Rencana Bunuh Diri dan Upaya Mengarang Buku - Jurnal Darul Azis

Rencana Bunuh Diri dan Upaya Mengarang Buku

Rencana Bunuh Diri dan Upaya Mengarang Buku


Halo, namaku A. Aku seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Gudeg. Dan ini bukan cerita stensil murahan sebagaimana mungkin kalian sering baca di internet.

Aku saat ini sedang menuju ke usia 27, belum menikah dan memang belum berpikir untuk itu karena aku masih memendam sebuah ambisi untuk terlebih dahulu menerbitkan buku sebelum hari pernikahanku. 

Aku sudah beberapa kali menjalani tes kepribadian. Konon, berdasarkan hasil tes tersebut aku berbakat menjadi seorang pengarang. Awalnya, aku sebenarnya tidak mau sepenuhnya mempercayai omong kosong itu, namun hasil tes yang sama membuatku sedikit berpikir tidak ada salahnya untuk mempercayai sepenuhnya. Beberapa teman juga telah mengakui kualitas tulisanku, terlepas dari entah mereka jujur atau tidak dan memang punya referensi yang bagus tentang karya tulis atau tidak. Tolong itu jangan diulik. 

Nah, kemarin, aku benar-benar percaya bahwa aku memiliki bakat yang bagus dalam mengarang cerita. Itu terjadi setelah aku teringat bahwa aku pernah  beberapa kali berhasil membohongi pengibul kelas berat di kota ini. Aku juga pernah mencopet para pencopet di terminal. 

Tapi di saat aku berhasil mempercayai sepenuhnya, aku kemudian sadar kalau saat ini aku masih mengalami kebuntuan dalam menulis. Sudah hampir setahun ini aku tidak menghasilkan tulisan yang berarti dan memuaskan diriku. Ini tentu saja membuat aku depresi, meski dalam kehidupan sehari-hari aku tampak baik-baik saja dan bahkan bahagia. 

Berada dalam perjalanan usia menjelang 27 tahun mengingatkanku pada sosok penyair Chairil Anwar. Dia mati muda, saat berusia 27 tahun. Tapi sampai sekarang karyanya masih hidup. Sosoknya masih dibicarakan. Kupikir, tak lain karena karya-karyanya memang berkualitas. 

Aku sebenarnya tidak ingin mati muda. Tapi aku tidak bisa jika hanya hidup begini, tanpa menghasilkan apa pun.

Hari ini aku sedang memikirkan rencana untuk bunuh diri dalam tiga puluh hari ke depan, sambil berpacu untuk menyelesaikan sebuah buku yang saat ini sedang ingin kutulis. Aku tak tahu mana yang akan tiba terlebih dahulu, apakah aksi bunuh diri itu atau selesainya buku karanganku yang berjudul "Yang Tersembunyi di Dasar Hati". 

Saat ini aku belum tahu akan bunuh diri dengan cara apa dan mengisi judul buku itu dengan cerita macam apa. Kita lihat saja nanti, ya! Tapi, kalau kamu mau membantuku (menyumbang ide untuk keduanya, aku akan sangat senang hati untuk mempertimbangkannya).

Yogya, 30 November 2018


Please write your comments