Tangan Perempuan - Jurnal Darul Azis

Tangan Perempuan

Tangan Perempuan

Tangan Perempuan/Ilustrasi Shutterstock

Dulu saya pernah mendengar seorang janda tua berujar begini : 
"Laki-laki itu, kalau ditinggal mati duluan oleh istrinya, kemungkinan besar akan menikah lagi. Namun tidak demikian dengan perempuan. Kebanyakan dari mereka akan lebih memilih untuk fokus mengurus anak, ketimbang menikah lagi." 
Saat itu juga, saya langsung membenarkan pernyataan beliau. Sebab faktanya memang demikian, setidaknya di kampung saya. Sedikit sekali laki-laki yang betah menduda, apalagi yang sudah punya anak, masih kecil pula. Mereka akan terlihat kalangkabut mengurus keluarganya seorang diri. Mulai dari mencari nafkah, mengasuh anak, membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan berbagai macam aktivitas rumah tangga lainnya.

Saya pun jadi ingat pengakuan seorang tetangga laki-laki paling bengal di kampung saya, setelah seharian penuh menggantikan peran ibunya di dapur. Katanya, lebih enak bekerja di luar daripada bekerja di (dapur) rumah. Pekerjaan di rumah itu tiada habisnya, menyita banyak tenaga, dan tentu sangat melelahkan. Makanya, jangan pernah sekali-kali mencela pekerjaan perempuan/istri, pesannya kala itu.

Tak tahu kenapa, pernyataan dari kedua orang itu hingga kini masih melekat di benak saya. Dan menjadi fondasi atas keyakinan-keyakinan lain tentang tangan seorang perempuan. 

Saya meyakini, pada dasarnya tangan seorang perempuan itu adalah tangan cinta dan ketulusan. Tangan yang tak pernah setengah-setengah dalam melakukan pekerjaan. Tangan totalitas.

Tangan perempuan adalah tangan yang tak akan pernah menengadah. Ia tetap tulus tanpa pamrih apa pun. Sebab semua pekerjaan yang dilakukannya dasarnya hanyalah kecintaan--kepada anak, suami, dan keluarga.

Tangan perempuan adalah tangan yang senantiasa melahirkan cinta, merawat kasih sayang, dan membesarkan hati orang-orang yang dicintainya.

Tangan perempuan adalah tangan paling ramah untuk menjadi sebaik-baik rumah. Tempat istirahat terbaik bagi hati dan pikiran yang lelah. Tangan perempuan akan selalu terbuka bagi orang-orang yang dicintainya.  

Tangan perempuan, juga adalah tangan yang berandil besar dalam menentukan masa depan keluarganya. Di dapur, ia adalah pengatur keuangan keluarga. Di sumur, ia adalah penjaga kehormatan dan kesucian keluarga. Dan di kasur, ia adalah partner suami dalam memecahkan masalah yang (mungkin) dihadapi keluarga.

Bisa jadi, tangan perempuan adalah jelmaan Tangan Tuhan. Tangan yang penuh kasih sayang, sabar, lembut, dan suci.

Maka dari itu, jagalah ia dari luka. Kasihi dan sayangilah sebagaimana ia mengasihi dan menyayangi orang-orang yang dicintainya. Genggam dan belailah iadengan penuh kelembutan. Dan senantiasa peliharalah kesuciannya.

Sebab sekali lagi, bisa jadi, tangan perempuan adalah jelmaan Tangan Tuhan. 
Please write your comments