menjadikan hidup Adam semakin sempurna.
Tapi mengapa kini wahai kaum laki-laki, kalian anggap kaum perempuan begitu lemah hingga kalian merasa bebas menjarah sesuatu yang sangat berharga darinya? Apakah karena kalian merasa lebih kuat dari kami kaum perempuan ini? Jika itu yang kalian pikirkan, lalu mengapa Tuhan menciptakan Hawa untuk Adam? Bukankah sebenarnya Adam begitu lemah maka diciptakanlah Hawa sebagai penguatnya? Mengapa sampai kini wahai kaum laki-laki, kalian memandang kami hanya selayak budak yang bisa kalian perlakukan secara semena-mena?
Mengapa sampai kini wahai kaum laki-laki, kalian selalu memandang kami dengan pandangan yang seolah menelanjangi kami? Mengapa tiada sudi bagi kalian untuk sekadar menundukkan pandangan? Mengapa begitu sulit bagi kalian untuk sekadar menundukkan hawa nafsu yang sebenarnya sangat bisa dikendalikan?
Mengapa sampai kini wahai kaum laki-laki, kalian masih memandang derajat kami dengan begitu remeh? Tidakkah kalian ingat bahwa kalian juga lahir dari rahim seorang ibu, yang juga seorang perempuan? Tidakkah kalian pikirkan bagaimana jika ibu kalian dilecehkan oleh orang lain, yang juga laki-laki seperti kalian?
Mengapa sampai kini wahai kaum laki-laki, kalian hanya memandang kami sebagai binatang pemuas birahi yang bisa kalian datangi kapan saja, dengan cara apa saja, dan di mana saja?
(Astaga!!! Maaf...maaf... sepertinya aku terlalu terbawa emosi.)
Melalui tulisan ini sebenarnya aku hanya ingin mencurahkan perasaan. Belakangan ini aku sangat ketakutan melihat kenyataan di luar sana yang begitu mengerikan. Aku melihat betapa menakutkannya kalian wahai kaum laki-laki. Aku melihat betapa perempuan seolah sudah tiada lagi berharga dan bahkan hina. Sungguh terluka hati ini, mengapa lagi-lagi kami kaum perempuan yang menjadi korbannya?
Wahai kaum laki-laki, kali ini aku harus mencurahkan ketakutan itu kepada kalian walau rasa pedih mendera perasaan. Biarlah, karena itu akan menjadi terapi bagi diri kami yang semakin tersudutkan dan tak lagi merasa aman ini.
Kami bukan tak tahu, mata kalian begitu liar memandangi kami, baik ketika kami mengenakan pakaian yang agak terbuka ataupun ketika kami mengenakan pakaian yang tertutup rapat. Kalian tak pernah mau berusaha untuk menundukkan pandangan kepada kami--terlebih lagi hawa nafsu. Kalian sudah menelanjangi kami cukup dengan pandangan mata kalian. Kalian sudah melecehkan kami dengan kedipan mata dan siulan.
Lalu, ketika kalian kalap dan melakukan aksi bejat terhadap kami, kalian bilang karena pakaian kamilah penyebabnya. Oh......Tuhan...andai saja kalian tahu, bahwa satu-satunya kelemahan kalian terletak pada pandangan, maka pasti kalian akan berhenti menyalahkan kaum perempuan. Lalu menghardik dan mengutuk diri kalian sendiri.
Wahai kaum laki-laki,
Kami bukan tak tahu, kalian sudah memerkosa kami sejak dalam pikiran kalian. Kalian berpikir macam-macam tentang kami dan selalu menjurus pada aksi pelecehan dan pemuasan hasrat meskipun misalnya harus dengan paksaan. Oh...Tuhan...andai saja kalian menyadari bahwa setelah pandangan, kelemahan kalian juga terletak pada pikiran, maka pastilah kalian akan berhenti menyalahkan kaum perempuan. Lalu menghardik dan menista diri sendiri.
Kami bukanlah benda mati yang terus-terusan bisa kalian jadikan objek dan sasaran. Mengapa harus kami yang menjadi korban atas ketidakmampuan kalian dalam mengendalikan hawa nafsu? Tidakkah terpikirkan oleh kalian, bahwa pelecehan yang kalian lakukan menyisakan trauma yang berkepanjangan dan tak terlupakan? Dan lagi, kami juga akan terus mendapatkan penghakiman. Ya, penghakiman. Baik dari keluarga, sanak saudara, tetangga, atau teman sebaya. Kami pun menjadi semakin rendah dan hina. Kami menjadi serupa sampah yang memang harus dibuang. Meski kami masih manusia. Seutuhnya.
(Ya Tuhan, aku terbawa emosi lagi. Maaf...maaf)
Laki-laki sejati tak akan melecehkan perempuan/Ilustrasi |
Aah...Tapi bukankah memang demikian perempuan itu wahai kaum laki-laki? Ia akan selalu terbawa emosi jika merasa tersakiti?
Salam dari kami,
Kaum perempuan
Kaum perempuan