Administrasi Negara |
Apakah kamu adalah seorang mahasiswa jurusan Administrasi Negara/Publik (selanjutnya disingkat AN/P) yang sedang galau dengan masa depan?
Apakah kamu adalah seorang mahasiswa jurusan AN/P yang kini sedang dihantui dengan berbagai macam pertanyaan seputar jurusan kuliahmu sendiri?
Apakah kamu adalah seorang mahasiswa jurusan AN/P yang penasaran dengan prospek jurusan kuliahmu ke depannya?
Apakah kamu adalah seorang mahasiswa jurusan AN/P yang bingung nanti kalau lulus kerja di mana?
Apakah kamu adalah seorang mahasiswa jurusan AN/P yang penasaran nanti kalau sudah kerja gajinya berapa?
Jika jawabannya adalah iya, maka kamu adalah aku beberapa tahun yang lalu.
Sekarang aku sudah lulus dan sudah yang mengalami bagaimana menjadi seorang sarjana AN/P. Untuk itu, aku ingin berbagi cerita padamu tentang itu.
Untuk mengawali perbincangan kita, mari kita telisik dulu kondisi umum perguruan tinggi di Indonesia berikut kecenderungan mahasiswa-mahasiswinya.
Bagini, kita tahu kampus-kampus sekarang itu serupa dengan pabrik robot. Mereka lebih berperan sebagai penghasil calon tenaga kerja, bukan insan cendekia. Begitu juga dengan sistem pendidikan tinggi kita, kini lebih berfokus pada peningkatan 'skill' dan 'skill' mahasiswanya agar kemudian bisa 'disalurkan' kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Aku tak tahu apakah tridarma perguruan tinggi masih mereka ingat atau tidak.
Mahasiswa-mahasiswi sekarang, orientasi kuliahnya pun kebanyakan 'hanya' untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, gaji tinggi, dan lain full fasilitas. Mereka beranggapan bahwa dengan berkuliah, mereka akan dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang diidam-idamkan.
(Aku memang sedang berbicara sebuah nilai ideal)
Nah, karena kamu adalah mahasiswa AN/P, maka seharusnya kamu tidak berpikir seperti itu. Buanglah segera pikiran semacam itu jauh-jauh. Itu pikiran kuno dan memalukan bagi seorang mahasiswa AN/P..
Mengapa?
Tentu saja karena kamu adalah mahasiswa AN/P.. Bukan mahasiswa vokasi; mahasiswa D3, yang memang secara akademis lebih dituntut untuk menguasai skill teknis secara expert.
Alasan lain, karena AN/P itu masuk ke dalam rumpun ilmu Sosial-Politik-Pemerintahan. Artinya, lulusan AN/P. kelak diharapkan dapat bekerja di bidang sosial, politik, ataupun pemerintahan.
Sehingga untuk dapat terjun ke sana, dibutuhkan keahlian-keahlian seperti kemampuan manajemen organisasi, berpikir strategis, analitis, kompromistis, politis, loyalis, komunikatif, dan kemampuan melayani orang banyak. Selanjutnya konsentrasi jurusanlah yang pada akhirnya akan menegaskan apa sebenarnya keahlian kalian. Tetapi yang jelas, lokus kerja kalian kelak adalah pada organisasi publik, baik milik pemerintah maupun nonpemerintahan.
Jurusan AN/P sangat berbeda jurusan psikologi, manajemen, komunikasi, humas, dan HI, walaupun katakanlah mereka masih dalam satu rumpun ilmu. Jurusan AN/P., kalau mau diakui secara jujur, masih kurang begitu spesifik dibandingkan dengan jurusan yang saya sebutkan di atas.
Apalagi jika dibandingkan dengan jurusan-jurusan eksak. Jurusan AN/P juga akan sangat berbeda dengan jurusan tambang, teknik, pendidikan, kebidanan, keperawatan, dan kedokteran. Jurusan-jurusan cenderung jauh lebih spesifik dari AN sehingga keahlian yang dimiliki pun jelas lebih expert.
Maka dari itu, kalian para mahasiswa AN sebaiknya mulai berpikir dari sekarang. Karena kelak, jika memang kalian akan melamar kerja di perusahaan-perusahaan, kalian tidak akan menempati posisi strategis. Atau jikapun bisa, itu akan sangat sulit. Karena memang bukan di sanalah tempat kalian seharusnya. Jika pun perusahaan membutuhkan lulusan Administrasi, maka mereka jelas akan lebih memilih lulusan Administrasi Perkantoran atau Administrasi Niaga/Bisnis ketimbang Administrasi Negara/Publik.
Lalu di mana dong tempat yang sebenarnya?
Tempat kalian sebenarnya adalah terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Menjadi bagian di dalamnya. Mendampingi mereka dalam membangun desa, komunitas, atau kegiatannya. Dan itu memang tidak keren. Tapi memang di sanalah domain kerja kalian. Kalian tidak akan bisa memungkiri itu.
Selain tidak keren, terjun ke masyarakat juga tidak menghasilkan banyak uang, kalau orientasinya adalah keuntungan materi. Tetapi yakinlah, dengan begitu ilmu kalian akan sangat bermanfaat. Begitu juga dengan hidup kalian.
Lalu, bagaimana dengan kebutuhan ekonomi para lulusan AN?
Begini. Mulai sekarang, mulai tekunilah hobi dan bakat kalian. Maksimalkan potensi itu dan jadikan sebagai sumber penghasilan. Atau kalau memang punya bakat di bidang bisnis, berbisnislah. Selebihnya, kalian terjun ke masyarakat. Bisa dengan masuk ke dalam lembaga-lembaga publik ataupun secara perseorangan saja. Kalian pernah mendengar istilah Sociopreneur?, itu bisa menjadi pilihan kalian nanti setelah lulus.
Setelah terjun langsung ke masyarakat, barulah nanti kalau misalnya ada pembukaan pendaftaran ASN (buat kalian yang pengin banget jadi ASN a.k.a PNS), kalian bisa mendaftar. Pengalaman sebagai pendamping masyarakat jelas akan menjadi pertimbangan penting para perekrut, kalau proses perekrutannya dilakukan dengan benar.
Atau jika itu gagal, kalian bisa terjun ke politik. Selama mendamping masyarakat kalian pasti lebih paham dengan persoalan rill mereka. Kalian pasti menjadi lebih paham apa sebenarnya kebutuhan mereka. Kalian pasti lebih paham bagaimana cara terbaik memperlakukan dan memperjuangkan nasib mereka. Karena alasan itulah kalian terjun ke politik : benar-benar memperjuangkan masyarakat.
Tak perlu berpikir modal. Selama terjun ke masyarakat itulah modal kalian. Kalian sudah mempunyai konsitituen yang cukup pasti. Ingat loh, masyarakat sekarang sudah cerdas. Mereka telah bisa membedakan mana itu calon yang berkualitas dan mana itu calon yang hanya mengandalkan atau berorientasi uang. Kalian sudah dekat dengan masyarakat, sudah terbukti bekerja untuk mereka, itu merupakan modal besar bagi kalian yang tak dimiliki oleh calon lain yang hanya terjun ke masyarakat lima tahun sekali.
Jadi...sebagai penutup saya berpesan kepada kalian : mulai sekarang mulai pelajarilah ilmu memberdayakan masyarakat, negosiasi, kepemimpinan, komunikasi massa, dan bahkan ilmu mempengaruhi orang melalui ucapan. Tak lupa pula, pelajarilah ilmu rendah hati, sopan santun, dan juga keadilan. Karena itulah yang sebenarnya kalian butuhkan. Jangan gengsi untuk kembali ke masyarakat, tempat di mana kalian dulu berasal.
Menjadi beda itu keren. Di saat sarjana lain hanya berburu kesejahteraan untuk dirinya sendiri, kalian malah menentang arus itu dan berbuat sesuatu yang 360 berkebalikan dengan apa yang dilakukan sarjana lain pada umumnya.
Yakinlah. Tuhan merestui kalian semua
Menjadi beda itu keren. Di saat sarjana lain hanya berburu kesejahteraan untuk dirinya sendiri, kalian malah menentang arus itu dan berbuat sesuatu yang 360 berkebalikan dengan apa yang dilakukan sarjana lain pada umumnya.
Yakinlah. Tuhan merestui kalian semua