Tuntunan Praktis Mencuci Kaos Kaki ilustrasi via |
Karena letaknya di dalam, kadang kaos kaki jadi kurang diperhatikan kebersihannya. Padahal, sebagaimana ajaran salah satu agama yang mempunyai penganut terbanyak di dunia, kebersihan adalah sebagian dari iman.
Mereka para manusia mahasiswa malas super sibuk adalah yang paling sering mengabaikan kebersihan kaos kakinya. Selain karena masalah waktu, ada banyak hal yang kerap dijadikan alasan untuk tidak mencuci kaos kaki, seperti misalnya alasan kaos kakinya cuma satu dan kalau dicuci nanti dikhawatirkan belum kering saat hendak dipakai sementara jika mereka bepergian dan memakai sepatu tanpa kaos kaki itu akan membuat mereka kurang percaya diri dan untuk membeli yang baru itu sangat mustahil karena kaos kaki bukanlah merupakan kebutuhan primer yang harus segera dipenuhi *ya Tuhan ini mana komanya?.
Kondisi tersebut, tentu saja sangat memprihatinkan. Tidak selayaknya manusia beriman dan beragama serta berpancasila yang ngindon di Indonesia bisa menjalani pola hidup seperti itu. Selain tidak sehat, ini akan semakin menunjukkan betapa malasnya bangsa kita. Padahal melalui hal-hal kecil seperti kaos kaki seperti inilah, kelak revolusi akan dimulai dan cita-cita bernegara akan dicapai.
Berangkat dari keprihatinan itulah, dengan segenap kemurahan dan kerendahan hati saya membagikan panduan mencuci kaos kaki bagi Anda. Panduan ini, saya jamin akan menjadi tuntunan praktis dan solutif bagi persoalan perkaoskakian Anda. Berikut jabarannya.
Pertama
Langkah pertama yang Anda harus lakukan tentu saja adalah mengeluarkan kaos kaki dari sepatu. Saya tahu, sebagai orang Indonesia tulen, Anda pasti sering meletakkan kaos kaki di lubang sepatu. Selain praktis, Anda beranggapan langkah tersebut merupakan strategi jitu agar kecoa, kelabang, ataupun kalajengking, tidak masuk ke dalam sepatu Anda.
Nah, setelah kaos kaki Anda keluarkan dari lubang sepatu, amatilah dengan saksama apakah sudah ada banyak kotoran yang menempel di sana. Untuk kaos kaki warna hitam biasanya agak susah, sehingga membutuhkan kesabaran dan kejelian tingkat tinggi. Karena itu, lakukanlah dengan senang hati.
Kedua
Langkah kedua, ciumlah kaos kaki Anda terlebih dahulu. Tidak perlu merasa jijik dan jorok, toh itu kaos kaki Anda sendiri. Karena tidak bisa tidak, langkah ini harus dilakukan sebelum Anda mencuci kaos kaki. Bukan apa-apa, ini hanya untuk memastikan apakah kaos kaki Anda memang sudah waktunya dicuci atau belum. Karena acapkali tingkat kekotoran kaos kaki tidak berbanding lurus dengan aromanya. Jika memang belum bau, maka buat apa dicuci—walaupun sudah kotor misalnya?
Namun tak hanya soal kotor dan bau. Lebih dari itu, ini juga demi efisiensi dan pelestarian sumber daya air di lingkungan tempat Anda tinggal. Ingat, limbah deterjen itu sangat tidak baik bagi air tanah kita. Karena itu kurangilah pemakaian deterjen dan pencucian pakaian secara berlebihan. Semakin jarang Anda mencuci kaos kaki, itu artinya Anda semakin berhemat air. Ingatlah lagi, di luar sana ada banyak umat manusia yang cuma untuk minum saja mereka harus mendaki bukit, melintasi gurun, dan mengantre berjam-jam. Masa’ kita mau membuang-buang air hanya untuk mencuci kaos kaki? Iya, ‘kan?
Oke, ternyata setelah Anda cium agaknya aromanya sudah cukup menyengat. Ini artinya, hari ini Anda harus mencuci kaos kaki.
Ketiga
Sudah siap mencuci?
Tunggu dulu! Jangan buru-buru. Masih ada langkah ketiga yang tidak boleh luput dari pembacaan Anda. Pada langkah ketiga ini, Anda harus memastikan kembali apakah aroma kaos kaki Anda sudah benar-benar menyengat dan berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat umum. Karena itu, saya menganjurkan untuk Anda menciumnya sekali lagi.
Keempat
Saya tidak ingin hari ini Anda melakukan pekerjaan yang sia-sia dan nirguna. Memang mencuci kaos kaki itu tidak memerlukan waktu lama, namun bandingkanlah misalnya jika waktu tersebut Anda gunakan untuk membaca buku, menyelesaikan urusan asmara, menyelesaikan tugas kuliah, ataupun update status di media sosial berisi dakwah, motivasi, dan nasihat bijak. Tentu lebih bermanfaat bukan?
Karena itu, perlulah kiranya bagi Anda untuk memastikan kembali apakah aroma kaos kaki Anda sudah sangat menyengat atau belum?
Tadi Anda sudah menciumnya dua kali. Betul?
Sekarang, demi mendapatkan penilaian aroma yang lebih akurat dan objektif, maka Anda harus menggunakan pelaku skunder. Tengoklah orang di sekeliling Anda. Ya, bisa teman, saudara kandung, saudara tiri, sepupu, pacar, atau siapa pun. Asal jangan kedua orangtua Anda, jangan mengganggu mereka bekerja. Jika sudah menemukan siapa orangnya, cobalah minta kepada mereka untuk mencium kaos kaki Anda.
What? Mereka menolak?
Nah, di sinilah letak ujian dan tolok ukur keseriusan dan niat Anda untuk mencuci kaos kaki. Jika mereka menolak, cobalah keluarkan rayuan maut Anda. Jangan mau kalah sama sales-sales MLM. Anda harus berhasil membujuk mereka untuk mau mencium kaos kaki Anda itu. Ingat, untuk bisa sukses Anda harus bekerja keras dan cerdas. SALAM SUKSES!!
Mengapa ini harus dilakukan?
Sebagaimana saya katakan di awal, tak lain dan tak bukan adalah demi keakuratan aroma kaos kaki Anda. Karena biasanya, indera penciuman kita itu sangat subjektif terhadap aroma yang ditimbulkan anggota badan sendiri. Ketika Anda mencium bau ketek sendiri, boleh jadi tidak bau. Namun akan berbeda jika yang mencium adalah orang lain. Demikian halnya jika Anda melakukannya untuk mulut Anda sendiri.
Jika hal itu sudah berhasil Anda lakukan dan Anda beroleh kesimpulan bahwa hari ini memang harus mencuci kaos kaki, maka saya hanya mengucapkan selamat bekerja dan sukses selalu untuk Anda!!
Selanjutnya, cucilah kaos kaki Anda seperti biasa. Tanpa perlu saya ajari, tentu Anda sudah bisa, bukan?