Salam… semoga sejahtera untuk kita semua. Postingan saya kali ini akan membahas tentang beberapa gaya berpikir kritis. Mengapa harus berpikir kritis sih? Begini-begini, saat ini kita sedang berada di era padat informasi dan komunikasi, sehingga seringkali pikiran kita seolah “dipermainkan” karenanya. Karena apa? Ya karena kurang kuatnya daya berpikir kritis kita.
Tidak mampu berpikir kritis menjadikan kita mudah terporovokasi, mudah emosi (marah), mudah tertipu, dan tertimpa akibat-akibat buruk lainnya. Kita ambil contoh saja dengan status kita sebagai Warga Negara Internet (WNI), beragam informasi disajikan oleh jutaan orang, sehingga kita harus pandai memilah dan memilih informasi yang relevan dan akurat untuk konsumsi otak kita. Dan, kita harus kritis terhadap tulisan-tulisan yang dibagikan teman-teman kita di internet.
Daniel A. Feldman, Ph.D dalam bukunya Critical Thingking (2002) yang dialihbahasakan Ati Cahyani (2010) mengemukakan setidaknya ada lima gaya berpikir kritis yang dapat kita gunakan. Menurutnya, pemikir kritis memahami dan menggunakan keterampilan berpikir kritis mereka untuk mempertimbangkan kerangka referensi yang berbeda dan beroperasi dengan dorongan yang berkelanjutan, untuk menemukan ide dan pilihan baru.
Pemikir kritis dapat menggunakan lebih dari satu gaya berpikir kritis pada saat yang bersamaan. Semakin banyak gaya yang digunakan, maka semakin baik pula kemampuan berpikir kritis kita. Nah, langsung saja inilah lima gaya berpikir kritis yang dikemukakan Daniel A. Feldman, Ph.D itu :
1. Penjelajah
Pemikir kritis bergaya penjelajah ini (dituntut) memiliki kemampuan melihat semua sisi situasi atau masalah, mengidentifikasi elemen inti dari problem atau situasi, ingin tahu, dan mencari pengembangan baru.
2. Siswa
Pemikir kritis bergaya siswa ini biasanya cenderung cerdas, meneliti solusi lain untuk suatu masalah, mengerjakan tugas, dan memperbaiki kesalahan.
3. Pejuang
Gaya berpikir kritis Pejuang ini selalu menerima tantangan-tantangan dari berbagai situasi, tekun dan menghadapi masalah yang sulit, sesulit apapun itu dia akan tetap tekun berjuang.
4. Penunjuk Jalan
Gaya ini cenderung tua dan bijak. Pemikir kritis gaya Penunjuk Jalan senang memandu yang lain, menatap ke depan, dan merencanakan serangkaian tindakan. Gaya berpikir kritis seperti ini sangat cocok untuk diterapkan pemimpin perusahaan atau organisasi.
5. Detektif
Ini nih yang menurut saya paling yahud. Gaya berpikir kritis Detektif, mereka yang selalu mempertanyakan pemikiran dan tindakannya, menoleransi ketidakpastian, dan mengejar elemen fakta yang tidak jelas adalah pemikir kritis tipe ini. Gaya berpikir seperti ini yang sepertinya (menurut saya) digunakan oleh penyidik KPK, Polri, ataupun Jaksa.
Itulah lima gaya berpikir kritis yang sebaiknya kita semua tahu. Ingat, kita bisa saja menggunakan beberapa gaya di saat yang bersamaan. Itu semua semata-mata untuk menjadikan kita seorang pemikir kritis. Salam mencoba.