Etika Saat Bertanya di Jalan (Bag. 2 dari 4 Tulisan) - Jurnal Darul Azis

Etika Saat Bertanya di Jalan (Bag. 2 dari 4 Tulisan)

Etika Saat Bertanya di Jalan (Bag. 2 dari 4 Tulisan)

Sumber gambar dari sini




Dalam artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan kepada Anda bahwa saya akan sangat kesulitan ketika harus mencari tempat atau melewati jalan baru. Karena itulah kemudian, bertanya menjadi kebutuhan utama saya. Hal tersebut perlahan membuat saya paham bahwa ternyata ada semacam etika khusus saat bertanya di jalan. Saat ini saya tinggal di Jogja, dan di sinilah saya banyak mendapatkan pemahaman tentang itu. 

Oh iya...saya juga punya beberapa teman yang memiliki pengalaman buruk  berkaitan dengan etika bertanya ini. Karena ia sama sekali tak tahu tentang hal tersebut, alhasil, bukannya mendapatkan petunjuk jalan, mereka malah kena 'semprot' dari orang yang ditanya. 

Selain itu, saya juga pernah ngobrol-ngobrol dengan seorang tukang tambal ban, tukang becak, dan pedagang kaki lima di Jogja yang mangkal di pinggir jalan. Mereka mengakui bahwa memang ada etika khusus yang diperhatikan dan diterapkan oleh orang yang akan bertanya di jalan. Sebagian dari mereka berkisah, sering tak memedulikan orang yang bertanya hanya dari dalam/atas mobil/motor tanpa mau mematikan mesin atau bahkan tanpa turun dari mobil/motor. Mereka sering kali mengabaikannya. Atau kalau suasana hati sedang tidak baik dan gregetan, mereka malah akan menunjukkan jalan yang salah. Weew.. ngeri kan?

Nah.. agar kita tidak sampai kena marah atau malah disesatkan oleh orang yang kita tanya, berikut ini beberapa etika khusus yang harus kita perhatikan (untuk kemudian kita terapkan) saat bertanya pada orang lain, khususnya ketika minta petunjuk jalan atau alamat.  

1.  Mematikan Mesin dan Turun Dari Kendaraan
Ini yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang. Mungkin karena buru-buru, malas, atau memang tidak paham, mereka tidak/lupa  mematikan mesin ataupun turun dari kendaraannya. Orang yang bertindak begitu akan terkesan meremehkan dan tidak menghargai orang lain dan tentu sangat tidak disukai oleh orang yang akan ditanya. Risikonya, kalau nggak dicuekin ya disasarin. Oleh karena itu, meskipun butuh waktu lebih, sebaiknya ketika hendak hendak bertanya, kita terlebih dahulu mematikan mesin dan turun dari kendaraan.  Setelah itu, mari kita lakukan hal yang ada di poin ke dua.
       
2. Melepas Helm

Ya.. melepas helm juga menjadi wujud penghargaan kita terhadap orang lain. Namun jika Anda keberatan, tidak melepas helm pun tidak apa-apa asalkan sudah melakukan hal yang ada di poin pertama dengan baik. Biasanya, orang yang ditanya masih akan menoleransi Anda. Tapi memang lebih baik, dan ini sangat disarankan agar Anda melepas helm saja. Dengan begitu, orang yang Anda tanya akan lebih terbuka dan respect.
  
3. Menggunakan Bahasa yang Sopan, Jika Memungkinkan Gunakanlah Bahasa Lokal

Bahasa menunjukkan siapa kita. Karena itulah, ketika hendak bertanya pada orang lain, gunakanlah bahasa yang sopan, serta gunakanlah intonasi, pemilihan kata dan kalimat dengan tepat. Penggunaan bahasa lokal masyarakat setempat akan lebih disukai.

4. Menyimak Penjelasan Dengan Penuh Perhatian

Ini juga penting. Ketika orang yang kita tanya sedang memberikan penjelasan atau petunjuk, sebaiknya kita perhatikan dengan saksama. Selain sebagai wujud penghargaan kita kepada yang ditanya, ini juga menjadi kebutuhan kita sebagai penanya agar mendapatkan informasi yang detail, tepat, dan benar. Akan lebih baik lagi kalau kita mengulang informasi yang mereka berikan sehingga kita bisa memastikan bahwa apa yang mereka informasikan dan yang kita tangkap telah benar adanya. Tidak ada salah pengertian atau salah tangkap.

5. Mengucapkan Terima Kasih

Ucapan terima kasih sering kali lebih berharga dari apa pun. Ia menjadi kata wajib yang harus kita ucapkan kepada orang yang telah kita mintai bantuan. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah menunjukkan jalan kepada kita. Sebab tanpa mereka, bisa jadi kita akan tersesat dan tak tau arah jalan pulang. Ehmm.. kayak lagunya Rumor saja.
  
6. Berpamitan

Mendapatkan penjelasan sudah, berterima kasih sudah, selanjutnya kita bisa langsung berpamitan kepada orang kita tanya. Perjalanan bisa dilanjutkan tanpa meninggalkan rasa dongkol di benak orang lain dan kita bisa menemukan tempat/jalan yang kita cari tanpa halangan suatu apa.
  
Bonus tips
Sebelum bertanya, ada satu hal penting yang juga harus kita perhatikan, yakni dalam memilih orang yang hendak kita tanya. Ini untuk memastikan bahwa orang yang kita tanya adalah benar-benar orang yang tepat, tahu, dan paham sehingga kita tidak perlu lagi bertanya dua kali. Bertanyalah kepada penduduk setempat, dengan mendatangi langsung rumah salah satu penduduk. Atau bisa juga dengan bertanya kepada satpam atau polisi. Tapi kalau memang tidak memungkinkan untuk itu, kita bisa bertanya kepada para pedagang di pinggir jalan, kebanyakan dari mereka juga biasanya juga sangat paham dengan tempat di sekitarnya. Selama kita menerapkan etika yang telah saya sebutkan di atas, maka besar kemungkinan kita akan mendapatkan informasi/petunjuk yang tepat.

Demikian, 6 etika yang harus kita perhatikan saat bertanya kepada orang lain, khususnya ketika sedang dalam perjalanan. Semoga bisa kita terapkan dengan baik.

2 comments

  1. setuju banget.
    ayo terus berusaha dan jangan malu bertanya.

    sekarang jamannya MAU BERTANYA NGGAK SESAT DI JALAN
    http://alvinatorum.blogspot.co.id/2016/01/mau-bertanya-nggak-sesat-di-jalan.html

    ReplyDelete
  2. Iya Mas Alvin..thanks kunjungannya

    ReplyDelete