Pelajaran Keenam di Hari Kedua di Beijing - Jurnal Darul Azis

Pelajaran Keenam di Hari Kedua di Beijing

Pelajaran Keenam di Hari Kedua di Beijing

Setelah kunjungan selesai satu jam kemudian, kami menuju Tembok Besar China. Cuaca siang itu cukup terik, namun saya dan beberapa teman mencoba untuk mendaki satu per satu anak tangga menaklukkan tembok yang dibangun sejak ratusan tahun lalu itu. Sudah telanjur sampai di sini, harus dimaksimalkan. Demikian pikir saya kala itu. 

Namun perjuangan saya ternyata hanya mampu menaklukkan 4 pos pemberhentian atau ketinggian sekitar 1700 mdpl, karena napas telah terlebih dahulu terasa ngos-ngosan, kaki terasa pegal, dan badan terasa sangat lelah. Tembok Besar China dibangun sejak dua ribuan tahun yang lalu sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. 

Hal ini menandakan, bangsa China memiliki daya defensif yang tinggi, sebagai upaya menahan serangan dari pihak luar. Banyak pengunjung yang mencoba terus naik, namun apa daya ternyata fisik mereka juga tidak memungkinkan. Rasa lelah telah terlebih dahulu menyergap. Saya jadi membayangkan betapa tangguhnya bangsa China pada zaman dahulu, terutama mereka yang terlibat dalam pembangunan tembok pertahanan, yang menurut keterangan Yu Li dibangun selama kurun waktu 14 tahun tersebut. Untuk menaikinya saja membutuhkan kerja yang sangat keras dan melelahkan, apalagi membangunnya!

Selepas dari TBC, kami berkunjung ke Jewelry Shop. Ini adalah kunjungan termewah selama di Beijing karena di tempat ini kami dihadapkan pada perhiasan-perhiasan mahal. Sebelum diarahkan untuk membeli produk, kami diberi penjelasan olehpetugas mengenai produk mereka. Namun petugas pertama kali itu, tampaknya kurang memahami status kami. Sehingga penjelasannya kurang dapat kami terima, karena terlalu formal. Sampai kemudian muncullah seorang manager perempuan yang juga masih muda. 

Dia menyapa kami dengan ramah. Menganggap kami sebagai teman. Dan tak lupa; dia juga memahami status kami sebagai seorang pelajar yang tidak punya banyak uang (baca: miskin). Sampai akhirnya, dia memberikan harga-harga khusus penuh diskon kepada kami atasnama persahabatan; harga yang sangat masuk akal dan keruan saja membuat banyak di antara kami yang tergiur untuk membelinya. 

(Pelajaran keenam: buatlah klienmu nyaman terlebih dahulu. Sentuhlah perasaannya. Ambil hatinya, lalu uangnya.)

Beijing, November 2018

Please write your comments