Masih tentang radio.
Rupanya, kebiasaan mendengarkan radio berdampak pada karakter, minat, bakat, dan pekerjaan saya.
Ini saya ketahui setelah saya melakukan tes psikologi beberapa kali, baik melalui website ataupun melalui buku, untuk mengetahui bakat dan minat serta karir yang cocok bagi saya.
Rupanya, kebiasaan mendengarkan radio berdampak pada karakter, minat, bakat, dan pekerjaan saya.
Ini saya ketahui setelah saya melakukan tes psikologi beberapa kali, baik melalui website ataupun melalui buku, untuk mengetahui bakat dan minat serta karir yang cocok bagi saya.
Berdasarkan hasil tes, saya dikatakan sangat cocok apabila menjadi seorang penulis, sastrawan, dan konselor. Namun kali ini saya hanya akan membahas tentang karir pertama dan kedua, yakni penulis dan sastrawan atau kita sebut saja pengarang. Itulah alasan mengapa saya semenjak di Jogja berusaha keras untuk mendekati dunia itu, hingga kini.
Hasil tes itu, bagi saya, sangat masuk akal dan akan relevan jika dikaitkan dengan kebiasaan saya mendengarkan radio. Mengingat mendengarkan radio tak lain juga merupakan aktivitas yang membutuhkan imajinasi tinggi. Ini artinya, orang yang gemar mendengarkan radio sama dengan dengan telah mengolah imajinasinya secara rutin.
Ketika mendengarkan radio, saya selalu bisa membayangkan wajah dan keceriaan si penyiar, ruang siar, suasana di sana, dan bahkan suasana pada iklan, dengan begitu detail namun liar. Bahkan sering kali, saya bisa membayangkan kecantikan si penyiar hanya dari suaranya. Karenanya pulalah, saya bisa jatuh cinta berkali-kali pada seorang perempuan yang punya suara seksi. Siapa pun perempuan itu!
Haaahaahaaa.... Saya Suka yang bagian detail namun liar ituuuh...
ReplyDelete