Dalam sebuah organisasi, perilaku individu yang berada di dalamnya besar kemungkinan akan membawa pengaruh, baik terhadap individu lainnya maupun bagi organisasi itu sendiri. Tesis ini didasarkan pada pendapat Miftah Thoha (1999 : 29) yang mengatakan bahwa perilaku individu pada hakikatnya merupakan hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Oleh karena itu, bagi mereka yang ingin memahami perilaku organisasi, sebaiknya harus terlebih dahulu memahami bagaimana perilaku individu-individu yang mendukung organisasi tersebut.
Secara umum perilaku individu akan terbentuk karena tuntutan pekerjaan di dalam sebuah organisasi. Dengan kata lain, perilaku individu dalam sebuah organisasi sangat identik dengan jenis pekerjaan yang dijalaninya. Sebagai contoh, seorang resepsionis yang melayani tamu, seorang tenaga marketing yang melayani (calon) pelanggan, dan seorang juru bicara yang bertugas menjadi penyampai pesan dari atasannya, akan berperilaku beda satu sama lain. Perilaku mereka akan ditentukan oleh masing-masing lingkungan, tugas, tanggungjawab, hirarki jabatan, wewenang, tuntutan, sistem penggajian, dan sistem pengendalian yang telah ada di dalam sebuah organisasi, yang selanjutnya disebut sebagai karakteristik organisasi.
Sampai di sini, lantas muncul pertanyaan, bagaimana sebenarnya proses terbentuknya perilaku individu dalam organisasi mengingat ternyata individu dan organisasi telah memiliki karakteristik sendiri-sendiri? Baiklah, melalui tulisan singkat ini saya akan mencoba menjelaskan kepada Anda dengan bahasa yang mudah-mudahan dapat lebih mudah dimengerti.
Sebelum memasuki sebuah organisasi, kita mafhum bahwa setiap individu datang dengan membawa kemampuan, kepercayaan diri, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya masing-masing, selanjutnya disebut sebagai karakteristik individu. Karakteristik tersebut dibawa individu secara mentah dan apa adanya untuk kemudian dipadukan dengan lingkungan dan organsasi barunya. Pertemuan antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi itulah yang kemudian menghasilkan sebuah interaksi. Kemudian, jikalau karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi, maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi. (David A. Nadler, dkk dalam Miftah Thoha, 1999).
Ungkapan pengertian di atas dapat dirumuskan dengan formula berikut :
P = F (I.L)
Keterangan : P adalah Perilaku. F adalah Fungsi. I adalah Individu, dan L adalah Lingkungan.
Ungkapan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut : “Perilaku adalah fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya.”
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya, baik individu maupun organisasi telah memiliki karakteristik sendiri-sendiri sebelum akhirnya mereka berinteraksi satu sama lain. Nah, pertemuan (interaksi) keduanya itulah yang nantinya akan menimbulkan perilaku individu dalam organisasi. Demikianlah proses terbentuknya perilaku individu dalam organisasi. Bagi seorang pemimpin maupun anggota organisasi, hal ini perlu dipahami secara utuh guna mendukung penyelenggaraan tugas organisasi.
Sekian. Semoga bermanfaat.
Salam dari saya, A.
Bacaan : Thoha, Miftah. 1999. Perilaku Organisasi. Rajawali Pers : Jakarta