Berselpi bersama keluarga |
Sendiri pun jadi, yang penting hepi |
Subhanallah bahagianya |
Salah satu kebiasaan yang bisa membuat manusia modern merasa bahagia adalah berfoto ria, termasuk di dalamnya adalah selpi. Apalagi bagi masyarakat kota metropolitan, berfoto adalah bagian penting dalam hidup mereka. Tak terkecuali ketika hendak shalat ied, ritual foto-foto pasti akan menjadi satu kesatuan bersama niat, rukun, dan syarat sah salat ied. Agar makin khusyuk dan kekinian tentu.
Satu... dua... tiga |
Sebab jika kau shalat ied di kampung kau tak akan bisa melakukan hal ini, dan jangan cobacoba melakukannya, bahkan jika kau tidak punya rasa malu sekalipun : membawa hape saat shalat ied agar bisa selpi pra/pasca shalat ied. Bisa dikutuk kau sepanjang hidup.
Akurapapa |
Lagi pula, memang tidak baiklah membawabawa kebiasaan semacam ini ke kampungkampung. Biarlah masyarakat kampung/desa menjadi sebagaimana mestinya, tanpa perubahan budaya ke arah yang lebih kacau, yang terkadang justru kitalah yang membawanya.
Meski tidak pulang kampung, hari ini, kami (saya dan Cholis) berusaha untuk berbahagia, sebab bisa melihat wajah Jogja yang sebenarnya; sunyi, lengang, dan fotoable banget. Hari ini, kami cukup berbahagia, bisa shalat ied bersama masyarakat asli Jogja. Hari ini, kami mencoba untuk tetap berbahagia, karena bisa merasakan bagaimana rindu yang sebenarnya, dan merantau yang agak sesungguhnya. Dan, hari ini pula, kami merasa sangat berbahagia, karena masih dipercaya oleh-Nya untuk menjalani harihari istimewa, yang bisa kami gunakan untuk terus memperbaiki diri, dan kembali fitri.
Meski postingan saya kali ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk saya jadikan sebagai ucapanucapan met lebaran yang biasa dibroadcast oleh saudara/i kita yang malas dan tak mau susah itu, melainkan hanya untuk memosting foto lebaran di Jogja, saya tetap merasa perlu mengucapkan selamat hari raya iedul fitri 1436 Hijriyah, 2015 Masehi. Semoga semangat ramadhan ra mung anget-anget tahi ayam ya. Karena percayalah seanget-angetnya tahi ayam, tetap tak jauh lebih enak dari angetnya wedhang ronde di depan masjid Syuhada.
Meski tidak pulang kampung, hari ini, kami (saya dan Cholis) berusaha untuk berbahagia, sebab bisa melihat wajah Jogja yang sebenarnya; sunyi, lengang, dan fotoable banget. Hari ini, kami cukup berbahagia, bisa shalat ied bersama masyarakat asli Jogja. Hari ini, kami mencoba untuk tetap berbahagia, karena bisa merasakan bagaimana rindu yang sebenarnya, dan merantau yang agak sesungguhnya. Dan, hari ini pula, kami merasa sangat berbahagia, karena masih dipercaya oleh-Nya untuk menjalani harihari istimewa, yang bisa kami gunakan untuk terus memperbaiki diri, dan kembali fitri.
Meski postingan saya kali ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk saya jadikan sebagai ucapanucapan met lebaran yang biasa dibroadcast oleh saudara/i kita yang malas dan tak mau susah itu, melainkan hanya untuk memosting foto lebaran di Jogja, saya tetap merasa perlu mengucapkan selamat hari raya iedul fitri 1436 Hijriyah, 2015 Masehi. Semoga semangat ramadhan ra mung anget-anget tahi ayam ya. Karena percayalah seanget-angetnya tahi ayam, tetap tak jauh lebih enak dari angetnya wedhang ronde di depan masjid Syuhada.