17 Tradisi Unik Ini Hanya Ada Pada Bulan Ramadhan, No 8 Paling Menyenangkan - Jurnal Darul Azis

17 Tradisi Unik Ini Hanya Ada Pada Bulan Ramadhan, No 8 Paling Menyenangkan

17 Tradisi Unik Ini Hanya Ada Pada Bulan Ramadhan, No 8 Paling Menyenangkan

Hasil gambar untuk tradisi ramadhan
Ilustrasi via kaka suhendar

Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Spanduk-spanduk bertuliskan “Marhaban Ya Ramadhan” sudah tampak terpasang di mana-mana. Bagi umat Muslim, bulan Ramadhan memang menjadi bulan yang istimewa karena ada banyak sekali keutamaan dalam bulan ini. Pada bulan ini semua ibadah dilipatgandakan pahalanya, dosa-dosa diampuni, doa-doa dikabulkan, dan terdapat satu malam yang kemuliannya melebihi malam seribu bulan, yakni malam Lailatul Qadr.
Tak hanya dari aspek religi, dilihat dari kacamata sosial bulan Ramadhan juga menjadi bulan yang istimewa karena pada bulan ini akan menjadi momen pertemuan keluarga. Para perantau biasanya banyak yang pulang ke kampung halamannya demi berkumpul dan bertemu kembali dengan keluarga, tetangga, atau teman masa kecil.

Barangkali karena berbagai keistimewaan itulah, masyarakat menyambut dan mengisi bulan Ramadhan penuh antusias, dengan berbagai cara yang unik dan khas. Kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat akan sangat berpengaruh terhadap tingkat keunikan dan keberagaman fenomena di bulan Ramadhan. Seperti di kampung saya misalnya, terdapat beberapa tradisi unik dalam menyambut, mengisi, dan mengakhiri bulan Ramadhan

Berikut ini berbagai keunikannya.

Menyambut Bulan Ramadhan 

Dalam menyambut bulan Ramadhan, berbagai fenomena unik yang dilakukan oleh masyarakat di kampung saya adalah sebagai berikut :

1. Mencukur rambut
Konon, pencukuran rambut ini bertujuan untuk mengurangi tingkat keberatan kepala dan menjauhkan dari rasa pusing saat puasa. Entah itu benar atau tidak, saya pun dulu pernah melakukannya. Dan buktinya memang iya, meski dilanda lapar, saya  tidak lantas merasa pusing seperti yang pernah saya alami di bulan-bulan selain  Ramadhan. Kalau sudah begini, pasti yang paling senang adalah tukang cukur, kebanjiran pelanggan Gan. #Aseeekk

2.  Mencuci sarung beramai-ramai di sungai
Tradisi ini wajib bagi para kaum laki-laki. Konon tradisi ini sebagai media pembersih hati dan diri. Sarung merupakan kain yang sangat akrab dengan kaum laki-laki, maka sarunglah yang banyak tahu tentang kehidupan sehari-hari. Sehingga mencuci sarung juga berarti membuang sial. 

(Saya tidak bisa membayangkan, jika sarung-sarung tersebut jarang dicuci,  bisa mati semua tuh ikan-ikan di dalamnya)

3. Menabuh beduk seharian penuh
Tradisi ini biasa dilakukan di mushola dan masjid. Beduh ditabuh dengan irama bebas, namun teratur, biasanya banyak dilakukan oleh pemuda desa dan anak-anak.

4. Memotong kuku
Tradisi ini banyak dilakukan oleh gadis-gadis remaja, tujuannya untuk mempercantik diri di bulan suci.

5. Saling bertukar nasi
Kegiatan ini berpusat di Masjid maupun Mushola selepas shalat tarawih. Setiap warga muslim dianjurkan untuk membawa beberapa bungkus nasi, setelah dikumpulkan jadi satu dan diacak, kemudian nasi-nasi tersebut dibagikan secara acak setelah shalat tarawih dan pengajian pembuka Ramadhan usai. Hal ini dimaksudkan agar sebagai sesama masyarakat dapat saling berbagi dan saling memaafkan. Nasi-nasi yang didapatkan itulah cerminan sedekah dan rezeki yang selama ini dinafkahkan di jalan Allah.

6. Menjemur kasur
Ini paling aneh dan tak masuk akal menurut saya. Hal ini dilakukan karena berbagai alasan yang tidak jelas, namun banyak juga yang melakukan. (Tradisi ini menurut saya sebenarnya bertujuan untuk mempernyenyak tidur di bulan Ramadhan saja...haha)

Saat bulan Ramadhan tiba

7. Sepi di hari pertama
Entah apa alasannya kondisi di kampung saya saat hari pertama berpuasa nyaris seperti perayaan hari raya nyepi di Bali. Hanya ada suara Adzan, Iqomah dan tadarus al qur’an,  sedangkan aktivitas lainnya hanya dilakukan di dalam rumah. 

8. Berbuka puasa dengan daging ayam di hari pertama
Mungkin karena ingin memanjakan diri karena sudah berpuasa sehari penuh, makanya berbuka puasanya dengan daging ayam. Dan itu seolah telah menjadi kewajiban. Besoknya kembali lagi ke menu-menu biasa.

Ini adalah fenomena yang profitable  menurut saya. Karena tradisi ini, pedagang ayamlah yang paling diuntungkan. Dalam sehari barang dagangannya bisa ludes walau satu kandang sekalipun. Saya kadang curiga, jangan-jangan dulu pencetus ide tersebut adalah juragan ayam. Hehe

9.  Memasang obor
Bulan Ramadhan adalah bulan di mana banyak bambu-bambu ditebang untuk dijadikan sebagai obor penerangan jalan. Meski sebenarnya tidak diwajibkan oleh pemerintah desa, namun tetap saja tradisi ini dijalankan oleh setiap warga. Dipasangnya obor di setiap sudut jalan (terutama yang gelap), membuat pemandangan di kampung kami akan terlihat sangat indah. Selama bulan Ramadhan sampai 7 hari setelah lebarang, kampung kami menjadi selayak kampung obor. Tapi itu dulu..... :(

Sekarang tradisi memasang obor ini sudah tergantikan dengan listrik. Seiring dengan sudah masuknya aliran listrik di kampung kami, selain karena semakin mahal dan langkanya minyak tanah. Hehe 

10. Bergiliran membawa makanan ke Masjid
Shalat tarawih di malam hari biasanya sangat membosankan, sehingga perlu adanya perangsang bagi jamaah. Untuk merangsang semangat warga dalam menjalankan shalat tarawih di masjid, maka setiap hari ada sekitar 5 KK digilir untuk membawa/menyedekahkan makanan dan minuman agar bisa dilahap selepas shalat tarawih dan pengajian. Ini berlaku bagi semua warga, bahkan bagi yang tidak mampu, diperbolehkan membawakan singkong rebus dan air putih. Yang penting bawa. (Wah.... sedikit maksa nih tradisinya)
11.Menabuh beduk satu jam sebelum waktu imsak tiba
Tradisi ini dipelopori oleh pemuda-pemuda desa. Selama bulan Ramadhan, banyak pemuda desa dan orang tua yang tidur di masjid, merekalah yang akan menabuh beduk selama satu jam dengan irama teratur, bertujuan untuk membangunkan seluruh warga desa. Suara beduk di kampung kami, adalah suara yang paling peka bagi pendengaran, ada suara beduk sekali saja, akan mampu membangunkan tidur terlelap sekalipun. Aneh bukan? Dengan adanya ritual ini, bisa dipastikan tuh, tidak ada lagi warga yang bangunnya kesiangan, kecuali yang memang males dan gak niat berpuasa #Nyindir dikit.  Hehe

Mengakhiri Bulan Ramadhan

13. Mengantar makanan ke tetangga dan keluarga
Ini tradisi yang menurut saya sangat boros dan tidak efisien. Tradisi ini menuntut setiap kepala keluarga untuk mengantarkan makanan ke sanak saudara dan tetangga. Dilakukan di malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Bayangkan saja, jika sanak saudaranya berjumlah banyak, banyak juga budget yang harus dikeluarkan. Ditambah lagi biasanya makanan yang diantarkan bisa dibilang lebih dari biasanya, minimal daging ayam. Boros kan? Karena alasan itulah, para ulama di kampung saya sepakat untuk secara perlahan-lahan menghapuskannya.

14. Mencuci meja dan kursi
Di akhir bulan Ramadhan, masyarakat kian disibukkan dengan aktivitas rumah, pada hari-hari itu rumah tampak bersih, begitupun dengan perabot rumah bahkan sampai kuali, dan perabot dapur lainnya juga dibersihkan. Entahlah, tujuan yang pasti apa namun sebagian besar masyarakat di kampung saya melakukannya.  

15. Gotong royong membersihkan makam
Tradisi ini dimaksudkan memberikan penghormatan dan mengabarkan kebahagiaan kepada keluarga yang telah lebih dulu meninggal dunia. Dilakukan sehari sebelum lebaran, biasanya di waktu pagi karena pada sore harinya, akan banyak warga yang nyekar (berziarah).

16. Menabuh beduk sehari penuh 1 hari menjelang lebaran
Di kampung saya, beduk memang menjadi instrumen penting selama bulan Ramadhan, bahkan sering kali beduk jadi jebol dibuatnya. Satu hari menjelang bulan Ramadhan, beduk akan ditabuh seharian penuh, mengabarkan bahwa besok lebaran.

17. Menyapu bersih semua semua sisi halaman rumah
Tradisi ini dilakukan pagi-pagi, setelah salat subuh atau sebelum salat ied. Biasanya semua anggota keluarga terlibat semua. Pada pagi itu semua orang sekampung tampak sangat kompak menyapu halaman rumahnya. Haha...Mungkin itu merupakan manifestasi untuk kembali pada kesucian dan bersihnya diri dari kesalahan karena akan saling bermaaf-maafan.


Itulah tadi beberapa tradisi unik bulan Ramadhan yang ada di kampung saya. Semoga bermanfaat dan menambah khasanah keunikan bulan Ramadhan di Indonesia. Marhaban Ya Ramadhan.

Oh iya, bagaimana dengan tradisi unik bulan Ramadhan di tempat Anda?

Please write your comments