Estetika Iklan Sedot WC dan Tempat Tinggal yang Penuh dengan Sampah Visual - Jurnal Darul Azis

Estetika Iklan Sedot WC dan Tempat Tinggal yang Penuh dengan Sampah Visual

Estetika Iklan Sedot WC dan Tempat Tinggal yang Penuh dengan Sampah Visual

Sedot WC. Dua kata tadi pasti sangat familiar di mata penduduk perkotaan. Iklan tersebut biasa ditempel pada tiang-tiang listrik. Sementara kita tahu, di wilayah perkotaan, tiang listrik seakan telah menjadi kebutuhan utama dan menjadi penopang tegaknya sebuah kota. Menyitir sebuah pepatah, iklan sedot WC dan tiang listrik dapat diungkapkan begini : di mana ada tiang listrik di situlah ada iklan sedot WC. Bahkan pada satu tiang bisa tertempel beberapa iklan yang mungkin memang beda perusahaan.

Iklan Sedot WC
Iklan Sedot WC (Dok.pribadi)

Di antara sekian banyak iklan jalanan, jujur iklan sedot WC ini adalah yang paling saya suka. Sederhana, eye catchy, tandas, dan tentu saja persebarannya ada di mana-mana. Hampir merajai setiap sudut kota.

Ada beberapa hal yang menjadikan iklan tersebut menarik, selain persebarannya yang begitu luas hingga ke pelosok perkampungan. Yakni pemilihan jenis huruf, warna, dan ukuran serta kontrasnya.

Huruf yang digunakan biasanya jenis Arial atau Arial Black. Sedangkan untuk pemilihan warna, sepertinya warna biru dan hitam telah menjadi warna favorit. Memang ada sebagian beberapa iklan yang menggunakan warna merah dan hijau, saya pernah melihatnya beberapa kali. Namun secara kuantitas, saya rasa warna biru dan hitam adalah yang paling banyak digunakan.  Pemilihan warna biru dan hitam pada kertas hvs ukuran A4, menjadikan iklan ini mudah semakin terlihat dan mencolok karena kontrasnya menjadi lebih pas. 

Kata “Sedot”, “WC”, “Buntu”, atau "Mampet" sengaja ditonjolkan, ukurannya jauh lebih besar dari kontak pengiklan. Ukurannya berkisar pada angka 140-170. Dan saya rasa itu merupakan pilihan tepat, sebab secara tidak langsung iklan tersebut tengah menarasikan sebuah permasalahan (yang sebenarnya sangat pelik!) yakni WC yang buntu atau mampet berikut solusi jitu yang ditawarkan (disedot oleh mereka).

Selama ini barangkali Anda kurang begitu memerhatikan iklan tersebut. Namun setelah membaca tulisan ini, cobalah untuk memerhatikannya. Syukur-syukur Anda mau memotretnya. Jangan terlalu acuh, karena bisa jadi suatu saat Anda membutuhkannya. 

Atau kalaupun tidak butuh, minimal itu akan membuat Anda sadar bahwa di tempat tinggal Anda telah penuh dengan sampah visual. Itu!

Please write your comments