Orientasi Mahasiswa Baru/Ilustrasi via bemstiaaan.blogspot.com |
Oleh : Darul Azis
Bulan Agustus dan September ini tahun ajaran baru di perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia telah dimulai. Calon mahasiswa baru akan bertransisi secara akademik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tentu hal ini akan diikuti dengan perubahan signifikan baik dalam aspek akademik maupun sosial budaya dari jenjang pendidikan sebelumnya. Untuk itulah setiap kampus sangat perlu untuk melaksanakan program orientasi bagi mahasiswa baru demi memberikan gambaran tentang sistem pembelajaran dan kehidupan di kampus dan pola adaptasi efektif di lingkungan akademiknya yang baru.
Pelaksanaan masa orientasi merupakan momen yang tepat bagi perguruan tinggi untuk menanamkan kembali nilai-nilai pembentuk karakter mahasiswa. Seperti dengan mengenalkan arti pentingnya kesadaran berbangsa, bernegara, cinta tanah air, lingkungan dan bermasyarakat; mengenalkan tata kelola perguruan tinggi, sistem pembelajaran dan kegiatan kemahasiswaan; memberikan gambaran tentang pentingnya nilai integritas, moral, etika, kejujuran, kepedulian, tanggung jawab dan kedisiplinan dalam kehidupan di kampus dan masyarakat; mendorong mahasiswa untuk proaktif beradaptasi, membentuk jejaring, menjalin keakraban dan persahabatan antarmahasiswa, mengenal lebih dekat dengan lingkungan kampus; dan memotivasi serta mendorong mahasiswa baru untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap masa depannya.
Secara garis besar berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 25/Dikti/Kep/2014 tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru, materi yang disampaikan dalam pelaksanaan program orientasi mahasiswa baru adalah tentang wawasan kebangsaan, pendidikan tinggi di Indonesia, kegiatan akademik di perguruan tinggi, pengenalan nilai budaya, tata krama dan etika keillmuan, pengenalan organisasi dan kegiatan kemahasiswaan, sosialisasi pelayanan bagi mahasiswa serta yang tak kalah penting adalah persiapan penyesuaian diri di perguruan tinggi.
Namun pada praktiknya masa orientasi justru seringkali dilaksanakan dengan konsep yang kurang matang dan bertentangan dengan azas pelaksanaannya, yakni terbuka, demokratis dan humanis. Tidak jarang pula pihak kampus menyerahkan sepenuhnya kegiatan ini kepada mahasiswa senior tanpa ada pengawasan yang intensif. Hasilnya, masa orientasi mahasiswa baru masih diwarnai dengan aksi plonco hingga kekerasan fisik.
Kondisi ini tentu dapat menimbulkan rasa takut, benci dan dendam berkepanjangan serta rasa cemas dari para orang tua. Dengan demikian masa orientasi harus direncanakan secara matang agar menjadi momentum untuk menanamkan karakter dan nilai-nilai kepada mahasiswa baru. Agar nantinya peran penting mahasiswa bagi kehidupan masyarakat benar-benar dilandasi dengan keteguhan karakter pembangun, pembaharu dan pengabdi dalam kehidupan masyarakat. Selain itu mahasiswa baru juga harus mendapatkan informasi yang tepat mengenai sistem pendidikan di perguruan tinggi baik bidang akademik maupun non-akademik, serta menjadi partner bagi sivitas akademika perguruan tinggi untuk mendukung terciptanya budaya akademik yang kondusif bagi penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.
Dalam penyelenggaraan kurikulum berbasis kompetensi di perguruan tinggi, terdapat beberapa syarat mutlak yang harus dipenuhi sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, yaitu : pemahaman tentang learning to know, learning to do, learning to live togeher, dan learning to be dari program studi yang akan ditempuh secara benar dan sedini mungkin; kemampuan beradaptasi dengan lingkungan belajar secara cepat agar proses pembelajaran berlangsung dalam suasana good quality for teaching and learning; dan sistem pembelajaran mahasiswa yang tepat untuk percepatan proses pemahaman makna program studi yang dimasuki dan adaptasi dengan lingkungan. Syarat tersebut harus terpenuhi pada pelaksanaan masa orientasi mahasiswa baru, agar mahasiswa dapat belajar dengan baik, nyaman dan penuh semangat.
Selamat datang mahasiswa baru.